33. Count On You

5.2K 571 33
                                    

Keep vomment guys!!!!

Love u all

**********

Kelsey's POV :

"Kelsey, apa kau merindukan Harry?"

"Kenapa kau tidak ikut dengannya tur?"

"Apakah benar kau berselingkuh dari Harry dengan seorang teman?"

"Apakah semua pernikahan kalian hanya tipuan?"

Aku terus menundukkan kepalaku selagi aku mendorong kerumunan fotografer, kacamata hitamku hampir menutupi seluruh wajahku. Syukurlah, aku sampai di Range Rover dengan cepat dan aman, lalu aku menyalakan mesinnya. Menjauh dari areb parkir mall, aku melajukan mobilnya ke jalan menuju rumah.

Untuk beberapa alasan, air mata menyengati mataku selagi aku berkendara. Situasi paparazzi semakin buruk ketika Harry pergi, dan secara perlahan aku menemukan diriku yang membenci fakta bahwa aku harus pergi keluar di publik. Kemanapun aku pergi, selalu ada lusinan fotografer mengambil foto diriku; baik dari kejauhan maupun kamera mereka yang dekat dengan wajahku.

Saat aku tiba di depan rumah, Frankie si penjaga membukakan gerbang depan jadi aku bisa memasukkan mobil di driveway. Setelah aku memarkirkan mobil, aku mengambil tasku dan membuka pintu mobil dengan frustasi, sebelum menyerbu memasuki rumah yang kosong.

Rumahnya sangat luar biasa, tapi ketika aku sadar bahwa aku hanya sendirian di sana, ini terasa sangatlah kosong. Aku mengangkat tanganku menyusuri rambutku, frustasi telah mengambil alih diriku selagi aku menjatuhkan diriku di sofa sambil menghela napas. Aku melempar tasku di sofa lainnya. Memejamkan mataku rapat-rapat, aku bersandar di sofa, menenangkan diriku sejenak.

Aku membenci paparazzi dengan gairah yang baru, dan itu hanya membuatku merasa tidak enak pada Harry dan the boys yang lain. Mereka harus menghadapi ini setiap waktu, dan aku bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka, dan di sinilah aku mengeluh tentang ini setelah mengalami ini hanya dalam beberapa menit.

Setelah melepas sepatuku, aku menyalakan TV dan mengganti-ganti salurannya. Harry sudah mengantur dan menyetting TVnya sehingga kami mendapat beberapa saluran Amerika ---aku memberkatinya--- maka aku mencari saluran MTV berharap aku dapat menyaksikan program Awkward. Tapi yang kudapati malah membuatku terkejut ketika aku melihat acara saat ini adalah sebuah interview.

Dengan One Direction.

Bersandar di sofa dengan nyaman, aku menonton wawancara mereka yang tidak live itu sejenak. The boys berputar-putar di kursi mereka dan saling memukul dengan microphone. Dasar idiot, aku sedikit terkekeh. Selagi aku menonton, ponselku mulai bordering, dan tanpa mengalihkan perhatianku, aku mengangkat panggilannya.

"Hello?" aku bertanya selagi aku melihat Louis yang menampar dada Liam di TV.

"Hi," suara Harry membalas selagi ia membentangkan kata-katanya, membuatku tersenyum.

"Hey," aku tersenyum, mendudukkan diriku dengan tegak. "Sedang apa kau?"

"Sedang di bus tur," katanya. "Apa yang sedang kau lakukan?"

Aku terkekeh. "Menonton kalian di TV," kataku padanya. "wawancara dengan MTV."

"Wow," Harry terkekeh, dan aku mendengar sebuah keributan di seberang telepon sebelum ada suara pintu tertutup, aku tak memperdulikan suara-suara itu. "Bagaimana pekerjaanmu hari ini?"

"Ahh," aku ragu-ragu. "Pekerjaanku... Baik-baik saja."

Harry terdiam sejenak sebelum ia angkat bicara lagi. "Beritahu aku yang sebenarnya, Kels, bagaimana pekerjaanmu hari ini?"

BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang