32. Cogan?

17 2 0
                                        

~ketika kamu berhenti bermimpi, kamu akan berhenti hidup.

Disebuah taman, terlihat 1 perempuan kecil dengan 1 laki laki kecil. Berumur 11 tahun.

"Sky, lihat bunga tulip pink nya itu. Indah"

"Ya, indah seperti kamu Ziya"

"Ihhh, jangan manggil nama aku dengan sebutan Ziya lagi sky. Kamu bukan cadel!"

"Tapi, Sky mau manggil Zira dengan Ziya aja. Biar beda"

"Tap-"

"HUZAR!! NGAPAIN KAMU KETAMAN BERSAMA ANAK INI?" seorang laki laki dewasa menarik tangan Huzar agar menjauh dari Zira.

"Papah, Huzar cuma-"

"Cuman apa!? sudah papa bilang jauhi anak itu!"

"Tapi pa-"

"Kita berangkat keluar negri hari ini juga Huzar!"

Degg

Rasanya ada batu besar yang menghantam dada Zira maupun dada Huzar.

"Nggak mau pah, Huzar masih mau di indonesia!"

"Kamu ngelawan!?? hah? NURUT SAMA PAPA!"

"Enggak Huzar, nggak mau, nggak mau" setelah mengatakan itu, Huzar lari terbirit takut akan di tangkap oleh sang ayah.

"Huzar! jangan kabur! ayok pulang!" teriak Sang ayah sembari mengejar sang putra.

Sedangkan disisi lain, Zira terdiam kaku di tempat. Seraya melihat Huzar yang berlari menghindari ayahnya, mata Zira melotot saat melihat ada sebuah mobil dengan kecepatan di atas rata rata, melintas di saat bersamaan dengan Huzar yang menyebrang dan . . .

BRAAKKHHH

***

Disebuah markas dengan lampu yang menyala, dan para manusia yang sedang begadang.
Disini lah Huzar berada di markas Tryxe, ia sudah beberapa kali melamun.

"Bos lo mikirin apa tu?" bisik Agil pada Angga.

"Bos jan ngelamun aja, udah malem. Nggak baik" ucapan Angga, tidak di gubris oleh Huzar, mengapa? karena ia tak mendengarkan ucapan mereka. Dipikirannya sekarang hanya lah tentang Zira.

Zelvin yang sedari tadi memang, menyadari bahwa Huzar tengah melamun pun, menepuk bahunya. Agar kembali ke dunia nyatanya.
"Zar" panggilnya.

"H-hah?" balasnya Kaget akan tepukkan di bahunya.

"Ngelamun mulu, lo" sahut Renzi tanpa mengalihkan pandangannya dari hanphone nya, seperti biasa ia sedang main game.

"Mikirin apaan?" tanya Zelvin pada Huzar.

"Nggak apa" setelah mengatakan itu, ia mengambil jaket, dan kunci motor Sport nya.

"Mau kemana, lo?" tanya Irvan melihat pergerakan Huzar.

"Pulang" lantas, ia berlalu begitu saja meninggalkan markas dan teman temannya yang sedang bingung.

Motor Sport hitam Milik Huzar, membelah jalanan kota jakarta yang sepi, ditemani dengan Bulan dan bintang di atas langit.
Pukul 21.33 terlihat sangat damai jika mengendarai motor di jalan sepi seperti ini.

HUZZIRA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang