Episode 33

37 12 19
                                    

JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA🔥
Typo, koreksi📌

●○●○●○

Ramai hiruk piruk suara hewan bersahut-sahutan. Para ayam berkokok, mereka berlomba-lomba menunjukkan suara terbaiknya, mencoba mendominasi, memperlihatkan kekuasaannya.

Malam panjang menghilang digantikan cahaya matahari yang menyita seluruh kegelapan. Semua makhluk bumi membuka mata, siap memahat hari dengan berbagai alurnya.

Di atas tempat tidur, terdapat dua anak adam berbeda jenis kelamin sedang tidur dengan gaya indahnya. Si lelaki tidur tengkurap dengan kaki menjuntai ke bawah, sedangkan si gadis tidur terlentang, dalam keadaan kedua tangan dan kakinya merentang ke kanan dan kiri, dengan salah satu kaki menimpa betis teman tidurnya.

Tak lama, tampak adanya pergerakan. Perlahan, sebuah kelopak mata terbuka, tangannya bergerak menutupi mulutnya yang menguap. Nara menggeliat, merenggangkan otot-ototnya. Kemudian dia menoleh ke samping, melihat abangnya yang masih pulas tidak ada tanda-tanda cowok itu akan bangun.

Nara mengambil handphonenya di atas bantal, menyalakan dan melihat jam. Setelah itu dia segera membersihkan bekas tempat dia tidur, mengambil barang-barangnya dan pergi ke kamarnya.

Saat memasuki kamarnya, dia melihat ada yang aneh di dalamnya, tepatnya di atas kasur miliknya. Di sana, dia melihat sebuah tubuh kecil ramping yang terlihat terlelap dengan nyaman. Nara mendekati sosok di atas kasurnya dengan langkah hati-hati.

"Dia tidur di sini?" Nara mendengus. Dia tidak suka kamarnya dimasuki sembarang orang tanpa seizinnya.

Dia lantas menata guling dan selimut di tempatnya dengan pelan-pelan. "Untung gue tau sopan santun, kalau enggak, udah gue lempar nih guling ke muka lo," gerutunya pelan sambil melirik sinis orang itu. Kemudian Nara mengambil pakaiannya di lemari dan masuk ke kamar mandi.

Suara air yang jatuh bertabrakan dengan lantai berhasil membangunkan orang yang berada di tempat tidur Nara. Berbarengan dengan sadarnya orang itu, pintu kamar mandi terbuka menampilkan Nara yang sudah berpakaian rapi, dia terlihat lebih segar.

"Sudah bangun?" Nara mencoba berbasa-basi dengan nada menyindir. Lalu dia berjalan ke meja riasnya, mendandani dirinya tanpa menghiraukan orang itu yang sudah menatapnya kesal.

"Kenapa lo ada di sini?"

Hah, dia tidak salah dengar? Nih orang, linglung, lupa ingatan, atau emang dasarnya gak tau diri?

Nara memutar tubuhnya menghadap orang itu. "Nyawa lo belum kumpul?"

Pertanyaan sederhana dari Nara malah membuat orang itu terpancing.

"Maksud lo apa?" Sentak orang itu.

"Fix nyawa lo masih di awang-awang." Nara kembali menatap cermin, tangannya meraih lipstik berwarna nude, tapi saat dia baru membuka tutupnya dia kembali berbalik menatap orang itu.

"Tunggu, gue baru sadar, lo pake kosakata, lo, gue?" Nara menutup mulutnya pura-pura terkejut. "Wah, ternyata akting lo hebat banget di depan keluarga besar, gue jadi bangga."

Mendengar ledekan dari Nara membuat emosi orang itu meledak. Tangannya menyambar gelas yang ada di meja dan membantingnya di lantai dengan keras.

Pyar

Gelas kesayangan Nara yang bergambar kartun casper itu hancur. Nara terkejut, dia melamun menatap pecahan gelas itu dalam keadaan terpaku.

"Nara! Kamu apain adik aku?" Pekikan histeris dari arah pintu mengejutkan Nara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Detik dan DetaknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang