Readernya sudah mencapai 50+ di setiap chapter, tapi kenapa gue gabisa dapet vote 15+ di setiap chapternya?
Ainun cedih :(
********
Kelsey's POV :
Mengabaikan Logan tidak sesulit itu. Mengabaikan Harry, seperti sekarang, adalah sebuah tantangan. Aku sangat ingin menghubunginya dan berbicara dengannya; aku merindukan suaranya. Namun aku takut jika aku berbicara dengannya, aku akan keceplosan tentang apa yang terjadi pada Logan. Dan aku tidak ingin mengeluarkan semuanya selagi ia berada di tur. Mereka kini berada di Amerika utara dan mungkin tengah rekaman untuk album ketiga mereka ---aku tidak perlu menaruh dramaku di atas itu semua.
Tapi sekali lagi, Harry berhak untuk mengetahui ini. Maksudku, ia suamiku, bagaimanapun. Ia harus tahu bahwa sahabat dari istrinya mengaku mencintai istrinya, benar? Dalam hati aku mengerang; Ini terasa sangat sulit dan aneh. Aku tak pernah menyangka bahwa diriku akan berada dalam situasi seperti ini. Jika Harry tidak terlibat dan aku tidak pernah menikahinya, ada kemungkinan bahwa mungkin aku merasakan rasa yang sama seperti Logan --- mungkin.
Meskipun begitu, bukan itu kasusnya saat ini. Sekarang, aku adalah seorang istri dari Harry Styles dan sahabatku yang berusia sekitar delapan belas tahun mengatakan bahwa ia mencintaiku ketika aku mulai menumbuhkan rasa pada suamiku. Serius, apa di usia sembilan belas tahun harus mengalami ini? Ini terasa seperti cinta segitiga.
Sebuah cinta segitiga yang asing, menyebalkan dan mengacaukan.
Aku merasa tidak enak telah membentak Harry kemarin di Skype. Ia hanya meyakinkan semuanya baik-baik saja, dan aku malah membentaknya seperti seorang jalang. Aku benci ketika aku bersikap judes pada orang-orang yang bersikap manis, dan Harry adalah salah satu lelaki yang paling manis yang pernah kutemui. Ia tersakiti, aku dapat melihatnya dari ekspresinya, dan aku hanya bisa mengakhiri panggilannya, membuat-buat alasan bahwa aku lelah. Aku mungkin lebih mengkhawatirkannya.
Aku sudah kembali ke London selama satu minggu setengah sekarang, dan aku merasa kesepian seperti biasanya. Untuk menenangkan pikiranku, aku pun berendam air panas untuk waktu yang lama dan tetap seperti itu untuk beberapa saat, sebelum mengeringkan bak mandinya dan keluar. Dengan cepat aku mengenakan celana pendek dan tank top putih yang tipis lalu mengeringkan rambutku. Namun ketika aku memandang ke sekitar, pandanganku mulai kabur.
Terkutuklah aku, karena aku tak memakai kontakku. Berjalan menuju meja rias, aku mengambil kacamataku dan memakainya, sebelum mencari di mana kontakku berada. Tiba-tiba aku teringat bahwa itu berada di dalam tasku, yang berada di lantai bawah, jadi aku melangkah ke sana untuk mencarinya.
Memasuki ruang tamu, aku memandang ke sekitar dalam sunyi untuk beberapa saat. "Kehilangan sesuatu?" sebuah suara bertanya.
Aku melompat sedikit ke udara, sebelum berputar. Mataku melebar di balik kacamataku ketika pandanganku mendarat pada Harry. Disanalah ia tengah berdiri, dalam balutan kaus hitam, jeans, boots coklatnya, dan mantel hitam yang panjang. Tas olahraganya terjatuh ke lantai di sampingnya selagi ia memandangiku dengan mengernyitkan dahinya.
"Harry?" Suaraku keluar seperti berbisik, dan itu membuatku terkejut. "Apa yang kau lakukan di sini?"
"Kami punya beberapa hari libur," katanya, mengambil beberapa langkah mendekatiku. Aku melihatnya yang tengah melihatku juga, tatapannya yang intens serasa membakar kulit wajahku. "Apa aku pernah memberitahumu betapa aku memuja seorang gadis yang memakai kacamata?"
Aku mengeluarkan napas yang sedikit terkekeh dari bibirku sambil aku mengangkat kepalaku untuk melihatnya. "Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu secepat ini," aku mengaku selagi ia mengangkat bahunya untuk melepas mantelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound
FanfictionIbunya yang sekarat berharap agar ia menjadi istri yang bahagia, walaupun usianya baru menginjak 19 tahun. Dan sekarang, Kelsey Ross harus memenuhi keinginan ibunya itu. Sedikit yang ia tahu bahwa laki-laki yang dijodohkan dengannya adalah, Harry St...