Yang Noob Ternyata Memuaskan

379 43 32
                                    

Singto sebenarnya sudah merasakan sesuatu yang menurutnya agak janggal, tetapi ia masih terus membiarkan Krist membuka setiap kancing kemejanya sampai tiba di pengait terakhir dan bagian tubuh depannya terpampang nyata, Singto segera menarik Krist untuk duduk diatas tubuhnya.

"Tangan kamu tremor"

"Nope"

Singto membawa kedua tangan Krist untuk ia genggam, dan benar saja ia merasakan ada getaran meski tidak kencang, ditambah lagi tangan Krist yang terasa cukup dingin.

"Aku gak butuh pro player, noob juga tidak masalah asal itu kamu sayang"

"Heh... Aku playboy ya dulu"

Singto terkekeh, tubuhnya langsung beringsut untuk duduk. Meski kondisinya sudah benar-benar on fire dan siap menerjang Krist sampai pingsan, tetapi mereka harus bicara dulu, ada yang mengganjal di hatinya soal sikap Krist.

"Mau cerita?" Tanya Singto lembut, diikuti dengan usapan penuh cinta di wajah kekasihnya.

"Cerita apa sih? Kita kan mau berhubungan intim, masa harus ada kuliahnya" Krist masih menyangkal karena diotaknya sekarang selain siap mengangkang dan menungging, ia tidak lagi memikirkan apapun.

Krist kesal karena banyak iklannya.

"Nanti, kita akan menuju kesana, tetapi jelaskan dulu kamu kenapa"

Krist memalingkan wajahnya, malas ia melihat mata yang bisa membuatnya kesulitan menolak apapun.

"Krist sayang..."

Singto kembali membawa kepala Krist untuk saling berhadapan, ia ingin ada eye contact dan tidak suka jika saat Krist bicara tetapi mereka tak saling menatap.

"Apa kamu punya trauma?"

Krist mulai keringat dingin, dan degup jantungnya juga tak lagi santai. Mendadak iya berganti alasan pening yang tadinya karena horny sekarang justru karena takut.

"Lihat aku Krist, aku Singto... Kekasihmu, bukan orang lain, aku tidak akan menyakiti"

Krist masih diam tanpa sepatah katapun.

"Kalau begitu kita berhenti saja sampai disini" Putus Singto sepihak.

"Tidak... Tidak... Jangan" Krist tiba-tiba saja panik, sesungguhnya ia ingin Singto menyentuh seluruh tubuhnya tanpa ampun.

"Then tell me"

Apa harus sekarang? Pikir Krist.

Apa harus jadi pembahasan?

"Beritahu aku kalau kamu punya batasan, jika tidak ingin sampai ke titik itu, aku tidak masalah"

"No... No... Aku ingin melakukannya denganmu, sungguh Sing, hanya saja..." Krist tampak ragu.

"Krist dengar, sekalipun kamu belum bisa ku tiduri entah untuk waktu yang sebentar atau lama, aku tidak akan berubah, aku tetap jatuh hati padamu, karena hubungan kita bukan hanya perkara memasukan penisku ke lubangmu, paham!"

Singto tak lagi penuh kelembutan, bicaranya lugas dan tegas karena Krist sesekali harus dikasih pengertian jika perasaannya tidak sedangkal itu.

Hhhh....!

Krist justru merasa serba salah, dia hanya ingin maju tanpa kembali ke masa lalu, tetapi tremor sialan ini memang benar-benar sialan, dan Singto terlalu peka untuk hal sekecil apapun.

"Baiklah, aku akan cerita"

Krist akhirnya menyerah. Tidak ada pilihan lain kan? Krist ingin segalanya dimulai dengan penuh kebaikan.

INTERNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang