"Silahkan Masuk Tuan Andrews"
Sumpah!! Krist terpaksa harus bersopan santun ria di depan para Atasannya saat diamanati tugas untuk menyiapkan berkas wajib lapor seseorang dan semua yang ia lakukan sezuzurnya hanya demi tata krama di Kesatuan.
Menyebalkan? Oh jelas.
Setelah kejadian di operasi malam itu, Krist sudah memutuskan untuk kalau bisa menjauh saja dari sekitaran Singto Bajingan Andrews, tetapi apalah daya hidup kan memang terkadang ada lawak-lawaknya seperti sekarang.
Yup!! Menulis wajib lapor seseorang apakah harus menjadi tugasnya juga yang memiliki pangkat setinggi ini. Meskipun diatas langit masih ada Yang Maha Kuasa, tetapi kan tetap saja ia bukan Aparat yang seharusnya direpotkan dengan berkas-berkas wajib lapor begini.
"Sudah selesai, anda bisa kembali lagi Minggu depan Tuan Andrews" Ucap Krist masih dengan nada penuh rasa hormat, walaupun dalam hati ia sudah merapal banyak sumpah serapah.
"Kenapa sebentar sekali?"
"Kalau ingin lama, Tuan bisa menjadi terdakwa di Pengadilan, saya jamin akan berepisode episode durasinya"
"Jangan dong, nanti Komandan Krist sedih"
Krist langsung mengerutkan keningnya.
"No, thank you, pekerjaan saya terlalu banyak untuk mengurusi tragedi orang lain yang sama sekali tidak penting" Sanggah Krist.
"Pujaan Hati saya kenapa makin gemas sih, kapan sekiranya kita bisa berkencan?"
Krist duduk bersandar di kursinya sembari menatap lawan bicaranya yang ternyata punya tingkat menyebalkan akut.
"Tentukan dulu tempatnya, mungkin bisa ku pertimbangkan jika seleramu bagus"
Kalau begitu mari kita bermain-main sedikit. Batin Krist.
Sebuah senyum nampak terbit dari wajah Singto, entah Krist serius atau hanya memberi harapan palsu, tetapi ia semakin merasa tertantang.
"Pilihanmu saja bagaimana?" Tawar Singto.
Krist membuat gestur tampak berpikir sebelum akhirnya ia mendapatkan ide kurang ajar.
"Banyan Tree? Anantara? Kempinski? Atau mungkin..."
"Penthouseku saja, fasilitas lebih dari Hotel Bintang, dan kelebihannya kita bisa main dimanapun karena selain luas, disana aku hanya tinggal sendirian jadi desahanmu pasti tak terdengar selain olehku, bagaimana yes or deal?" Singto berucap gamblang tanpa filter sembari menarik turunkan alisnya untuk menggoda Sang Komandan.
Krist hanya bisa menggeleng kecil, seperti sudah tahu arah mata angin akan menuju kemana.
Yup! Otak Meshoomm
"Sudah ku duga, isi selangkangan adalah moto hidupmu ketika mendekati seseorang diluar pekerjaan"
"Salahku dimana? Aku hanya menyambut umpan yang dilempar, berhubung tawaran tempatmu terlalu biasa, aku mengusulkan ke tempat yang lebih sempurna, dan lagi kita dua orang dewasa, legal kok"
"Ok"
"Apa?"
Tiba-tiba Dunia terasa jungkir balik untuk Singto.
"Ini ok apa? Ok ngamar di Hotel? Ke Penhos atau bagian soal selangkangan sih?"
Matilah kau Sing, kan jadi ngayal.
Krist bangkit dari duduknya, kemudian berjalan untuk berdiri di sisi sebelah kiri kursi yang Singto duduki.
Tanpa aba-aba, Krist langsung menyodorkan sebuah potongan kertas ke arah Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERN
Hayran Kurgu"Anaknya Tuan Leong tampan dan manis, serakah juga ya kamu" -Singto Andrews-🧑💼 "Merdu banget suara Buaya Darat" -Krist Leong-👮