Sorry, baru update lagi. U know, gue baru selesai UTS hahaha. Tapi sekarang gue lagi sakit :((((
Tapi gapapa. Demi kalian semua, gue rela kok bela2in update
Duh jadi curhat.
Happy reading!
**********
Kelsey' POV :
Mataku melebar ketika mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Gemma, rahangku mengeras. Aku dapat merasakan detak jantungku yang berkali-kali bertabrakan dengan tulang rusukku, gelora dan perasaan bersemangat menjalar di tubuhku. Gemma berdiri, tersenyum selagi aku sedikit tercengang, masih tak tahu bagaimana aku harus bereaksi.
"A –Aku hamil?" tanyaku dengan mata lebar, mengecek kembali apakah aku mendengarnya dengan baik.
Gemma mengangguk, senyumannya melebar. "Ya. Alat tes ini menunjukkan positi, Kels. Kau hamil. Dan umur kehamilanmu sudah memasuki satu setengah minggu."
Tanganku menutupi mulutku, air mata kegembiraan atau ketakutan --- atau mungkin keduanya --- menggenang di mataku. "Oh, ya tuhan," aku berbicara, suaraku meredam karena tanganku.
Gemma mengeluarkan sebuah jeritan sebelum mendekat dan menyerangku ke dalam pelukannya. "This is so exciting!" ia menyengir. "Aku harus memberi tahu Mum."
Dengan bersemangat ia berlari meninggalkan ruangan, langkah kakinya berdebar di anak tangga. "Mum! Mum!"
Selagi ia mencari Anne, aku berdiri di dalam kamar dengan terkejut, tangan kananku berada di atas perutku. Ada sesuatu di dalam perutku; sesuatu yang hidup dan bertumbuh besar di dalam perutku. Pemikiran itu adalah hal yang paling membuatku bersemangat namun juga mengkhawatirkan bagiku.
Tiba-tiba, Gemma berlari memasuki kamar dengan Anne yang tepat berada di belakangnya. "Apa yang terjadi?" tanyanya, terkekeh pelan dengan kebingungan.
Aku menggigit bibir bawahku, tersenyum kecil. "Kau akan segera mendapatkan cucumu, Anne," aku berkata padanya.
Mata Anne melebar, mulutnya menganga. Wajahnya terlihat polos dan ia terkejut sambil menutup mulutnya degan tangannya, matanya menjalar ke bawah hingga ke perutku. "Oh, my goodness," katanya, berjalan mendekatiku selagi Gemma menyengir. "Kemarilah," tambah Anne sebelum menarikku ke dalam pelukannya.
Aku tertawa dengan air mata yang terus mengalir, membalas pelukan Anne. "Bagaimana menurutmu reaksi Harry nanti?" tanyaku ketika kami menjauh.
Anne memberiku sebuah senyuman. "Ia akan terkejut, aku yakin. Tapi aku juga yakin ia akan merasa lebih dari bersemangat. Harry menyukai anak-anak."
Aku mengangguk, menggigit bibir bawahku. "Okay," kataku, menjaga kata-katanya dalam pikiranku.
"Apakah kau tahu berapa usia kehamilanmu?" tanya Anne, menajamkan alisnya.
"Satu setengah minggu," jawab Gemma, tersenyum lebar memperdalam lesungnya.
Anne mengangguk dan menatapku, "Kau harus mengunjungi dokter untuk ultrasound pertamamu di minggu ke Sembilan ---kecuali jika kau merasa keram, maka kau harus segera ke dokter."
Aku menggelengkan kepalaku. "Tidak, aku baik-baik saja." Kataku padanya.
Anne mengangguk sekali lagi dan tersenyum. "This is so exciting," ia bersorak, menepuk tangannya.
Aku terkekeh, mencoba menenangkan napasku. "Bisakah kita bertiga merahasiakan ini?" tanyaku, sambil menatap Anne dan Gemma. "Aku ingin memberi tahu Harry ketika ia berada di sini besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound
FanfictionIbunya yang sekarat berharap agar ia menjadi istri yang bahagia, walaupun usianya baru menginjak 19 tahun. Dan sekarang, Kelsey Ross harus memenuhi keinginan ibunya itu. Sedikit yang ia tahu bahwa laki-laki yang dijodohkan dengannya adalah, Harry St...