Bertatap Pada Akhirnya

346 46 24
                                    

"Selamat pagi sayang"

"Selamat pag....."

Kegiatan menggulung seragamnya terhenti ketika Krist tersadar jika yang baru saja menyapanya bukan Pere atau Sang Baba.

Krist tak begitu memperhatikan mahluk-mahluk yang sudah berkumpul di meja makan, karena tengah sibuk merapihkan tampilannya.

"Selamat pagi komandanku tersayang" Sapanya lagi.

Krist mengerutkan keningnya dalam.

"Memang kita saling kenal?"

Francis dan Geraldo seketika saling menatap dengan ekspresi malas, lebih tepatnya hanya Francis karena Geraldo tetaplah ayah baik hati yang selalu bersikap penuh kelembutan dan puja pada anak semata wayangnya.

Ya Bucin memang ayah anak satu itu.

Biarkan saja.

"Darl, duduk dulu dan sarapan"

"Aku sarapan di kantor saja Ba"

"Heh... Saya sudah masak ya, hargai dong"

Tantrum Francis chapter 1

Krist hanya mengangkat bahunya tak acuh, ia langsung saja mengambil segelas susu yang sudah disiapkan Francis dan meminumnya dalam sekali teguk, setidaknya ada suguhan Francis yang ia sentuh karena ia malas meladeni kemusuhan Pere nantinya.

"Setidak pernah itu ya melihat pria tampan minum susu?"

Singto langsung tersenyum "Mungkin, karena kebanyakan yang minum susu itu bayi minyak telon"

Francis langsung terkikik geli, counter Sang Anak bertambah lagi satu selain dirinya, dan tentu saja ia bereuphoria, senang dia tuh melihat kesayangan Geraldo Leong tak berkutik saat menghadapi seseorang.

Ah calon menantu, Fighting✊

"Sing, saya bisa minta tolong untuk mengantar Krist ke Kantor?"

"Ba! Apaan sih"

Singto segera bertatapan dengan Geraldo dengan senyum penuh kemenangan.

"Tentu Tuan, dengan senang hati"

"Aduhh... Aduhh... Baiknya Calon Menantu Pere Jullien"

"Siapa yang setuju diantar mahluk ini?"

"Naakkkk"

Geraldo langsung memberi peringatan pada Sang Anak karena menunjuk orang lain secara langsung sangatlah tidak sopan, Geraldo meski bukan pria penuh kesempurnaan, ia selalu mengajarkan anaknya untuk beretika yang baik.

"Baba ingin pinjam mobil Krist hari ini, semalam ada insiden kecil dan mobil Baba harus masuk bengkel" Jelas Geraldo.

"Mobil Pere kan ada"

"Ku tinggal di Kantor Babamu lah, untuk apa pulang beriringan, aku tidak ingin terpisah dari suamiku"

Mata Krist berotasi malas, Francis memang punya segudang trick untuk membuatnya merasa kesal.

"Aku berangkat dengan Baba saja"

"Tidak bisa Darl, Baba harus pergi ke pinggiran kota, ada pekerjaan di sana"

Singto hanya bersikap tenang dengan perdebatan satu keluarga ini, ia justru tak terganggu dan malah menikmati sarapannya, karena Singto sudah yakin jika Krist tak akan pernah menolak perintah orang tuanya sekeras apapun pria itu.

Dengan tangan terkepal hampir meledak, Krist pada akhirnya bisa mengendalikan emosi karena ini masih pagi dan tak mungkin ia merusak moodnya mengingat sudah banyak tugas dan evaluasi yang harus ia kerjakan hari ini.

INTERNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang