42. Guess Who?

5.3K 583 51
                                    

Sorry update nya lama.

Minggu depan gue UTS nih, doain yak semoga lancar dan hasil UTSnya bagus, AMIIIIIIIIIN!

U guys will love this chapter, trust me!

**********

Kelsey's POV :

Beberapa jam setelah keberangkatan Harry ke London, aku menemukan diriku yang terduduk di kursi plastik di halaman belakang bersama Gemma, rambutku kubiarkan tergerai, membiarkan helaian rambut blondeku menyentuh pundakku.

"Kau tahu," Gemma angkat bicara, membuatku menolehkan kepalaku ke kiri menghadapnya, "aku tidak pernah membicarakan hal semacam ini dengan sungguh-sungguh padamu."

"Apa yang kau maksud?" tanyaku, memandanginya dengan kebingungan.

"Seperti," ia mencari kata-kata, membenarkan posisi duduknya untuk menghadapku, "bagaimana kau menghadapi semua ini. Aku tahu sudah berbulan-bulan berlalu dank au seperti dipaksakan masuk ke dalam kehidupan Harry, tapi jujurlah padaku --- bagaimana kabarmu, yang sesungguhnya?"

Aku menggigit bibir bawahku. Aku tersadar bahwa Gemma benar, berbulan-bulan kami diberikan waktu, namun baru sekaranglah aku berbicara dengan kakak iparku ini.

Aku terkekeh datar, menunduk ke pangkuanku memperhatikan tangan-tanganku yang berada di sana, telapak kakiku kuletakkan di pinggir kursi selagi lututku kunaikkan hingga ke dadaku. "Terkadang aku lupa bahwa aku dan Harry sudah menikah," aku berkata jujur. "hingga akhinya aku tersadar ketika aku melihat jari manis kiriku yang terbalut cincin ini, menunjukkan bahwa kami tak hanya sekedar berkencan."

Mata Gemma mendarat di jari manis tangan kiriku, tempat di mana kumainkan cincin itu di jariku. "Kau bukan satu-satunya yang melupakan itu, Kelsey," ia terkekeh pelan, memutar kepalanya hingga memamndang lurus ke depan. "Bahkan aku juga lupa bahwa adik kecilku sudah menikah --- maksudku, di sinilah aku, dua puluh dua tahun, dan adikku yang berusia Sembilan belas tahun sudah menikah. Itu sedikit membuatku sedih," ia menyelesaikan kalimatnya dengan kekehan, dan aku memberikannya senyuman kecil.

"Yeah," aku bergumam. "Semua ini seperti terjadi begitu saja, kau tahu? Mengetahui bahwa ibuku mengidap penyakit kanker, kemudian ia memberitahuku bahwa aku akan segera menikah --- dengan seseorang yang populer di dunia. Dan ketika ia meninggal, aku merasa seperti sendirian, kau tahu? Kehilangan orang yang sangat dekat denganmu rasanya seperti sebuah tamparan di wajahku. Lalu adikmu, dengan sifatnya yang manis, membuat segalanya menjadi lebih baik." aku tidak sadar ternyata aku tengah tersenyum hingga akhirnya aku menghentikan kalimatku, menoleh ke arah Gemma yang tengah memberiku sebuah senyuman berlesung layaknya sebuah replica dari senyuman Harry.

"Orang lain tidak menghargai Harry sebagaimana mestinya, dan itulah yang membuatku sangat jengkel terhadap media," kata Gemma, ia menjalankan tangannya menyusuri rambutnya. "Aku tidak mengatakan ini hanya karena aku adalah kakaknya, tapi karena Harry adalah lelaki yang benar-benar baik. Orang-orang selalu menghakiminya ketika ia dan the lads yang lain sudah melakukan yang terbaik dan menikmati hidup mereka. Adikku mendapatkan banyak omong kosong dan hinaan, namun ia tetap tersenyum menghadapinya. Dan sebenarnya, sebagai saudara perempuan yang lebih tua darinya, aku tidak ingin membuka internet karena aku benci melihat hujatan dan pernyataan yang salah tentangnya."

Aku mengangguk, sangat setuju dengan semua yang baru saja dikatakan Gemma. "Aku mengerti maksudmu," aku berkata padanya. "Setelah kematian ibuku, aku sangatlah kacau, tetapi Harry datang dan dengan caranya sendiri dia membuatku menjadi seperti diriku lagi --- bahkan sebenarnya ia tidak tahu bagaimana diriku yang sebenarnya sebelum semua ini terjadi."

Gemma tersenyum, "Jika Harry menikah dengan seseoarng, aku senang orang itu adalah kau."

Pernyataan itu sendiri membuatku memerah lalu dengan malu-malu aku mengucapkan terima kasih pada Gemma, membuatkan terhening dalam waktu yang cukup lama. Kami berdua kemudian membicarakan tentang hal lainnya, misalnya tentang bagaimana Gemma menyelesaikan masa kuliahnya dan juga tentang hal-hal yang terjadi di antara ia dan kekasihnya, Liam Crowe. Kami berbincang selama berjam-jam, hingga akhirnya Anne memanggil kami untuk masuk ke dalam dan makan malam.

BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang