5. Girlfirends

8.3K 928 14
                                    

Gue gak akan bosen minta Vomment dari kalian, my reader :)

*********

Kelsey's POV :

Keesokannya ketika aku bangun tidur, aku kebingungan setelah memandang sekelilingku. Ini bukan kasurku dan ini bukan kamarku. Aku sedikit panik awalnya hingga aku menyadari --aku berada di London, di apartemen Harry, di kamarnya. Alisku mengkerut ketika aku memandang sekeliling, tidak melihat tanda-tanda keberadaan Harry. Dua bantal di sampingku juga menghilang, itu membuatku semakin bingung.

Masih mengenakan baju tidurku, aku keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. Ketika aku berjalan, mataku melebar ke arah ruang tamu tempat di mana aku melihat Harry tengah tertidur di sofa – ia terlihat tidak begitu nyaman. Lalu mengapa ia tidur di sini?

Aku menghembuskan napas, berjalan ke arah dapur. Aku tidak berselera untuk meminum teh, dan ketika aku melihat ke arah jam, ternyata sekarang jam 6:08. Di pagi yang aneh. Aku menghembuskan napas lagi, terganggu oleh jet lag bodoh itu maka kuputuskan untuk membuatkan diriku sereal. Saat aku tengah memakan sereal dengan tenang—Lucky Charms, namanya—di dapur, seseorang masuk dan aku mendongak untuk melihat Harry yang nampak masih mengantuk. Dia shirtless, hanya mengenakan celana piamanya sambil menggaruk belakang lehernya.

Sesulit apapun itu, aku berusaha agar tidak memandanginya secara berlebihan. Tubuhnya sangatlah sempurna. Ia memiliki dada yang sangat bidang, dan memiliki beberapa tato di dada juga tangannya yang membuatnya menarik. Aku selalu berpikir ia memiliki tato, tapi Harry ternyata memiliki banyak tato lebih dari yang kubayangkan. Sedikit bulu di bawah pusarnya agak meringsut ke bawah dan menghilang di celana piamanya, meninggalkan beberapa imajinasiku di sana.

"Good morning," Ya tuhan suara mengantuknya di pagi hari sangatlah sempurna; berat dan serak. Bagaimana aku bisa, well, membencinya?

"Morning," balasku, menyuap seralku lagi. Aku melihat Harry berjalan ke dapur dan membuka keran air dan menaruh tekoteh di bawahnya, aku bertanya, "Mengapa kau tidur di sofa?"

Harry menutup keran air dan berbalik menghadapku, menggerutu, "Aku mengira kau ingin tidur sendirian, jadi kupikir, aku tidur di sofa."

"Kau tidak harus melakukan itu," aku memberi tahunya setelah aku menghabiskan serealku, berdiri dan berjalan menuju tempat cucian piring. "Itu kamarmu dan kasurmu – sudah seharusnya kau tidur di sana."

Harry menggigit bibir bawahnya dan mengangguk, sebelum meletakkan tekoteh ke atas kompor sedangkan aku mencuci mangkuk dan sendokku yang kotor. "Bagaimana tidurmu?" ia menanyakanku.

"Nyenyak, kurasa," aku mengangkat bahu. "Sampai jet lag sialan membangunkanku pagi sekali," aku sedikit terkekeh dan Harry melengkungkan senyuman. "Apa yang akan kau lakukan?"

Harry menghela napas. "Aku harus pergi ke studio lebih awal jam delapan. Makanya aku bangun, sarapan, dan siap untuk berangkat."

Aku mengangguk, meletakkan mangkukku yang basah ke pinggir dan membiarkannya mengering. Setelah tekoteh Harry mulai berbunyi seperti peluit, Harry menuangkan air panas ke dalam cangkir yang sudah ada teh di dalamnya, dan menghirupnya seraya menatapku. "Jika kau mau, aku bisa memberikan nomor ponsel Eleanor dan Danielle dan mereka akan datang ke sini," kata Harry sedikit ragu, dan aku menatapnya. "Kau tahu, jadi kau tidak sendirian di apartemen."

Aku memberinya senyuman kecil. "Tentu, kedengarannya bagus."

*********

Harry sudah pergi ke studio sejak satu jam yang lalu, dan aku kini tengah duduk di sofa putih di ruang tamu dengan ponsel di genggamanku. Aku belum menghubungi Eleanor maupun Danielle – karena sejujurnya aku gugup. Aku bingung harus menelepon mereka atau tidak. Aku tidak begitu mengenal gadis-gadis itu, tapi mungkin karena itulah aku harus menelepon. Mereka adalah kekasih Liam dan Louis, dan mungkin aku akan selalu menghabiskan waktuku dengan mereka. Setelah mendapat cukup keberanian, aku mengetik sebuah pesan singkat pada Eleanor.

To : Eleanor Calder

Hey, Eleanor. Ini Kelsey. Aku sendirian di apartemen – maukah kau datang bersama Danielle?

Aku terkejut betapa cepatnya ia memberikan respon.

From : Eleanor

Tentu saja! Aku akan menghubungi Danielle dan kami akan sampai di sana dalam 15 menit! Xx

Aku tersenyum saat membacanya. Selama menunggu para gadis datang, aku meyakinkan diriku untuk berpakaian selayaknya. Aku mengenakan jeans dan sweater merah yang agak kebesaran, melihat bahwa aku merasa kedinginan di London dan aku membiarkan rambutku jatuh ke pundak. Seperti yang dikatakan Eleanor, aku mendengar suara ketukan pintu lima belas menit kemudian, dan ketika aku membuka pintunya, terlihatlah dua gadis itu.

"Hey," Danielle tersenyum lalu aku membuka pintunya lebih lebar untuk membiarkan mereka masuk.

"Hai, guys," aku tersenyum dan menutup pintunya. "Terima kaish untuk kedatangannya."

Eleanor tersenyum padaku. "Itu bukan masalah," katanya. "Kami senang akhirnya kau memutuskan untuk menghubungi kami."

Aku memimpin mereka ke ruang tamu dan kami bertiga pun duduk, kemudian Danielle mulai membuka pembicaraan. "Jadi sejauh mana kau menyukai London?"

"Well, aku belum melihatnya terlalu jauh," aku terkekeh. "Tapi melihat dari jendela, kotanya terlihat sangat indah."

"Memang," kata Eleanor. "Kau harus meminta Harry untuk membawamu ke Big Ben atau Buckingham Palace."

"Aku ingin pergi ke sana selama ini!" ujarku sambil mataku melebar dan para gadis tersenyum kecil.

Kami bertiga pun berbincang, kita mengemil beberapa chips –- dan aku baru tahu mereka memanggil ini dengan sebutan crisps di inggris – dan harus kukatakan, aku sangat menikmati waktuku dengan mereka. Eleanor dan Danielle adalah gadis yang manis dan lucu, dan aku mampu berbaur dengan mereka. "Kau harus bertemu dengan Perrie lain waktu," Danielle tersenyum. "Dia adalah kekasih Zayn."

"Perrie adalah Perrie Edwards dari Little Mix, benar?" aku bertanya dan mereka mengangguk, "Aku sangat menyukai band mereka."

Mereka berdua tertawa. "Well, kita senang mendengarnya," ucap Eleanor. "Dia akan ke London beberapa hari yang lagi – kupikir ia mengambil break. Kita berempat akan pergi berjalan-jalan."

Aku tersenyum mendengarnya. Saat kami melanjutkan perbincangan kami, ponselku bergetar dan ada pesan masuk di sana.

From : Harry Styles

Kau sedang apa? Apakah El & Dani di sana?

Untuk beberapa alasan, aku tersenyum dan ujung bibirku tertarik ke atas. Ini sangatlah manis melihat betapa pedulinya Harry. "Ooh, mengapa kau tersenyum seperti itu?" aku pun mendongak dan melihatnya menyeringai. "Aku selalu tersenyum seperti itu jika itu berhubungan degan Louis."

Aku menggigit bibir bawahku ketika mata coklat Danielle membesar. "Harry mengirimimu pesan singkat, bukan?"

"Mungkin," gumamku dan segera membalas pesan Harry.

To : Harry Styles

Yeah, mereka di sini. Kami hanya bersantai J

Aku menaruh ponselku dan melihat Eleanor dan Danielle tengah memandangiku curiga, ada seriangaian di wajah mereka membuatku melepaskan tawaku. "Jangan memandangiku seperti itu!"

Seringaian Eleanor menghilang dan digantikan oleh senyuman yang manis. "Dia adalah orang yang sangat baik, Kelsey," katanya, dengan suara yang cukup serius. "Ia sangat menyayangi teman-teman dan keluarganya."

"Dan dengan kau di kehidupannya," Danielle menambahkan. "Ia akan lebih perhatian dan peduli padamu melebihi yang sudah-sudah."

BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang