"Ke Hotel yuk"
"Enggak"
"Di Apartemenmu saja kalau begitu"
Krist langsung menatap sinis Singto Andrews bahkan sudah sejak mereka masuk ke dalam mobil kedua matanya terus memicing dan entah ingin dibawa kemana dia oleh pria itu, Krist tak terlalu memperhatikan
"Bercinta yuk... Awhhhh"
Singto seketika mengusap kepalanya yang baru saja mendapatkan pukulan dari Krist, padahal sebagai pasangan memang salahnya dimana jika ia ingin sekali memadu kasih di atas ranjang.
"Sakit sayang"
"Ini beneran ya Singto Andrews, sekali lagi kamu bicara ngawur, ku laporkan pada pihak berwajib"
"Lah kan kamu sendiri Aparat, tangkap saja sekarang"
Krist langsung mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali ia menjadikan Singto samsak hidup karena kekesalannya sejak tadi di Kantor seperti ingin ia lampiaskan pada siapapun.
"Singto Andrews dengarkan aku baik-baik"
"Iya sayang__"
Krist sedikit salah tingkah saat Singto begitu lembut menanggapinya, selalu seperti itu karena ia memang lemah, baper, jadi gampangan.
"Aku harap kali ini kamu benar-benar akan mendengarkan semua penjelasanku, ini mengenai masalah kita berdua yang belakangan terjadi"
"Soal apa? Drew Theodore?"
"Iya___ Eh" Krist langsung menatap Singto tajam "Da... Darimana kamu tahu nama itu? Oh iya dari Si Brengsek Vier"
Singto belum menjawab, ia masih berkonsentrasi mengemudi sebelum akhirnya mobil yang ia kendarai memasuki sebuah gedung tua, tempat dimana Krist pernah mengundangnya dulu untuk melihat sesosok wanita yang sengaja dikurung dalam sebuah ruangan khusus.
"Kenapa kita ke sini?" Krist baru menyadari dibawa ke tempat seperti apa setelah mobil Singto benar-benar berhenti.
"Hanya ingin pamer pada wanita yang terkurung di dalam sana, jika sekarang Krist Leong sudah memiliki seorang yang sangat dicintainya"
"Huh!"
Krist menggeleng beberapa kali.
"Sayang dengar" Singto memutar tubuhnya untuk berhadapan langsung dengan Krist "Aku sudah lelah terus mendapat teka teki soal benang merah diantara kita, apa yang terjadi sampai kita seperti ini, kamu sama sekali tidak memberi penjelasan apapun"
"Bukan begitu maksudku Sing"
"Tuan Leong dan aku telah sepakat bekerja sama untuk melindungi mu, sudah saatnya kamu tidak melakukan segalanya sendirian sayang, meski aku tahu kamu pasti mampu tetapi sebagai pasangan aku juga harus ada gunanya kan?"
Tangan Singto begitu lemah lembut membelai serta merapihkan rambut Krist yang sedikit berantakan, wajah kekasihnya begitu kentara sarat akan kelelahan dan Singto sangat tidak tega.
Dengan sebuah permohonan yang tulus, Singto secara sengaja mendatangi Geraldo Leong untuk mendapat pencerahan tentang semua kondisi kekasihnya, apa yang sebenarnya terjadi dan pada akhirnya Singto mendapatkan semua jawaban pasti.
"Tugasmu memang melindungi banyak orang, tetapi jangan pernah lupa jika kamu juga manusia biasa, kamu harus sadar jika manusia memiliki limitnya sendiri-sendiri, mendapat perlindungan bukan berarti karena kamu dianggap lemah, tetapi karena kamu terlalu berharga, dengar aku gak?"
Krist hanya mengangguk beberapa kali tanpa mampu mengalihkan tatapannya dari Singto. Entah mengapa semua kalimat Singto seperti menghipnotisnya dan dirinya hanya iya iya saja, padahal biasanya siapapun yang ingin sok menjadi pahlawan untuknya akan ia maki habis-habisan karena Krist merasa itu seperti menganggap remeh dirinya
![](https://img.wattpad.com/cover/369083969-288-k786203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERN
Fanfiction"Anaknya Tuan Leong tampan dan manis, serakah juga ya kamu" -Singto Andrews-🧑💼 "Merdu banget suara Buaya Darat" -Krist Leong-👮