08. Kembali?

53 4 0
                                        

Happy reading !!

---

~Tiada hidup tanpa masalah, dan tiada pula perjuangan tanpa lelah.~

Matahari menyapa gadis cantik yang baru saja terbangun dari mimpinya.

Zira bangun dengan ngos ngosan akibat mimpi yang sangat mengejutkannya.

"mimpi itu?"

"apakah ini sebuah pertanda bahwa dia masih hidup?"

"Gue harus kembali kalau begitu..."  ucap nya kepada diri sendiri seraya menyeringai

"Ya, gue harus balik menjadi Zyn." tekad Zira seraya bangun dari kasur untuk ritual, alias mandi.

Selesai mandi dan bersiap siap ia langsung menuju meja makan,
tidak ada siapapun hari ini, seperti biasa.

Mansion sebesar ini tidak berguna jika sesepi ini.

Seorang maid menghampiri Zira yang sedang makan, "Non, minggu ini Tuan besar sedang berada di luar negeri minggu depan baru akan pulang" jelas sang maid, biasa di panggil bi Wanti.

"Makasih info nya bi"

"Iya non, kalau gitu bibi permisi mau nyiram bunga dihalaman belakang ya non" setelah mendapatkan anggukan dari Zira ia langsung pergi kehalaman belakang.

*Keluar negeri? seminggu? cih, kenapa ga sekalian sebulan aja? nanggung banget cuman seminggu* gumam batin Zira.

Setelah selesai sarapan, seperti biasa ia meminta satpam agar mengeluarkan mobil nya keluar pagar mansion nya.

"Terima kasih"  kemudian masuk lah ia kedalam Lamborghini ungu itu untuk berangkat ke sekolah.

Sesampainya ia di SMA Angkasa, ia segera menuju parkiran, kemudian keluar untuk memasuki kelas.
Ia menghela napas sebelum melangkah, karena ia harus melalu segerombolan laki laki kurang belaian terlebih dahulu.
Sebenarnya ia ahli bela diri, namun ia tak mau menunjukannya di sini, jika kepepet saja baru ia akan melakukannya.

Zira sudah berhasil melewati mereka namun, salah satu dari 5 lakilaki itu mencekal tangan Zira.

"Buru buru amat neng" ucap pria itu, yang dikenal sebagai Roni sipembuat onar.

"Lepas" pinta Zira dengan mencoba melepaskannya namun nihil.

"Sini bentar donk" pinta Roni seraya tersenyum.

"Lepas atau patah?" seru Zira sedikit membentak, ia mulai naik pitam, tatapannya tajam ke arah Roni.

Dari ujung parkiran Huzar ingin membantu Zira, namun saat mendengar perkataan Zira seperti emosi, ia berhenti melangkah. Huzar hendak melihat apa yang akan di lakukan oleh Zira.

"Wis, galak bener. Santai donk sayang," tutur nya dengan membelai rambut Zira pelan, namun Zira tak suka jika ada yang menyentuhnya tanpa izin seperti ini.

Kini Zira dan Roni menjadi pusat perhatian.
akhirnya kesabaram Zira sudah habis, dan

Kreeek

bukkk

Zira memelintirkan tangan Roni sekuat tenang sampai berbunyi, kemudian selanjutnya ia injak kaki Roni dan pergi dari sana, melarikan diri dari segerombolan orang yang menontonnya, bagaikan dia dan Roni adalah tontonan gratis.

Anggota Tryxe dan Huzar yang melihat nya melongo, mereka tak percaya apa yang mereka lihat barusan.

"sekuat itu anjir, sampai si Roni kaya kesakitan banget waakkakak" ucap Angga sambil tertawa terbahak bahak melihat Roni_ musuh nya di sekolah kesakitan.

HUZZIRA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang