22. City Lovin'

7K 653 27
                                    

Jangan pelit vomment kek, pls.

**********

Kelsey's POV :

"Aku tidak suka itu, Kelsey," kata Harry di seberang telepon, membuatku menghela napas.

"Aku tidak merencanakan agar Logan datang ke sini, Harry," aku memberi tahunya, menggosok-gosok bagian belakang leherku sambil mondar-mandir di ruang tamu. "Lagi pula, dia akan segera pergi."

Harry menghela napas. "Aku tidak menyukai kenyataan bahwa kau hanya berdua dengannya," katanya. "Siapa yang tahu apa yang sedang dia coba lakukan?" tambah Harry dengan gumaman.

Masalahnya adalah, aku bahkan tidak memberi tahu Harry tentang Logan yang datang ke London ---ia mengetahuinya dari Twitter. Saat ia menemukannya, ia langsung meneleponku untuk menanyakan ini dan dengan tidak kesenangannya, itu semua benar. Tapi itu tidak terlalu berpengaruh, karena aku akan pergi ke New York dalam tiga hari. Yeah, Logan sudah berada di sini selama tiga hari dan itu terasa sedikit asing.

Logan dan aku biasanya tak pernah terpisahkan dan melakukan apapun bersama-sama. Tapi ketika Harry datang ke dalam gambar, Logan mulai bersikap dingin padanya dan selalu mencoba agar ia terlihat buruk. Mataku melebar ketika aku mulai menyadari sesuatu.

Semua masalah pada situasi ini adalah Logan sendiri. Ia tidak pernah memberi satu kesempatan pada Harry, yang juga bersikap dingin padanya karena kelakuan Logan sendiri. Harry adalah lelaki yang baik, ia tidak pernah memulai perkelahian dengan sengaja. Logan, bagaimanapun, adalah kebalikannya ---ia sudah melakukan ini semua. Ia yang memancing perkelahian.

"Ia tidak akan mencoba melakukan apapun, Harry," aku meyakinkannya, kembali ke percakapan. "Aku tidak akan membiarkannya."

"Aku percaya padamu untuk tidak akan membiarkannya melakukan apapun," Harry menghela napas. "Aku hanya tidak percaya padanya."

Untuk beberapa alasan, aku tak dapat melakukan apapun selain tersenyum sambil menunduk menatap lantai. Menggigit bibir bawahku, aku menajamkan alisku sambil memandang ke luar jendela. "Harry Styles, apa kau cemburu?" tanyaku sambil tertawa.

Aku dijawab oleh keheningan selama beberapa detik, hingga aku mendengar suaranya. "Ya."

Aku tidak tahu apa sudah kuperkirakan, namun ketika kata itu terdengar rona merah mulai menyebar di pipiku. Sungguh luar biasa ---setengah jalan di seberang dunia dan Harry masih memiliki pengaruh untuk membuatku memerah. Bersandar di dinding di sampingku, aku terkekeh pelan, Kau tidak harus cemburu."

"Kau benar," akhirnya ia berkata. "Jadi apa kau sudah mendapat tiket untuk ke New York?"

"Yeah," aku menyengir. "Aku sangat bersemangat."

Harry melepas tawanya. "Dapat kubertahu," katanya. "Ketika kau sampai di sini, aku akan mengajakmu ke Empire State Building, Statue of Liberty ---kemanapun kau mau."

Jantungku meloncat seraya aku mejilat bibir bawahku. "Itu sangatlah manis, Harry," kataku. "Kau tidak harus –"

"Aku menginginkannya." Ia memotongku. "Itu akan menyenangkan."

Aku terkekeh. "Whatever you say, buddy."

********

Harry's POV :

Mengetahui Logan berada di London ketika aku sedang berada di United States tak henti-hentinya membuatku kesal. Akulah satu-satunya yang seharusnya bersama dengan Kelsey, bukan Logan. Tapi ia akan datang besok, jadi itu membuatku tenang, meskipun hanya sedikit.

Logan mengenal Kelsey ---ia adalah bagian dari hidupnya sejak sangat awal. Kenangan-kenangan di masa kecilnya dan momen-momen bahagianya hampir semuanya mengenai Logan, dan karena itu ---tak peduli betapa aku membenci untuk menyatakannya, walaupun pada diriku sendiri--- membuatku cemburu. Aku cemburu pada pertemanan antara Logan dan Kelsey, walaupun seharusnya aku tidak harus begitu.

BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang