48. Her Bitch

5.5K 581 76
                                    

SORRY GUE LAMA BGT UPDATE NYA, OMG. BANYAK BGT TUGAS SUMPAH, BARU NGERASAIN SIBUK KARENA TUGAS KULIAH KYK GIMANA. GILAK

Buuuuuuuut, i'm back! Helsey is back!

Harry reading! ......eh, Happy reading maksudnya. (galucu, thor)

*************

Kelsey's POV :

"Oooh Kelsey!" aku mendengar suara Harry yang bernada, dan aku mendongakkan pandanganku dari iPad untuk melihat Harry yang memasuki kamar.

"Ada apa, sih?" tanyaku, terkikik kecil sambil mengunci iPad lalu Harry secara sembrono masuk ke kamar, mendekat ke ranjang dan duduk di depan ku dengan bertumpu pada lututnya.

Harry menyengir manis, senyumnya penuh dengan kepuasan. "Pejamkan matamu dan ulurkan tanganmu," ia memerintahku, "aku punya sesuatu untukmu."

"O-kay," kataku dengan bingung, namun aku langsung melakukan apa yang ia perintahkan, ngsung melakukan apa yang ia perintahkan. Aku merasakan sesuatu di tanganku, rasanya seperti kertas, dan aku pun membuka mataku untuk menoleh ke bawah memperhatikan sesuatu yang mirip seperti dua tiket penerbangan. "Apa- Apa ini?" tanyaku, menoleh kembali ke Harry.

Senyuman tak meninggalkan wajahnya. "Dua tiket penerbangan ke Miami, besok malam," katanya, "Aku mengira-ngira, sebelum ini terlambat, barangkali kau ingin kembali mengunjungi Logan , dan aku akan ikut bersamamu. Kau tau 'kan, sebelum kehamilanmu semakin besar dank au tidak boleh berpergian."

"Terima kasih," aku menyengir lebar, menunduk memandangi tiket itu. "Ini luar biasa, Haz. Aku harus memberitahu Logan."

"Sudah kuberitahu," Harry terkekeh, "yang harus kau lakukan sekarang adalah mulai mengepakkan barang."

Aku tersenyum dan menatapnya. "Bantu aku, ya?" pintaku dengan polos, menatapnya dengan mata lebar.

"Tentu," ia memutar bola matanya, tersenyum saat kami berdua bangkit dari ranjang.

Katakan saja, ketika ini berurusan dengan packing, aku adalah yang terburuk dan Harry adalah yang terbaik dalam bidang ini. Aku hanya mengacak-acak semua barang, sedangkan Harry benar-benar menyusun dan menaruhnya dengan baik. Jadi dengan keberadaannya di sini sangatlah membantuku dalam hal mengepakkan barang, karena aku menjadi orang pemalas jika berhubungan dengan packing barang.

Selagi aku melemparkan celana hamilku ke koperku, Harry menangkapnya.

"Kau benar-benar yang terburuk dalam hal packing," katanya, tertawa sambil mulai merapihkan celana-celana itu di koperku.

Aku tertawa dan membuang kaus-kausku ke wajahnya lalu aku menyaksikan kaus-kaus itu jatuh ke lantai setelah terkena wajahnya. "Diam," kataku, "itulah gunanya kau berada di sini."

"Sekarang aku tahu untuk inilah aku hidup," Harry menghela napas bercanda selagi ia menaruh sepasang celana pendeknya ke dalam kopernya.

"Itulah tujuan hidupmu sejak menit-menit awal kita tahu bahwa aku hamil, kawan," kataku padanya dan kemudian dengan cengiran aku menambahkan, "you're my bitch."

Harry langsung menghentikan kegiatannya dan menatapku dengan mata hijaunya yang terang. "Apa kau baru saja memanggilku your bitch?" tanyanya, tampak sedikit terkejut.

"Mungkin," aku mengejeknya, "apa yang akan kau lakukan karena itu?"

"Well, biasanya aku akan mengelitikimu di atas ranjang," katanya dan mataku melebar. "Namun karena kau sedang hamil, tak ada yang dapat kulakukan." Aku menghela napas lega. "Tapi bisa saja kulakukan ini."

Aku menatapnya dengan bingung tiba-tiba ia mengambil langkah lebar mendekatiku, lengannya melingkar di pinggangku seakan-akan ia memelukku, namun ia menanamkan bibirnya tepat di atas bibirku. Aku tertawa di bibirnya sedengkan ia melanjutkan memberiku ciuman pendek di bibirku, dan ia memelukku semakin erat selagi tubuhku terus menjorok ke belakang.

BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang