"loh?! jihoon? apa yang kau lakukan di sini?" arin berseru kaget.
tak perlu waktu lama bagi wanita itu untuk menganalisa keadaan di ruangan tersebut. donghyuk masih dalam pakaian kerjanya, yang berarti ia baru saja tiba. junkyu tak berpakaian sementara jihoon memegang sebuah kaus untuk menutupi wajahnya dengan malu-malu.
arin tak perlu menjadi seorang jenius matematika untuk menyimpulkan keadaan.
donghyuk pasti baru saja menangkap basah jihoon dan adiknya yang hendak berbuat Tuhan-tahu-mereka-mau-berbuat-apa.
jihoon berbicara terbata-bata saat berhasil menemukan suaranya, "a-aku ... aku harus pulang!" sambil tetap memegang kaus junkyu di tangannya, pemuda manis itu langsung melesat keluar dari ruangan, melewati donghyuk, melewati arin, dan juga melewati pelayan-pelayan yang berkerumun di depan game-room untuk mengintip apa yang sedang terjadi.
secara refleks, junkyu mengejarnya keluar. "oi, tunggu!" serunya pada jihoon yang sudah tergesa-gesa menuju pintu depan.
sementara itu, di dalam ruangan donghyuk masih tertegun setelah menyaksikan adegan yang baru saja berlangsung di hadapannya. rasanya seperti menonton film.
"siapa anak itu?" tanyanya pada arin, "kau kenal dia?"
wanita pirang itu hanya tersenyum puas melihat adiknya yang mengejar jihoon keluar.
"yah, bisa dibilang begitu. junkyu pernah menceritakannya padaku. dan kami pernah ngecek social medianya bareng-bareng ," ia terkikik penuh rahasia seperti seorang remaja putri centil yang mengetahui sesuatu tentang pria yang disukainya.
"siapa dia?"
"tetangga kita. pewarisnya park chanyeol."
donghyuk bersiul pelan mendengar jawabannya kakaknya. "tangkapan yang bagus. bisakah kau bayangkan uang yang akan dimiliki anak itu kalau ayahnya meninggal?"
arin tertawa mendengar komentar adiknya. "kenapa? kau mau hartanya? coba saja rebut dia dari junkyu."
donghyuk hanya terkekeh, "jangan sampai kekasihmu mendengarmu berkata begitu." ia mendorong lengannya ke atas, meregangkan tubuhnya. "ahh, aku capek sekali. aku tak pernah suka naik pesawat komersil." keluhnya.
"kau ingin menemaniku sarapan? atau kau mau langsung tidur?" arin berjalan keluar game-room, donghyuk mengikutinya.
"sarapan dulu. aku lapar sekali semalaman belum makan. tidur bisa nanti." jawabnya. "dan kau... harus menceritakan padaku apa saja yang sudah terjadi pada adik kecil kita selama aku tak di sini."
arin hanya terkekeh. "kalau begitu, jangan coba-coba tertidur saat aku bercerita." katanya sambil berkedip.
pada saat yang sama, di luar pintu kediaman keluarga kim, jihoon yang terus berlari sudah menemukan dirinya kelelahan. dia selalu tahu kalau ia tak berbakat dalam olahraga dan saat pelajaran olahraga, ia selalu menyelesaikan trek lari paling akhir. tapi ia tak menyangka kalau lari dari game room ke halaman depan akan terasa secapek ini .
ia berhenti sebentar untuk mengambil napas, sebelum berlari kembali. kabur adalah hal pertama yang memang terlintas di pikirannya saat melihat arin tadi.
junkyu sendirian saja sudah membuatnya gugup setengah mati, bagaimana dengan tambahan kedua kakaknya? bisa-bisa ia pingsan dan membuat masalah lagi.
karena itu ia pikir daripada terjadi masalah, lebih baik ia cepat-cepat keluar. dan cara apa lagi yang lebih ampuh untuk kabur daripada lari?
begitu sampai di pintu gerbang, jihoon menjerit kaget saat sebuah tangan besar mendadak mencengkeram bahunya. ia terkesiap saat menyadari bahwa tangan tersebut milik junkyu. junkyu yang bertelanjang dada dan terlihat kesal. sangat kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/370388511-288-k571904.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
lawless; kyuhoon
Fanfiction(completed) menjinakkan kim junkyu yang liar mungkin sulit, namun jika berarti jaemin akan berhenti menindasnya, jihoon akan melakukannya. hanya saja, dia tidak tahu kalau cinta selalu muncul di saat yang tak terduga. a treasure's kyuhoon fanfic. ⚠️...