Krist hampir saja kehilangan kontrol emosinya andai saja ia tidak berpikir lagi secara profesional. Mulut mantan tunangan kekasihnya itu memang seperti minta disumpal oleh granat karena sejak tadi benar-benar memprovokasinya terus.
Sebagai Pimpinan dalam penyelidikan kasus yang melibatkan pria itu, Krist tentu tidak bisa gegabah, andai saja ia bukan anggota polisi atau minimal dia bukan bagian dari tim, mungkin detik ini juga Krist benar-benar akan menghabisi pria di depannya.
Krist mengangkat tangan memberi kode kepada bawahannya untuk mematikan kamera cctv yang mengarah ke ruang penyidik utama, tak lupa ia juga menginstruksikan semua anggota agar segera meninggalkan Krist hanya berdua dengan si Vier Vier ini.
"Jangan pernah merasa menang atas cinta dari Singto untukmu saat ini, karena pada kenyataannya aku tetap akan menjadi bahan pertimbangannya ketika suatu saat kalian selesai dan ku rasa itu tidak akan lama lagi" Ucap Vier lebih berani ketika mereka hanya berdua saja sekarang.
"Memang kau pikir dirimu sepenting itu untuk kekasih ku?" Balas Krist santai.
Krist bersandar di kursi yang berhadapan langsung dengan Vier, merokok dengan santai karena pada akhirnya ia bisa kembali meraih ketenangan, dan bersiap untuk meladeni kegilaan mantan tunangan yang belum move on ini.
"Hanya aku satu-satunya manusia yang digenggam Singto begitu erat sampai pertunangan itu terjadi"
Kekehan samar keluar dari mulut Krist, bahkan ia hampir saja tersedak asap rokok yang sedang ia hisap.
"Aku tidak butuh digenggam oleh kekasihku terlalu erat, itu membuktikan jika ia percaya penuh kualitas pasangannya yang sekarang tidak akan pernah jatuh ke pelukan orang lain, tentu saja kita berbeda treatment"
"Jangan sombong Komandan, dianggap pelarian apa semenyenangkan itu?"
Eh eh eh... AK-47 boleh langsung dikeluarin aja gak sih ini😏
Krist bangkit dari duduknya dan langsung menempatkan diri tepat diatas meja agar bisa lebih dekat dengan Tersangka sekaligus Rivalnya.
"Memiliki pasangan selevel Singto Andrews, akan ku beri kabar pada seluruh penjuru Semesta, ku perlakukan dengan penuh cinta dan ketulusan, bukan malah berselingkuh dengan Psikopat Gila, lubangmu terlalu gatal dan murahan ya sampai harus rela dijamah oleh penis pria lain"
Kalimat dengan filter?
Nei...
Bukan gaya Krist sekali.
Pengalaman hidup mengajarkan segala hal untuk bisa menghadapi banyak orang dengan tingkah laku yang salah satunya ajaib, belum lagi takdir mengirimkan ia menjadi Anak Francis Jullien si mulut beracun, dari Pere-nya Krist belajar bagaimana kekerasan verbal lebih berbahaya dari kekerasan fisik dan itu bisa ia pakai untuk menjatuhkan lawan.
"Aku tidak semurahan itu"
"Oh wow, congrats kalau begitu, tetapi Singto sudah jatuh ke pelukanku dan aku tidak akan pernah membuka celah pada siapapun untuk mengusik hubungan kami yang penuh gairah, sampai sini paham kan? Punya otak harusnya bisa mengerti, atau otaknya juga ikut tergadai untuk banyak orang sama seperti lubangnya, hm?"
Krist benar-benar tidak bisa kalah dari Si Yang Paling Pick Me Boy ini. Kalau pria itu pikir dengan masa lalu sebagai Mantan Tunangan bisa membuat dirinya insecure, tentu saja Krist hanya tertawa evil.
Sekalipun yang sedang berhadapan dengannya adalah Mantan Suami atau Mantan Istri dari kekasihnya, jika statusnya hanya MANTAN ya tetap saja sudah usang, berdebu, dan harus disapu sampai bersih.
"Sudah ya, jangan banyak berkhayal soal Kekasihku yang akan bersedia mengulurkan tangannya untuk memberi bantuan, karena ketika kalian sudah selesai, Singto Andrews tidak suka membuka buku lamanya lagi, apalagi kalau bentuk buku barunya seperti yang kau lihat sekarang, memang punya kekuatan apa Singto untuk bisa menolak pesonaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERN
Fanfiction"Anaknya Tuan Leong tampan dan manis, serakah juga ya kamu" -Singto Andrews-🧑💼 "Merdu banget suara Buaya Darat" -Krist Leong-👮