52. Seandainya

824 65 14
                                    




~~~


Mengkhawatirkan masa depan itu sulit, terus teringat masalalu yang acap kali menyakiti juga sulit.

Kalana sebetulnya sudah bernafas lega, sudah tiga bulan sejak ia harus menerima kenyataan bahwa Kelana Kopi tempat ia bekerja dimiliki oleh mantan kekasihnya yang sangat ingin ia lupakan.

Ceilo menepati janji nya, tak pernah lagi lelaki itu menyinggahi kantor dan juga kedai Kelana Kopi cabang pusat tempat Kalana bekerja, mungkin Ceilo hanya mengurus Kelana Kopi di lokasi lain, entahlah Kalana tak ingin memikirkannya.

Sesungguhnya Kalana memang benar-benar sempat ingin mengundurkan diri, namun setelah bertukar pikiran dengan satu-satunya sahabatnya yakni Amanda, Kalana mengurungkan niatnya.

Selain fakta bahwa Ceilo adalah atasan nya, semua yang ada di Kelana Kopi sangatlah sempurna. Tak akan Kalana temui diluaran sana tempat kerja senyaman Kelana Kopi yang juga sangat mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup Kalana.

Apalagi dua bulan yang lalu salah satu anak yang memakai jasa Kalana sebagai seorang tutor berhenti menggunakan jasa Kalana karena pindah ke luar kota mengikuti orang tua nya yang di pindah tugaskan, sehingga hanya tersisa seorang anak yang duduk dibangku kelas 5 sekolah dasar yang kini Kalana ajari.

Kalana akhirnya pasrah, biarlah ia jalani saja ritme hidup nya saat ini. Jikalau memang rejeki Kalana masih mengalir lewat Kelana Kopi apa boleh buat.

Yang terpenting setelah hari itu Ceilo memang tak pernah lagi menampakan diri di tempat kerja Kalana, setidaknya lelaki itu tahu diri.

Namun yang namanya hidup, ada saja kejutannya.

Ada saja berbagai hal yang membuat kita sebagai manusia terkadang jengah, dan sedikit lelah, ingin mengeluh, tapi sadar diluaran sana masih banyak orang-orang yang kurang beruntung dibanding diri kita.

Hari ini adalah sabtu, yang mana artinya Kalana libur untuk mengajar Richardo, bocah keturunan Belanda yang Kalana ajar.

Jadwal Kalana kosong, sehingga saat Siska meminta bantuan Kalana untuk menggantikan shifti kerja nya, Kalana mau-mau saja. Siska mengambil izin secara mendadak karena tengah sakit, maag nya yang akut itu kambuh dan bahkan dilarikan ke rumah sakit.

Moreno sebenarnya tak apa jika Siska izin, apalagi karena sakit. Namun Siska tentu tak enak hati, karena ini adalah weekend yang mana notabene nya pelanggan Kelana Kopi membludak. Kekurangan pekerja saat high demand pasti akan membuat kinerja Kelana Kopi juga menjadi minus.

Jadi dengan inisiatif, Kalana mengajukan diri untuk lembur, menggantikan Siska dan tentu membuat suasana Kelana Kopi lebih kondusif.

Lagipula tak ada satu hal apapun yang menunggu Kalana, daripada ia bengong seorang diri dirumah lebih baik menghabiskan waktu dengan bekerja.

Sayangnya niat baik Kalana untuk membantu Siska rupanya malah menuai bumerang bagi Kalana.

Ternyata selama tiga bulan ini, bukannya Ceilo tak pernah menyambangi kedai pusat Kelana Kopi, melainkan pria tersebut akan datang ketika jam kerja Kalana sudah berakhir.

Ceilo selaku pemilik Kelana Kopi tentu dengan mudah bisa mengetahui jadwal kerja Kalana, dan pria itu men-siasati dengan menabrakan jadwal kerja mereka alias datang ke store ketika Kalana sudah pergi.

Like A StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang