t i g a p u l u h l i m a

934 4 0
                                    

"Oh jadi ini manusia gak tau diri itu?"

"Masih hidup ternyata?"

"Ini kan ya yang biseksual?"

"Lo gay Lang?"

"Berapa tuh semalam?"

"Berapa ronde tuh sekali main?"

"Apa enaknya jadi gay?"

"Masih punya muka buat datang kuliah ternyata"

"Punya muka berapa sih?"

"Udah berapa kali hamilin ibunya tuh?"

"Sering main sama Reni ternyata"

"Orang yang punya kelainan seks harus di jauhin gak sih gays?"

"Ih takut kena HIV gw kalau dekat dekat dia"

"Jangan dekat dekat sama Langit gays nanti kalian bisa kena HIV"

"Pergi aja lo dari kampus ini"

"Gak tau diri banget"

"Mokondo gak sih?"

"Cih mokondo aja bangga"

"Gak pantes hidup lo!"

"Mati aja sana!!"

"Eh itu kenapa sih? Kok rame banget di sana?" tanya Petir kepada temannya.

"Gak tau, samperin aja lah" ucap Topan.

"Ada apa?" tanya Ari kepada teman kampusnya.

"Lo gak tau?, sahabat lo tuh lagi di bully sama anak anak" balas mahasiswa itu.

"Langit?, di bully?" tanya Petir.

"Iya, tolongin sana kan sahabat lo" ucap mahasiswa itu.

"Dih sahabat? Gw?"

"Sorry ya bukan sahabat gw lagi itu, gak banget gw punya sahabat kayak gitu. Malu tujuh turunan gw punya sahabat kayak gitu" ucap Petir.

"Dih dulu siapa yang kemana mana selalu berempat?" tanya si mahasiswa.

"Dulu ya dulu lah, beda lagi kalau sekarang"

"Halah bertahun tahun sahabatan masa gak tau kalau sahabatnya punya hubungan gelap sama ibu kandungnya sendiri" ucap si mahasiswa.

"Heh Jamal!! Emangnya gw intel yang harus tau semua informasi tentang dia? Om Bintang aja yang notabenya bapaknya si Langit aja gak tau" ucap Petir menggebu gebu.

"Ck udah deh kok malah jadi ribut sih" sahut Topan.

"Tau tuh si Jamal duluan yang mulai"

"Mau di tolongin?" tanya Ari kepada Topan dan Petir.

"Tolongin? Buat apa?" tanya Topan.

"Udah deh biarin aja, manusia kayak gitu emang pantes dapat bullyan. Biar sadar diri lebih bagusnya sih kena mental" ucap Petir.

"Emangnya lo pada gak kasihan?" tanya Ari.

"Kasihan sih, tapi orangnya kayak gitu. Biarin aja sekali kali di bully biar kapok" ucap Petir dan Topan bersamaan.

"Tapi kasihan loh udah parah banget itu" ucap Ari.

"Lo mau bantuin?, sana aja sih kalau mau bantu" ucap Petir.

Terlihat di depan sana Langit sedang di bully habis habisan oleh teman kampusnya, baju yang kotor akibat siraman air comberan dan air pel di sertai telur busuk yang bercampur dengan tepung membuat bau busuk sangat menyengat. Noda merah yang berasal dari tomat entah darimana anak anak kampus itu mendapatkan tomat, saos dan kecap yang mereka dapat dari kantin dengan sengaja mereka tumpahan ke rambut dan baju Langit. Tak banyak juga mahasiswa yang memukuli Langit karena jijik dengan kelakuannya, cacian dan hinaan Langit dapatkan dari teman kampusnya ketika baru saja mendaratkan kakinya di koridor fakultas ilmu komunikasi.

Ibuku Adalah Pacarku  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang