12. Moment In Spain

7.5K 757 24
                                    

Guys, keep vomment please :(

*********

Kelsey's POV :

Aku mengunyah brownies coklat Fiber One yang kumakan sambil bersandar di kamar hotelku. Aku sendirian sedangkan the boys sedang konser, dan aku merasa tidak mampu untuk berdiri di tengah ribuan gadis yang berteriak. Aku merasa tidak enak badan hari ini, sakit tenggorokan, dan tidak kuat berdiri selama dua jam konser.

The boys akan segera kembali, melihat ini sudah jam sebelas malam. Paul, manajer tur the boys yang juga pria termanis, sudah membawaku ke dokter sebelum konser dan aku mendapat beberapa obat, jadi tenggorokanku sudah agak sembuh walau masih lumayan sakit ketika aku berbicara atau hendak menelan sesuatu.

Apakah ini yang dirasakan fans setelah berteriak terus-menerus selama dua jam sehabis konser?

Bahkan aku tidak bisa mengerang karena itu menyakiti tenggorokanku. Jadi aku hanya menenggelamkan wajahku di bantal, bersandar pada perutku di kasur dengan kesal. Ketika aku tetap pada posisi itu dalam kesunyian, aku mendengar suara pintu hotel dan langkah kaki masuk.

"Kelsey?" aku mendengar suara Harry bertanya, diikuti oleh suara pintu yang ditutup. "Apa kau merasa lebih baik?"

Aku memutar kepalaku dan berbalik menghadapnya. Ia mengenakan jeans dan kaus sederhana yang biasa ia pakai dengan jaket, ia menatapku dengan penuh perhatian. Aku menghembuskan napas sambil duduk, menggunakan telapak tanganku untuk bertopang. "Sedikit," balasku dan yang mengejutkanku adalah, suaraku sangatlah serak.

Alis Harry menajam mendengarnya, berjalan mendekatiku sambil melepas jaketnya. "Kau tidak terdengar lebih baik," katanya langsung. "Kau sudah makan sesuatu?" tambahnya, duduk di pinggir kasur di sampingku.

Aku menggelengkan kepalaku, mendudukkan diriku dengan benar. "Tidak juga," jawabku. "Tenggorokanku sakit sekali."

"Kau tahu apa yang kau butuhkan?" Harry bertanya dengan senyuman dan aku menajamkan alisku. "Sup; sup panas."

Aku menggeleng, mengangkat tanganku menuju rambut pendekku. "Aku tidak ingin memakan atau meminum apapun, Harry."

"Kau ingin merasa lebih baik atau tidak?" aku terdiam, dan ia menyengir. "Aku akan memesan sup untukmu."

Sebelum aku bisa berargumen, Harry sudah mengangkat telepon hotel dan memesan chicken soup. Aku menatapnya ketika ia menaruh kembali teleponnya dan aku hanya menggelengkan kepalaku. "Jadi bagaimana konsernya?" tanyaku ---well, lebih terdengar seperti berbisik.

"Lancar," ia tersenyum, membuka tali sepatunya dan melepasnya. "Aku mendapat bra yang dilempar padaku."

Aku tertawa, menggelengkan kepalaku. "Apa lagi yang baru?" tanyaku, mengetahui bahwa gadis-gadis berharap barang-barang bodoh yang mereka lempar ditangkap oleh the boys.

Harry terkekeh sambil merebahkan tubuhnya di kasur di sampingku. Ia menatapku dan bertanya, "Apakah Logan membalas panggilanmu?"

Logan, disebabkan karena perbincangan kami di telepon waktu itu, ia mengabaikanku sekarang. Sudah banyak yang kulakukan agar ia mengangkat teleponku. Aku sudah memberi pesan singkat, menelepon, dan bahkan mengirim pesan di Skype tapi ia tidak pernah membalasnya. "Tidak." Aku menghela napas. "Ia mengabaikanku."

"Dia akan singgah," ia memberiku senyuman kecil yang meyakinkan. "DIa adalah sahabatmu."

Terpaksa akupun tersenyum. "Yeah."

Sebuah ketukan pintu terdengar beberapa saat kemudian dan Harry bangkit untuk membukanya. Harry berterima kasih pada siapapun itu yang ada di balik pintu lalu menutupnya, dan aku melihatnya memegang sebuah nampan yang diatasnya terdapat semangkuk sup panas. Aku duduk seraya ia mendekat, lalu duduk kembali di sampingku.

BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang