Chapter ini sempet ngilang masa....
gue juga baru nyadar pas si @-dianti lapor ke gue. Thank u, sweety.
**********
Kelsey's POV :
Di sisa hari ini sungguh penuh kebahagiaan. Aku dan Harry menghabiskan waktu dengan memakan spaghetti yang telah kubuat, menonton film, meringkuk di bawah selimut di atas sofa, dan bertukar ciuman di sana-sini. Bagiku, ini adalah hari yang sempurna, dan yang membuatnya sempurna adalah menghabiskannya dengan Harry. Ia sangat imut, hangat dan cuddly ---itu hanya membuatku semakin menyukainya.
Kini kami telah 'resmi' bersama ketika aku mulai menyadari hal-hal kecil yang ia lakukan. Seperti ketika kami berpelukan di sofa, ia menyatukan kaki kami dengan kenyamanan, dan selalu menjaga agar tangannya melingkar di tubuhku. Selama kami menonton TV, Harry meletakkan pipinya di atas kepalaku dan terkadang ia juga menautkan jari-jari kami bersama.
Tiba-tiba merasa haus, aku mencoba bangkit dan mengambil minum tapi Harry langsung mengeratkan tangannya di pinggulku. "Mau kemana kau?" ia merengek.
"Mengambil air minum," balasku, tak mampu menahan tawaku.
Harry mengembuskan napas, sebelum melepasku dan aku berajalan menuju dapur. Meminum air, aku berjalan kembali menuju ruangan, di mana mata Harry terpaku pada TV selagi ia menggontah-ganti channelnya. Mataku melebar ketika ia melewati acara TV kesukaanku.
"Mundur lagi! Teen Wolf sedang tayang!" seruku, menaruh gelas di meja dan duduk kembali di samping Harry.
Ia pun memundurkan channelnya, berbarengan denganku ketika aku melihat peperangan serigala akan dimulai. "Kau suka acara ini?" tanyanya, menajamkan alisnya.
"Suka?" tanyaku. "Aku mencintai acara ini. Ada celebrity crush-ku di sini, jelas sekali." Harry menatapku denganalisnya yang mengernyit. "Dylan O'Brien, obviously."
"Bukankah aku celebrity crush-mu?" Harry bertanya dari sampingku.
Aku hamir mendengus. "Bukan," balasku.
"Itu menyakitkan," Harry cemberut, dan aku terkekeh.
Aku tidak mengatakan apapun untuk membalasnya; malah aku hanya mengarahkan mataku pada TV. Kami berdua lanjut menyaksikan acaranya, hingga ada sebuah ketuka di pintu. Harry mengerang sambil ia membuang selimut dari tubuhnya dan bangkit, membuatku tertawa pada keengganannya. Ia berjalan mendekat dan membuka pintunya, dan aku mendengarnya berbicara.
"Apa yang kalian berdua lakukan di sini?" aku mendengar ia bertanya pada siapapun yang berada di pintu.
"Sangat senang bisa bertemu denganmu, Harry," balas Eleanor dengan sarkastik, dan aku menyengir.
Tak lama, Harry kembali bersama Eleanor dan Louis yang bergandengan. "Hey, guys," aku tersenyum ke arah mereka selagi Harry kembali duduk di sampingku.
"Kau lihat? Begitulah cara menyapa seseorang," kata Louis. "Catat itu, Styles."
Aku melepas tawaku. "Ia agak marah karena celebrity crush-ku adalah Dylan O'Brien dan bukan dirinya."
"Aku adalah crush dari semua orang," Harry mencemooh, menarik selimut lagi.
"Bicara pada dirimu sendiri," Eleanor memutar mata hazelnya selagi ia dan Louis duduk di sofa lainnya.
Harry menjulurkan lidahnya keluar pada responnya, dan aku terkekeh. "Awh, kau tahu kau adalah celeb crush-ku," aku mendekut padanya, tanganku terangkat dan memijat kepalanya.
Harry menyengir lebar, memunculkan lesungnya, sebelum menekan bibirku. Tapi ketika kita menjauh, aku menangkap pandangan Louis dan Eleanor dengan mata mereka yang melebar. Oh, benar, mereka belum mengetahui tentang kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound
FanfictionIbunya yang sekarat berharap agar ia menjadi istri yang bahagia, walaupun usianya baru menginjak 19 tahun. Dan sekarang, Kelsey Ross harus memenuhi keinginan ibunya itu. Sedikit yang ia tahu bahwa laki-laki yang dijodohkan dengannya adalah, Harry St...