49. Guardian Angel

1K 49 13
                                    




~~~


"Neng Lana!"

Ketukan dan suara panggilan yang cukup kencang dari seseorang membuat Kalana yang tadinya sedang menyiapkan makan malam nya mau tak mau beranjak sebentar. Saat ini pukul 8 malam dan Kalana tengah memanaskan sayur sop yang ia masak tadi pagi.

Kalana tentu mengenal suara tersebut dengan jelas, suara Bu Tina, sang pemilik rumah kontrakan yang Kalana sewa tiga tahun terakhir.

Kalana bergegas, mengambil kunci rumah yang ia sampirkan pada pengait disamping pintu kamarnya.

"Bu Tina malam," sapa Kalana terlebih dahulu.

"Kirain belum pulang, tadi saya udah kesini pas sore tapi kamu nggak ada." Sahut Bu Tina sembari menghela nafas singkat.

"Ada yang penting ya Bu? Apa mau masuk dulu? Biar Lana bikinin teh."

"Nggak perlu Neng, saya cuma mau kasih tau mulai bulan depan harga sewa naik jadi dua juta ya." To the point, sang pemilik kontrakan tak ingin berbasa-basi meskipun beliau mengucapkan semua kalimat tersebut dengan tenang, tanpa tekanan.

Kendati begitu hal yang baru disampaikan oleh Bu Tina tetap saja membuat Kalana sangat terkejut, "Bu maaf sebelumnya kalau Lana lancang, tapi kenapa tiba-tiba dinaikin dan nominal nya cukup jauh dari harga sewa sebelumnya?"

"Ya gimana lagi Neng, semua serba mahal sekarang. Disini juga daerah nya cukup strategis kan, udah pasaran sekarang matok harga seitu. Kontrakan punya Bang Rahmat bahkan dua juta setengah neng."

Kalana tersenyum kecut mendengar sahutan beliau, biaya hidup serba mahal, benar adanya. Tidak hanya Kalana yang membutuhkan uang untuk bertahan hidup tapi Bu Tina juga perlu banyak biaya apalagi beliau punya empat orang anak yang harus dihidupi dan dicukupi kebutuhannya.

"Gimana? Neng Lana masih mau sewa disini dengan harga segitu? Kalau keberatan gakpapa kok, sudah ada calon penyewa lain yang lagi nunggu kontrakan disini kosong."

"Ehhhh----gakpapa Bu. Lana bakal tetap ngontrak disini. Dua juta perbulan gakpapa kok Bu." Tanpa berpikir ulang, tentu Kalana menyetujui harga tersebut.

"Yasudah makasih ya Neng. Maaf kalau ibu ganggu waktu kamu, maaf juga ya karena terpaksa naikin harga sewa. Ini ibu ada bawakan sedikit masakan buat kamu makan malam, jaga kesehatan kamu ya Neng." Bu Tina menyerahkan sebuah rantang plastik bertingkat tiga sembari tersenyum ramah pada Kalana.

"Ya ampun Ibu repot-repot. Makasih banyak Bu."

"Sama-sama neng, saya pulang dulu."

Bu Tina segera berlalu dari hadapan Kalana, jarak rumah beliau hanya berbeda sepuluh nomor dari rumah yang Kalana sewa.

Kalana menutup pintu, tak lupa mengunci nya kembali.

Kaki nya melangkah menuju dapur kecil yang tak seberapa, ada satu bangku dan juga meja kecil seadanya yang biasanya Kalana gunakan sebagai tempat makan. Membuka rantang pemberian dari Bu Tina, ada ayam goreng, tumis kangkung dan juga bermacam potongan buah segar.

Tadinya padahal Kalana hanya akan makan malam bersama sayur sop dan juga tempe-tahu, namun ada rejeki yang datang secara tiba-tiba meskipun dibarengi dengan kabar berita yang sedikit membuat pening.

Namun jika dipikir ulang Kalana yakin keputusannya menyetujui harga sewa sebesar dua juta rupiah perbulan tidak lah salah. Bu Tina adalah seorang yang ramah, beliau juga sangat perhatian pada Kalana.

Tak sekali dua kali Bu Tina sering kali mengantari Kalana beberapa makanan, dulu awalnya Kalana sempat menolak karena merasa tak enak. Akan tetapi banyak orang kampung sekitar yang mengatakan bahwa Bu Tina memang senang berbagi, banyak orang kampung yang memang sering diberi sedikit rejeki oleh Bu Tina, bukan hanya Kalana seorang.

Like A StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang