Bound

25. Empire State of Mind

Sorry, baru update lagi  hehehe

*******

Kelsey's POV :

Harry menekanku hingga aku menabrak dinding, bibirnya dengan penuh nafsu menyerang bibirku menjadikan ini ciuman yang sengit. Tubuh tingginya bertopang pada tubuhku, tangannya menjelajahi tubuhku sambil lidahnya mengeksplor mulutku. Kedua jari telunjuknya berada di lingkar sabuk celana pendekku, menarikku lebih dekat dengannya selagi bibir kami bergerak sesuai dengan tempo. Sebuah suara erangan yang serak keluar dari mulutnya ketika aku menggigit bibir bawahnya pelan, membuatku menyeringai kecil.

Kami terengah-engah di mulut kami masing-masing, tanpa memperdulikannya. Tanganku tenggelam jauh di dalam rambutnya yang berwarna gelap, mata kami terpejam selama kami berciuman panas. Tangan Harry pergi dari sabuk celanaku dan sedikit naik, mengangkat kausku. Tangannya bersentuhan dengan kulitku, membuatku terbakar atas kontak yang tiba-tiba itu, yang menurutku sangat kenikmatan.

Tanganku turun ke bawah dari rambutnya menuju dadanya, di mana kancing-kancing bajunya kumainkan. Satu per satu, dengan perlahan, aku mulai membuka kausnya, merasakan dadanya yang telanjang. Harry masih menyibukkan tangannya selagi ia mengangkat tangannya ke sisi atas tubuhku menuju punggungku, hingga jarinya bertermu dengan kaitan bra-ku. Menggunakan jentikan jarinya, ia membuka itu dan bra-ku jatuh ke lantai, meskipun aku masih mengenakan kausku.

Tangan Harry turun ke bawah dan ia letakkan di bagian belakang pahaku, aku melompat dan melingkarkan kakiku di pinggangnya selagi ia menggendongku. Ketika akhirnya aku membuka semua kancing di bajunya, ia membuka bajunya dan membawa kami menuju ranjang. Ia menjatuhkanku dan punggungku bersentuhan dengan kasur lalu bibir Harry bertemu dengan bibirku sekali lagi.

Ia melepas ciuman kami dan mulai turun ke bawah, menciumi tepat di bawah daguku dan terus menuju tenggorokanku, hingga ia bertemu dengan tulang selangka leherku. Harry mencium tepat di seberang sana, akhirnya ia menemukan area lembutku di mana leherku dan pundakku menyatu saat ia menggigit nya pelan. Ketika ia melakukan itu, aku merasakan satu tangan Harry membuka kancing celana pendekku dan menurunkan ritsletingnya, dan perlahan ia menurunkan celanaku....

Aku terbangun dengan termegap-megap, mataku melebar sambil aku duduk. Telapak tanganku menekan keningku selagi aku menenangkan diriku sendiri, mencoba mencari oksigen. Apa-apaan itu? Serius aku memimpikan diriku dan Harry? Mulutku terasa kering atas semua yang kulakukan dengan terengah-engah, dan aku memutar kepalaku untuk melihat Harry yang menghilang.

The boys sudah menyelesaikan konser kedua mereka di Jones Beach, dan mereka memiliki konser di Izod Center di New Jersey. Untuk sekali ini, aku bersyukur bahwa Harry tak ada di sampingku ketika aku bangun karena sekarang, aku sedang kacau. Aku tidak pernah bermimpi tentang hal-hal seperti itu, belum perah sebelumnya. Jadi melihat mimpi seperti itu membuatku sedikit ketakutan.

Aku menghela napas, bangkit dari ranjang. Mengambil beberapa pakaian, aku berjalan memasuki kamar mandi dan menyalakan showernya. Setelah mandi selama sepuluh menit, aku keluar dan mengeringkan diriku sebelum mengenakan sepasang celana crop kuning dan atasan merah berbahan sutra dari Forever 21. Menggunakan pengering rambut dari hotel yang sudah disediakan, aku mengeringkan rambutku yang syukurnya sudah mulai memanjang. Setelah itu, aku memakaikan sedikit eyeliner dan lip balm lalu menganggap diriku sudah siap untuk hari ini.

Tak mengetahui di mana the boys berada, aku mengecek Twitter untuk melihat apa aku bisa menemukan sesuatu di sana. Tak perlu terkejut, aku menemukannya, mengetahui bahwa the boys tengah berada di photo shoot. Karena aku tidak berselera untuk sarapan, aku menggunakan alat pembuat kopi di kamar dan membuatkan kopi untukku sendiri, duduk di atas ranjang sambil menunggunya selesai. Ketika kopinya telah selesai, aku mulai menyesapnya dan menyalakan TV, berharap ada acara yang bagus ditayangkan.