Bab 33

4.3K 325 15
                                    

Disclaimer!!
- Part ini bakalan fokus ceritain kehidupan kedepannya para pemeran utama seperti Aksa dan Nathan
- Banyak kata-kata kasar, adegan percobaan bunuh diri dan adegan kekerasan
- Tolong lebih bijak untuk memilah ceritanya ya gays and happy reading all 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。


(⁠。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。⁠)


Setelah sampai rumah sakit, Nathan langsung di bawa ke dalam ruangan operasi. Karena luka tusukan Nathan tepat pada nadi nya, dan itu akan sangat berbahaya jika telat di tindaklanjuti. Untungnya Nathan datang tepat waktu, jika telat sedikit saja kemungkinan Nathan tidak akan selamat.

Jesi dan Bagas hanya dapat menunggu di luar ruang operasi. Jesi benar-benar khawatir, apalagi sudah 2 jam lamanya operasi dilakukan tapi tidak ada tanda-tanda dokter akan keluar. Dan setelah 30 menit kemudian dokter baru keluar dari ruangan operasi. Tentu saja Jesi dan Bagas segera bertanya tentang kondisi Nathan pada dokter.

"Dokter gimana keadaan anak saya? Apakah operasinya berjalan dengan lancar?" Tanya Jesi

"Sayang tenang, biarkan dokter menjelaskan terlebih dahulu" ucap Bagas

"Maafkan istri saya dok" ucap Bagas pada dokter

"Tidak masalah pak, untuk operasi pasien berjalan dengan lancar. Untungnya bapak dan ibu membawa pasien secepatnya, karena jika tidak saya tidak tau apakah pasien akan selamat atau tidak. Melihat dari kondisi luka pasien, yang menjadi masalah nya bukan hanya 1 melainkan ada 4 tusukan yang cukup dalam pada nadi pasien. Dan ini adalah sebuah keajaiban karena pasien bisa selamat selama dalam perjalanan" jelas dokter

"Lalu bagaimana keadaan anak saya sekarang dok?" Tanya Jesi

"Operasi memang berjalan dengan lancar, tapi saya minta maaf saya harus mengatakan ini" jawab dokter

"A-apa yang terjadi pada anak saya dok?" Tanya Jesi

"Dengan berat hati saya mengatakan bahwa pasien mengalami koma" jawab dokter

Tentu saja jawaban dokter membuat Jesi lemas seketika, untung saja Bagas segera menopang tubuh Jesi yang hendak limbung ke bawah. Karena kondisi Jesi yang tidak memungkinkan, membuat Bagas mengambil alih pertanyaan pada dokter.

"Lalu kemungkinan kapan anak saya akan sadar dok?" Tanya Bagas

"Kami belum bisa memastikannya, tapi bapak dan ibu tenang saja kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien. Saya harap peran keluarga di sini akan sangat membantu kesembuhan pasien. Keluarga harus mengajak ngobrol pasien, walaupun pasien koma tapi pasien dapat mendengar apa yang sedang orang-orang di sekitarnya. Begitu juga dengan doa, doa dari keluarga akan membantu kesembuhan pasien" jawab dokter

"Baik kami mengerti, terimakasih dokter" ucap Bagas

"Sama-sama dan ini juga sudah menjadi tugas kami untuk membantu pasien" jelas dokter

Lalu dokter pun mulai meninggalkan Bagas dan Jesi. Setelah dokter pergi ada beberapa perawat yang mendorong ranjang milik Nathan untuk di pindahkan ke ruangan inap. Setelah sampai di ruangan inap, Bagas menyuruh Jesi untuk istirahat. Karena kondisi Jesi saat ini tidak dapat dikatakan baik, maka dari itu Bagas ingin Jesi beristirahat.

"Sayang kamu istirahat aja ya, biar Nathan mas yang jaga" ucap Bagas

"Mas anak kita bakalan bangun kan? Nathan ga akan ninggalin kita kan mas?" Tanya Jesi

"Iya sayang Nathan pasti bangun, dia anak yang kuat. Maka dari itu kamu harus istirahat agar bisa menjaga Nathan dan menunggu Nathan bangun" jawab Bagas

what i'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang