50. Sang bintang

875 65 16
                                    




~~~

Ada beberapa orang yang menganggap aktifitas berulang itu membosankan, terkadang membuat jenuh juga sedikit membuat kehilangan gairah hidup.

Dua bulan ini aktifitas Kalana terasa sangat padat namun juga sangat menyenangkan. Bekerja menjadi seorang pelayan memang beberapa kali pernah Kalana lakukan sedari ia masih berusia belasan tahun. Entah di cafe kecil atau bahkan restaurant yang berada di mall, Kalana pernah mengais rejeki disana.

Namun kali ini sangat berbeda dibanding tempat kerja Kalana sebelumnya.

Kelana Kopi, sebuah kedai kopi yang Kalana coba peruntungannya dua bulan lalu dengan melamar kerja di tempat ini ternyata membawa hawa baru bagi kehidupan Kalana. Banyak aspek yang membuat Kalana bisa mengatakan hal demikian.

Dimulai saat pertama kali Kalana menghadiri interview kerja, Kalana baru pertama kali melihat sebuah kedai kopi yang sebenarnya bisa dikatakan cukup megah apalagi memiliki konsep gabungan dengan sebuah store parfum. Bukan parfum kaleng-kaleng, namun sebuah store parfum yang bahkan memperkerjakan dua orang perfumer professional dari Prancis, meski perfumer tersebut tentu tak setiap hari berada di store, hanya saat ketika diperlukan.

Selama dua bulan Kalana bekerja disana, ia seperti memiliki pengalaman baru. Kalana baru mendengar banyak sekali berbagai macam istilah-istilah dalam dunia parfum. Kalana yang biasanya hanya membeli parfum murahan yang terjual di minimarket mana paham dengan ratusan istilah tersebut, yang Kalana ingat ia hanya memakai parfum berbau bunga yang terasa sangat cantik dalam penciuman Kalana, yang selalu ia gunakan secara berulang tanpa pernah berganti merk meski harganya murah meriah. Kalana suka wanginya sehingga ia tak melirik merk lain.

Alasan kedua yang membuat Kalana betah disini, ia sering kali menjumpai para pelanggan yang menikmati kopi sembari meracik parfum mereka sendiri, wajah dan tawa bahagia mereka sering kali memberi energi positif pada Kalana. Perempuan itu merasa ikut bahagia ketika melihat beberapa pasangan saling bertukar canda dan terkadang nampak serius saat meracik parfum.

Dan yang terakhir, yang sebenarnya menjadi alasan kuat bagi Kalana tentu saja karena gaji yang mereka berikan. Tak bisa Kalana pungkiri, uang memang menjadi alasan sesungguhnya, mau bagaimana lagi, hidup memang membutuhkan uang. Apalagi Kalana hanya seorang diri, tak ada yang bisa ia andalkan selain dirinya sendiri yang harus bekerja keras.

Kalana memang tak lolos menjadi supervisor sebagaimana saat ia melamar kerja di Kelana Kopi. Sempat sedikit murung dan berkecil hati mengira harapan nya musnah. Namun ternyata Kalana ditawari posisi lain, yakni sebagai waitress.

Meski hanya sebagai waitress, namun Kalana sangat tercengang saat mendengarkan jumlah salary yang akan ia dapatkan perbulannya. Lima juta rupiah sebagai gaji pokok, satu juta rupiah sebagai uang makan, lima ratus ribu rupiah lagi sebagai uang transportasi, juga masih ada bonus kerajinan dan penjualan setiap bulannya.

Dan dua bulan bekerja sebagai waitress di Kelana Kopi, Kalana memperoleh gaji sebesar tujuh juta rupiah, hanya kurang satu juta dari gaji posisi supervisor yang awalnya ingin Kalana lamar. Bahkan dari beberapa gosip karyawan ternyata gaji supervisor sebenarnya tak hanya dikisaran delapan juta seperti yang dipajang oleh Kelana Kopi saat di iklan, namun berkisar belasan juta.

Tetapi tentu saja, posisi waitress sudah sangat membuat Kalana bersyukur. Tujuh juta rupiah tersebut sangat membantu keuangan Kalana dan kini Kalana bisa menabung lebih banyak untuk uang kuliahnya.

Kelana Kopi bahkan juga memberi keringanan soal fleksibel waktu ketika Kalana harus mengajar sebagai tutor, menjalani dua pekerjaan sekaligus namun dapat mengatur waktu dengan sangat baik tentu membuat Kalana sangatlah bersyukur. Gaji dari dua pekerjaan yang kini Kalana jalani juga membuat keuangan Kalana amat sangat membaik.

Like A StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang