Episode 25

68 49 8
                                    

JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA🔥
Typo, koreksi📌

●○●○●○


Malam harinya bagian depan lapangan sudah dihias lampu warna-warni. Di ujung atas setiap tenda yang terdapat bendera Dream Monster juga diberi penerangan lampu agar bendera itu tampak gagah saat berkibar.

Banyak aneka makanan dan minuman yang dijual, bahkan ada juga salah satu tenda yang menjual stiker dan alat-alat untuk motor.

Semua anggota Dream Monster sudah siap dengan setelan hitam dan jaket identitas mereka. Tampak dua orang yaitu Kalvin dan seniornya yang bernama Cakra duduk berjaga di gerbang masuk dengan segepok karcis yang berada di meja untuk dibagikan kepada para pengunjung yang ingin menikmati acara.

Sekitar tiga sampai lima meter dari gerbang. Pagar-pagar besi terpasang melingkar menutupi area sekitar panggung, sehingga hanya ada satu jalan untuk masuk. Arfan berjaga di jalan masuk memastikan para pengunjung sudah memiliki karcis, lalu dia meminta karcis tersebut dan dia sobek agar tidak ada pengunjung lain yang memungut karcis itu untuk masuk tanpa perlu mengeluarkan uang.

Beberapa polisi juga sudah berjaga di setiap sudut tempat untuk mengamankan acara. Jam baru menunjukan pukul tujuh lewat sepuluh menit, tetapi sudah banyak pengunjung yang berdatangan, bahkan banyak yang mengambil foto untuk dipamerkan di sosial media mereka.

Semakin malam, suasana semakin ramai. Sekarang waktu tepat jam sembilan malam tanda acara akan dimulai, semua anggota inti Dream Monster junior sudah siap-siap naik ke panggung, Kalvin yang berjaga di gerbang masuk pun sudah terlihat bersama teman-temannya.

Mereka bertujuh membentuk lingkaran dan menyatukan tangan kanan mereka ke depan, lalu Ferdian sang leader berseru.

"DREAM MONSTER!!"

"LET'S DO IT. FIGHTING!" Jawab seluruh anggota dengan semangat dan mengayunkan tangan ke atas.

Mereka semua berjalan menaiki panggung dan disambut sorakan antusias dari para penonton.

Razka, Bagas, dan Kalvin berjalan ke stand mic. Sementara Ferdian dan Reizo mengambil gitar elektrik dan gitar bas kemudian menggantungkan strap pada pundak mereka, Lalu Davin bermain keyboard dan Oji memainkan drum.

Razka menengok ke belakang memastikan teman-temannya sudah siap. Cowok itu pun mulai bernyanyi diikuti Kalvin dan Bagas yang merupakan vocalis di Band mereka. Ferdian dan Reizo segera memetik gitar, dari suara petikannya membuktikan bahwa sang leader dan kapten Dream Monster sangat mahir dalam memainkan alat musik itu. Davin juga mulai menarikan jari-jarinya di atas tuts hitam putih menghasilkan melodi yang sangat indah. Lalu Oji mengayunkan kedua stiknya memukul drum dengan semangat menyalurkan segala energi-nya yang membuat teman-temannya pun ikut bersemangat, bahkan para penonton juga ikut berjoget, bernyanyi, dan bersorak ria menikmati penampilan mereka.


ʕ •ᴥ•ʔ

Acara hari ini berjalan sukses. Banyak dana yang terkumpul dari hasil penampilan band dan jualan mereka. Meski barang dagangan mereka masih ada yang belum terjual habis, tetapi dana untuk donasi sudah lebih dari cukup, ditambah sumbangan dari para anggota.

"Woy sini-sini makan!" Oji membawa nampan yang berisi berbagai jenis jajanan dan gorengan, disampingnya ada Bagas yang membawa es. Mereka meletakkan itu semua di atas terpal biru yang sudah dilebarkan.

Semua anggota Dream Monster langsung berbondong-bondong mendekat dan duduk bersama tanpa memandang status ataupun pangkat. Kini mereka semua benar-benar terlihat seperti keluarga.

"Gue gak nyangka, ternyata banyak yang tertarik nonton penampilan kita." Razka speechles karena dia tidak mengira bahwa banyak orang-orang yang begitu antusias menyaksikan penampilan mereka, bahkan semuanya tampak sangat ekspresif.

"Iya. Tadi gue sampai ketularan semangat mereka," ucap Oji. Dia mengingat bagaimana semangatnya memukul drum.

"Bahkan gue kira lo kesurupan, gara-gara tadi kepala lo goyangnya brutal banget." Cakra bergidik ngeri.

"Dia yang goyangin kepala, gue yang takut kepalanya copot." Selama acara Arfan selalu was-was takut kalau tiba-tiba kepala Oji lepas dari lehernya.

Mereka tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Arfan. Semua menyetujui kalau di antara mereka Oji lah yang paling semangat.

"Tadi suara lo bagus banget," puji Arfan kepada Razka disetujui oleh teman-temannya.

"Semua juga karena dibantu Bagas sama Kalvin, tanpa mereka mungkin gak bakal sekeren itu karena suara mereka juga bagus banget."

"High note-nya Bagas gila sih," sahut salah satu anggota Dream Monster.

"Vokalnya Kalvin juga gak kaleng-kaleng."

Mereka saling memuji satu sama lain, mengapresiasi usaha dan jerih payah yang sudah mereka serahkan untuk acara yang sangat spektakuler.

"Gue benar-benar terima kasih atas semua usaha kalian hari ini, gue juga berterima kasih kepada para senior yang sudah membantu kita. Tanpa kalian, mungkin acara ini tidak akan berjalan sesukses ini."

Ferdian benar-benar berterima kasih atas waktu yang sudah diberikan mereka untuk membantu kelancaran acara hari ini.

"Gue juga mau mengucapkan terima kasih sama lo dan sama kalian semua. Kalau bukan karena kalian, kita semua gak akan bisa merasakan kebersamaan seperti ini. Lain kali kalau kalian mau bikin acara lagi gak usah sungkan buat ngundang kita, karena kita juga pengen kumpul-kumpul kayak gini lagi, sekaligus memantau perkembangan kalian juga."

Sadewa benar-benar bersyukur hari ini bisa berkumpul bersama dengan teman-teman dan para juniornya yang sudah dia anggap seperti adik sendiri.

Arfan yang duduk di dekat Reizo pun langsung merangkul pundak Reizo dan diterima oleh cowok itu.

"Lo juga kalau ngomong sama teman-teman lo jangan terlalu irit, belajar buat sedikit terbuka biar mereka tau apa yang lo rasa. Karena yang namanya teman, ketika lo senang mereka juga harus senang, sebaliknya kalau lo sedih mereka juga ikut merasakan."

Nasehat Arfan pada Reizo mendapat respons hangat dari teman-temannya. Menurut mereka, Reizo memang terlalu tertutup hingga merasa ada dinding tak kasat mata yang menghalangi mereka untuk mengenal lebih dekat cowok itu.

"Iya bang, gue aja sebagai teman dekatnya dari jabang bayi sampai sekarang sering ngerasa bosen kalau main sama dia, ngajak ngomong dia kayak ngomong sama angin," keluh Davin melirik sinis Reizo yang saat ini menatapnya sebal.

Mereka mengobrol ringan membahas segalanya, tidak jarang juga mereka tertawa karena candaan yang dibuat oleh Oji. Hingga tanpa terasa jam menunjukkan pukul dua dini hari. Razka melihat jam di handphonenya kemudian dia kembali memasukkannya kedalam saku jaket.

"Udah jam dua. Kita balik sekarang yuk!"
Razka menatap semua orang dan berhenti di Reizo, cowok dingin itu menganggukkan kepalanya.

"Balik!" titah Reizo singkat.

"Ya sudah kita pulang sekarang! Kalian pasti juga capek butuh istirahat." Dengan beranjak dari duduknya, Ferdian memberi instruksi kepada anggotanya untuk segara pulang.

Semua anggota Dream Monster tak terkecuali para senior juga bersiap untuk pulang, sebelum itu mereka membersihkan bekas makan dan terpal yang mereka gunakan untuk duduk.

Detik dan DetaknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang