Krist berjalan tergesah-gesah memasuki Perusahaan tempat ia bekerja sebagai seorang Anak Magang, ia sudah telat hampir 20 menit karena bangun terlalu siang. Memang tak bisa dipercaya semua bawahannya yang terlalu Bajingan itu, sudah diberi titah untuk membangunkannya sekitar pukul 6 pagi, mereka justru sama tertidurnya dengan Krist yang memang sudah seminggu ini belum banyak melewatkan istirahat malamnya.
Entah mengapa setelah bekerja di berbagai tempat, ditambah lagi ia harus menyamar sebagai pria penghibur malam tadi, Krist merasakan kelelahan dan sangat mengantuk. Alhasil ia harus memejamkan matanya sejenak sebelum kembali beraktifitas di Dunia Anak Magang yang baik.
Tangan Krist bergerak untuk merapihkan semua pakaian yang ia kenakan karena penampilannya pagi ini seperti habis terkena Badai, rambut yang belum sempat ia tata dan juga kemeja yang juga terlihat sangat berantakan, Krist sedikit kerepotan dengan apa yang ia kerjakan sepagi ini.
"Sial... Bukankah aku terlalu menghayati peran sampai ada adegan terlambat pergi ke Kantor" Gerutu Krist sembari berlari menaiki anak tangga karena Lift yang harus ia gunakan terlalu lama.
Dengan susah payah, Krist pada akhirnya sampai ke lantai tempat ruangannya berada, kalau bukan karena sudah terbiasa dengan latihan fisik yang sangat keras, bisa dipastikan ia akan segera menuju ajal karena harus setengah berlari menuju lantai 15 dengan kondisi tangga memutar.
"Harusnya Kantor semodern ini sudah bisa menggunakan lift dengan kecepatan sepersekian detik, bukankah akan lebih efisien untuk para Karyawan" Monolog Krist lagi.
Krist berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya, lelah juga ternyata menaiki tangga dengan sepatu pantofel yang jarang sekali ia pakai jika bukan karena acara formal. Dan setelah berdiam diri beberapa menit, Krist udah menyiapkan diri untuk mendapat banyak Makian dari penanggung jawab Magangnya akibat keterlambatan.
Dengan langkah pasti, Krist segera bergerak menuju ruangannya, tetapi baru saja hendak mempercepat lajunya, tiba-tiba saja tubuhnya tertarik begitu saja dan masuk ke dalam sebuah ruang kosong yang biasa dipakai untuk rapat.
Krist masih menghadap ke arah pintu dengan tubuh yang tak bisa bergerak karena dibelakangnya kini ia yakini sedang berdiri juga seseorang dengan tangan yang sudah mengungkungnya.
"A..da apa?" Tanya Krist gugup.
Tanpa harus melihat secara jelas, Krist tahu siapa yang sedang berdiri di belakangnya, ia bisa mengenali dengan jelas bahkan hanya dari wangi parfum yang dipakai orang itu.
"Berapa harga yang harus ku bayar untuk semalam bersamamu?" Bisik Singto tepat ditelinga Krist.
Krist langsung memejamkan mata, dia bukannya merasa tersinggung dengan pertanyaan kurang ajar Sang Bos, ia justru berdebar dan teramat geli dengan perlakuan Bosnya.
Posisi mereka sangat dekat dan otak Krist terlalu binal untuk diberi treatment seperti sekarang walaupun ia terkesan sedang ditawar. Oh God... Otaknya pasti sudah korslet karena terlalu banyak mengurusi masalah orang lain.
"Maksud Bos apa?"
Tubuh Krist mendadak menghadap Singto, harga dirinya terasa terombang ambing karena Singto berlaku seenaknya terhadap tubuh miliknya, didorong, ditarik, diputar sesuka hati pria itu.
"Man Escort atau Sugar Baby? Profesi apa yang harus ku pakai untuk menyewamu semalam saja?"
Krist mengepalkan tangannya tanda jika ia sedikit terusik, memang sebegitu baguskah aktingnya selama ini saat menjadi Jalang di Gay Bar sampai banyak orang yang ingin sekali menyewanya, bahkan dengan bayaran yang sangat fantastis pernah ditawarkan padanya.
"Bos mungkin salah paham, pertemuan kita beberapa kali di tempat itu bukan berarti jika aku.."
"Tidak usah mengelak Anak Magang" Tangan Singto mulai berani bergerilya ke wajah Krist yang sekarang sedang menutup kedua matanya semenjak kulit mereka saling bersentuhan "Candy Candy, itu kan nama yang kau pakai saat berjualan di Bar"
Sialan... Pasti Bartender gila itu mengarang cerita indah dan tentu saja memberi nama aneh untuknya, kurang ajar memang Anak Buahnya yang satu itu. Batin Krist.
"Jika ku teliti, kau memang manis juga, cocok dengan nama Candy"
"Bos....Siapa pun yang memberi informasi padamu tentang diriku, dia pasti hanya mengarang, aku tidak semanis teman kencanmu semalam, ku rasa yang lebih cocok disebut Candy adalah pria itu" Jelas Krist sembari berusaha menggeser tubuhnya dari Kungkungan Singto.
Wangi tubuh Singto sedikit berbahaya untuk reaksi tubuh Krist, itu sebabnya mereka butuh berjauhan. Krist takut sekali berubah menjadi agresif karena perlakuan Singto jujur saja menggetarkan seluruh syaraf kewarasannya.
"Tetapi aku lebih suka Candy yang satu ini"
Singto kembali menarik Krist dan sekarang justru lebih berani karena kedua tangannya sangat sigap merangkul pinggang Anak Magang itu.
"Bos, yang kau lakukan ini adalah pelecehan loh"
"Kau akan melaporkanku pada polisi? Kau tidak takut ditertawakan?" Singto menatap Krist dengan sedikit mengejek "Ini semua tidak gratis, aku akan membayar dengan nilai fantastis, atau ku siapkan saja cek kosong, jadi kau bebas menulis nominalnya"
Si Bajingan ini, untuk apa aku melapor pada diriku sendiri, kalau saja bukan karena kesepakatan antara aku dan ayahmu, sudah ku libas habis kau di atas ranjang.. Ups! Bercanda loh🫣
"Maaf Bos, aku tidak tertarik, ku pikir kau tidak setampan itu untuk ku beri akses bisa menyewaku" Krist berucap keras untuk membuat pria yang sedang memeluknya ini merasa tersinggung dan mengurungkan niat gilanya.
Eciye nungguin ya😛
Udah berbunga-bunga pasti tuh pas liat judulnya.
Harus bersabar
Kelean masih harus berkhayal masing2 dulu ya.
Tunguin sebentar lagi pasti bisa dong😋 Ntar dikasih upah chapter yang spektakuler emejing.
Bye Genks
Peraya Begin Again🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERN
Fanfiction"Anaknya Tuan Leong tampan dan manis, serakah juga ya kamu" -Singto Andrews-🧑💼 "Merdu banget suara Buaya Darat" -Krist Leong-👮