Yang Punya Kuasa

219 40 24
                                    

Krist segera keluar dari dalam Kantornya setelah sehari semalam melaksanakan tugasnya di lapangan dan kemudian dilanjutkan dengan rapat evaluasi yang memakan waktu cukup lama. Ia sudah menghubungi Babanya untuk minta dijemput karena baterai di tubuhnya mungkin hanya tinggal 5 persen saja.

Selama Sang Ayah berada di rumah, ia memang selalu memanfaatkan orang tua itu untuk menjemput atau mengantar kemana pun ia ingin, Krist yang memang malas untuk berkendara sendirian kalau tidak dalam kondisi terpaksa, tentu lebih memilih duduk tampan sebagai penumpang.

"Dimana Baba" Krist memutar kepalanya ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan mobil sang ayah yang harusnya sudah terparkir, tetapi justru belum terlihat juga.

"Ehh.... Ehh... Ehh..." Tubuh Krist tiba-tiba saja dirangkul dari arah belakang dan kemudian ia dipaksa untuk memasuki sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri tadi.

"Berani sekali kau menculik Aparat, sudah bosan dengan wajib lapor? Ingin menjadi tahanan saja?" Krist langsung mengeluarkan jurus tantrum setelah tahu ia sudah duduk manis di sebuah mobil sport keluaran terbaru yang tentu saja milik ya kalian tahu sendiri lah.

"Hanya dengan cara ini, aku bisa mendapat atensimu, anggap saja seperti di film-film action" Ujar Singto tak mau kalah.

"Tadi kan sudah ku bantu mencatat kedatanganmu di Kantor, apalagi?"

Singto menghela nafas kasar.

Ini kalau langsung diterjang saja, ia harus menjalankan berapa tahun masa tahanan sih? Tetapi kalau alasannya karena jatuh hati, mungkin tidak ya hukumannya diganti saja dengan hidup bersama sampai maut memisahkan.

Gemas Singto tuh...

"Yang sekarang beda urusan, kalau di kantor masalah profesional, dan sekarang kita bicarakan hal-hal yang menyangkut romance relationship" Jelas Singto.

Kening Krist berkerut dalam, sinting kali ya Buaya Darat satu ini, relationship macam apa yang bisa menjadi topik pembicaraan diantara mereka.

"Hanya karena kita pernah berciuman 1 kali, apa yang membuat anda sepercaya diri ini kalau kita ada sangkut pautnya dengan sesuatu yang romantis, anda khilaf dan saya khilaf, selesai perkara"

Singto langsung menggerakkan salah  telunjuknya di depan wajah Krist karena merasa tak terima dengan pernyataan pria itu. Oh tidak semudah itu selesai pikir Singto, ciuman candu diantara keduanya beberapa hari lalu, tentu saja harus berlanjut dengan sesuatu yang lebih proper.

"Kita berciuman dan saling membalas, tidak ada paksaan, dilakukan dengan kesadaran penuh dan itu artinya kita mempunyai minat yang sama" Tegas Singto lagi.

Krist jadi pusing sendiri, sebenernya sebuah ciuman spontan tidak harus dipertanggung jawabkan sampai sebesar ini kan. Diantara 2 orang dewasa yang legal, ciuman yang konteksnya tanpa pemaksaan, dilakukan atas dasar suka sama suka, tentu tidak masuk dalam bentuk kejahatan.

"Gini deh, to the point saja, aku sudah tertarik padamu kemudian berniat untuk mendekatimu, dan setelah kejadian beberapa hari lalu, aku justru akan bersikap semakin ugal-ugalan, jadi please, please dimohon kerjasamanya ya sayang ya"

Singto menampilkan senyum manis di akhir kalimatnya dan semoga niatnya bisa mengusik ke dalam relung hati sanubari Komandan Kristnya.

"Wahhh kalau itu aku sih No! Kerjaanku sedang bertumpah ruah sampai banjir, dan menjalin hubungan dengan orang lain pasti akan menyulitkanku untuk berbagi waktu"

"Aku kekasih pengertian kok, aku kan juga sibuk"

"Apalagi itu, aku sibuk dan kekasihku sibuk, bertemunya kapan, mesra-mesraannya kapan kalau sibuk sendiri-sendiri"

INTERNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang