Vomment ya ya ya ya ya. Thaaaanks :)
*********
Kelsey's POV :
"Cepatlah, Kelsey! Mereka akan segera sampai!" ibu berseru dari ruang tamu, suaranya bergema di seluruh ruangan.
"Ibu, tenang saja, ok?" aku memberitahunya ketika aku muncul di hadapannya, menggelengkan kepalaku. "Jangan sampai membuat dirimu kelelahan, ok?"
"Ya, ya, aku tahu," responnya, mendudukkan dirinya di sofa dengan napas terengah-engah yang sudah sering kudengar. "Tapi mereka sudah hampir di sini dan kita harus memastikan bahwa semuanya telah siap."
Aku memutar bola mataku, menyelipkan seuntai rambut blondeku yang pendek ke belakang telingaku. Ini adalah harinya dimana tuan Harry Styles akan mendatangai rumah kami bersama keluarganya. Lelaki itu akhirnya mendapatkan waktu luang dari jadwal boyband-nya dan mendatangi rumah kami bersama keluarganya, ya, untuk bertemu dengan pengantin perempuannya. Ini sudah hampir dua setengah minggu setelah ibu memberitahuku tentang penyakitnya dan tentang pernikahan ini, dan akhirnya kami akan melihat pengantin prianya beserta keluarganya. Tapi di atas itu semua, ibu semakin melemah dan itu sangat terlihat setiap harinya.
Kulitnya semakin pucat setiap hari dan tak hentinya ia terbatuk. Ia menolak untuk bertahan di rumah sakit, ia tahu bahwa itu semua tidak akan menyembuhkan penyakit kankernya yang semakin ganas dari yang sudah-sudah.
Ketika ibu memberitahuku bahwa lelaki itu adalah Harry Styles, awalnya aku tidak percaya. Tapi lalu ibu menceritakan bagaimana hubungan persahabatannya dengan ibunya Harry, bagaimana mereka berada di kampus yang sama kala itu. Yang tidak dapat kupercaya, ia tidak pernah menyebut nama Harry walau ia sadar betapa populernya boyband One Direction. Tapi keluarga Harry kini terbang ke Miami, Florida untuk bertemu dengan kami, dan barulah aku sadar bahwa ini nyata.
Selama kami menunggu Harry Styles sampai, aku berteleponan dengan sahabatku, Logan, ketika aku merapihkan dapur. "Lelaki ini sungguh tidak layak." katanya di telepon. "Aku tidak ingin sahabatku menikah dengan seorang yang brengsek."
Aku terkekeh, menggelengkan kepala. Logan selalu bersikap protektif terhadapku, tapi itulah yang membuatnya menjadi teman yang baik. Kami sudah berteman selama dua belas tahun. Terkadang aku merasa bahwa ia menganggapku lebih dari seorang teman, tapi aku lebih memilih jika ia tidak seperti itu. Karena akan lebih simple dan sederhana, apalagi ketika aku tidak membalas perasaannya. Aku tidak akan pernah mengakui ini, hingga ia bertindak, tapi sampai sekarang, Logan hanya teman baikku.
"Kita akan lihat itu, Logan," aku memberi tahunya, menaruh iPhone-ku di antara bahu kananku dan pipiku seraya mengambil dua buah gelas dari dishwasher dan meletakkannya ke dalam lemari.
"Jadi kau serius memutuskan untuk menjalani ini semua?" tanyanya, dan aku yakin ia sedang menaikkan alis coklat gelapnya sekarang.
"Aku harus," aku menghela napas, meraih tangan kananku untuk memegang ponselku dengan baik. "Ibuku sekarat, Logan," aku berbisik. "Ini yang dia inginkan, aku harus memenuhi itu." Aku mengerutkan bibirku, bersandar di counter. "Ini bukan apa yang aku inginkan; semua ini bisa meledak-ledak di wajah kita --- kau lihat betapa kasar penggemarnya! Mereka akan memakanku hidup-hidup." Aku memberi jeda sebelum akhirnya menghela napas. "Tapi aku akan melakukannya ---untuk ibuku aku akan melakukannya."
Logan terdiam sejenak, hanya napasnya yang terdengar ketika aku merenungkan kata-kataku. "Kurasa kau benar," akhirnya ia berkata.
Tiba-tiba, bel berbunyi dan aku berdiri dalam sekejap, mataku melebar. "Shit, Logan, mereka sudah sampai. Aku akan menghubungimu lagi nanti!"
"Beritahu aku nanti," kata Logan sebelum aku memutuskan panggilan.
Ketika aku melangkahkan kaki menuju pintu, aku berhenti sejenak untuk melihat diriku dari cermin di lorong. Aku mengenakan skinny jeans, kaus berkerah V berwarna biru tua, dan sepatu homey UGG slippers-ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound
FanfictionIbunya yang sekarat berharap agar ia menjadi istri yang bahagia, walaupun usianya baru menginjak 19 tahun. Dan sekarang, Kelsey Ross harus memenuhi keinginan ibunya itu. Sedikit yang ia tahu bahwa laki-laki yang dijodohkan dengannya adalah, Harry St...