18+ 🔞Kalana mengerjapkan matanya dengan perlahan saat telinga nya menangkap cicit suara burung, hari pasti sudah pagi, begitu pikirnya.
Masih berusaha untuk membuka matanya dengan seutuhnya ketika Kalana merasakan geli yang luar biasa pada bahu nya yang serasa dapat disentuh begitu saja, sontak mata Kalana membulat ia tersadar namun ia belum bisa bergerak dengan leluasa. Kalana masih terkukung dalam pelukan posesif seseorang yang berada dibalik punggungnya dan Kalana sangat yakin bahwa siapapun yang merengkuhnya saat ini maka orang itu pula lah yang tengah mengecupi bahu telanjang nya.
Kecupan yang tadi sempat Kalana rasakan pada bahunya tiba-tiba berhenti dengan sendirinya.
"Udah bangun?" tanya suara serak yang saat ini tengah bersitatap dengan mata bulat Kalana.
Orang itu, tentu saja kekasihnya, Ceilo.
Ceilo sedikit mengangkat tubuhnya kemudian membungkukan kepalanya untuk mensejajarkan dirinya dengan Kalana yang pagi ini terlihat sangat menggemaskan karena sedari tadi Kalana hanya menatap dengan diam pada Ceilo.
Kalana kemudian menolehkan sedikit kepalanya untuk menatap pada Ceilo yang membelakanginya.
Mereka hanya diam beberapa saat, hening. Sampai akhirnya Ceilo semakin beringsut kemudian mengecupi pipi Kalana dengan lembut, jari jemari Ceilo sudah bermain untuk mengusap lengan Kalana yang terbuka dengan gerakan naik turun yang amat perlahan, menimbulkan gelenyar dan sensai aneh yang dirasakan oleh Kalana.
Kecupan demi kecupan Ceilo berikan sampai kemudian tangannya yang tadi mengusap lengan Kalana beralih untuk menyingkirkan beberapa anak rambut pada pelipis Kalana yang sedikit berantakan karena gadis itu baru bangun tidur.
Kecupan Ceilo pun semakin menjalar, sekarang bibirnya berpindah pada telinga Kalana, mengecupnya sedikit demi sedikit dengan begitu ringan sebelum akhirnya kuluman basah dari mulut Ceilo mendarat pada telinga Kalana.
"Mmhhh...Ilo," Kalana mengerang dengan tak sengaja, untuk kedua kalinya rasa itu hinggap, rasa ketika bibir Ceilo tersemat pada daun telinga nya dengan lembut nan basah namun kali ini dengan situasi yang jauh berbeda dari sebelumnya.
Kenapa Ceilo seolah sangat tahu dimana titik sensitif seorang Kalana, pria itu masih sibuk dengan kulumannya pada telinga Kalana bahkan ia sesekali menjilati daun telinga Kalana dengan lidahnya tanpa rasa jijik sedikitpun.
Kalana menggegam dengan erat selimut yang sekarang hanya menutup hingga sebatas dadanya padahal Kalana ingat dengan jelas jika kemarin malam ia membungkus seluruh tubuhnya dan hanya menyisakan kepala nya yang terlihat.
Kalana sudah cukup merasa lemas, rasa aneh yang sebelumnya tak pernah sama sekali Kalana rasakan kini menghinggapinya dan perlahan menguasai dirinya.
Sambil masih mengulumi telinga Kalana dengan intens jemari Ceilo kembali mengusapi lengan kiri Kalana, jari jemari itu sekarang bahkan bermain pada seutas tali yang menjadi satu-satunya penopang piyama yang Kalana kenakan juga sebuah tali dari kain yang menutupi area pribadi Kalana.
Ceilo kemudian menghentikan sejenak bibirnya yang sedari tadi bersarang pada telinga Kalana, jari nya menyentuh dagu Kalana, membawa gadisnya agar bisa ia lihat dalam jangkauan pandangannya. Mata mereka kembali bersitatap dan semakin lekat. Ceilo tersenyum kecil menatapi Kalana yang raut wajahnya sangat jelas bahwa gadis itu tengah menahan sesuatu.
Dapat Ceilo rasakan bahwa Kalana tengah mengatur nafasnya dengan panjang pendek, sedari tadi gadisnya hanya diam tak memberikan jawaban apapun.
"Morning," ucap Ceilo singkat dengan mata yang masih menatap kearah Kalana dengan lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Star
RomanceSeperti bintang di langit, Kalanaya tau bahwa Ceilo tidak akan pernah bisa ia gapai karena letak mereka sangat berjauhan dan penuh perbedaan. Hingga suatu hari Ceilo tiba-tiba saja meminta nya menjadi kekasih nya. Kalana bingung karena ia sadar diri...