Heeeey. Happy Eid Mubarak!
Cie yang besok lebaran. Author mohon maaf lahir batin ye, atas ke-typo-an yang kerap kali terjadi. Hahaha Haa
Jangan lupa Vomment. Love u :*
*******
Kelsey'POV :
"Kelsey!" kudengar suara Logan mengalahkan kericuhan di bandara.
Berbalik, aku melihat Logan melambaikan tangannya padaku, dan aku menyengir. Menyeret koperku di belakang, aku berjalan menghampirinya dan berhenti lalu aku memberiknya pelukan erat. "Logan!" seruku sambil kami melepas pelukan, aku tersenyum. "Apa kau semakin tinggi?"
"Mungkin kau yang semakin pendek," ia menyengir dan aku memtuar bola mataku. "Sini, berikan tasmu," tambahnya, mengambil koper dariku.
Aku akhirnya berada di Miami sekarang dan Logan datang menjemputku. Ini hampir tengah malam dan aku waspada, karena mungkin Logan ingin segera pergi tidur. Aku akan menginap di rumah Logan dengan orang tuanya, yang sudah sangat baik menawariku tempat untuk menginap.
Aku dan Logan kini berada di mobil, menuju ke rumahnya. "Jadi bagaimana turnya?" tanyanya sambil membelokkan stir ke kiri di jalan yang tinggi. "Melihat tempat-tempat yang menarik?"
Aku tertawa, mengangguk. "Kami pergi ke Spanyol, Italy, Denmark, Sweden --- banyak sekali tempat-tempat yang indah. Oh, Logan kau akan menyukai itu."
"Aku yakin aku sudah menyukainya," gumamnya. "Jadi bagaimana tentangmu dan Harry?"
Aku menggigit lidahku. Aku merenung memikirkan haruskah aku memberi tahunya tentang bagaimana aku dan Harry berciuman ---dua kali, tapi aku memutuskan untuk tidak memberitahunya. Setidaknya, jangan sekarang. "Semuanya baik." Akhirnya aku menjawab. "Dia lelaki yang baik."
Logan mengangguk dan dalam beberapa menit, kami sampai di depan rumahnya. Berjalan ke pintu utama sambil ia membawa koperku, pintunya terbuka dan muncullah Julia, ibu Logan.
"Kelsey!" ia menyengir seraya menarikku ke pelukannya. "Senang sekali melihatmu. Oh, kau terlihat sangat cantik. Sepertinya Eropa bagus untukmu."
Aku tersenyum sambil ia membawaku masuk ke dalam rumahnya. Ini terlihat sama ketika terakhir aku melihatnya; luas dan indah dengan dinidng berwarna krem dan gaya modern. Di ruang tamu ada Fletcher, ayah Logan. "Kelsey," ia tersenyum, berdiri lalu memelukku. "Senang melihatmu, sayang."
"Kau juga," aku tersenyum lalu kami melepas pelukan.
"Aku akan membawa tasmu ke kamar tamu," kata Logan, sebelum menarik koperku ke arah lorong.
"Bagaimana kabarmu, sayang?" Julia tersenyum selagi kami duduk di sofa. "Bagaimana kehidupan di London?"
"Baik," aku tersenyum. "London sangat indah dan orang-orang di sana juga baik."
Fletcher tersenyum, "Bagaimana suamimu?" ia menajamkan alisnya. "Tidak memberimu masa-masa sulit, 'kan?"
Aku melepas tawaku. "Tidak, dia baik," balasku dengan senyuman. "Dia lelaki yang mengagumkan, sungguh."
"Apa kau menyukainya? Kau tahu, maksudku?" Julia mendorong pundaknya dengan pundakku, dan aku memerah.
Aku mengangkat bahuku. "Aku tidak tahu," kataku. "Dia lelaki yang baik, tapi aku tidak begitu yakin. Sulit untuk dikatakan sekarang ini."
"Well, kau bisa mengambil waktumu," Fletcher terkekeh. "Maksudku, dia adalah suamimu bagaimanapun."
********
Hari-hari yang berlalu di Miami berjalan baik. Aku sudah berada di sini selama tiga hari dan empat hari sebelum kepulanganku ke London. Hari ini, Logan dan orang tuanya pergi bekerja, jadi aku di rumah sendirian. Tapi Julia meninggalkan mobil beserta kuncinya untukku, dan aku ingin pergi ke suatu tempat, maka aku memanfaatkannya. Melepas piamaku, aku berganti pakaian dan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound
FanfictionIbunya yang sekarat berharap agar ia menjadi istri yang bahagia, walaupun usianya baru menginjak 19 tahun. Dan sekarang, Kelsey Ross harus memenuhi keinginan ibunya itu. Sedikit yang ia tahu bahwa laki-laki yang dijodohkan dengannya adalah, Harry St...