"Selamat pagi Tuan Leong"
Geraldo yang telah selesai dengan pukulan terakhirnya langsung memutar kepala setelah ada seseorang yang menyapanya. Ia hanya tersenyum singkat setelah tahu dirinya sedang berhadapan dengan siapa saat ini.
"Tuan Andrews tidak akan pernah menemukan anak saya di lapangan ini, selain karena dia tidak tertarik pada golf, kebetulan sekali ini hari minggu, dia pasti sedang sibuk menggelinding di sofa ruang tv sembari menonton Detective Conan" Jelas Geraldo to the point.
Yang baru disampaikan Geraldo adalah memang sebuah fakta tentang perilaku Sang Jagoan yang umurnya nyaris akan menyentuh kepala 3 beberapa Minggu lagi. Seorang Komandan Polisi yang tidak akan senang jika waktu liburnya di hari minggu harus menyibukkan diri seperti olahraga atau bertemu banyak orang.
"Saya hanya ingin menyapa saja, kebetulan pertemuan pertama kita kemarin mungkin terkesan..." Singto bingung menjabarkan situasinya saat itu, karena sekali lagi ia seperti tertangkap basah sedang melakukan tindakan amoral pada anak perawan seseorang.
Perawan banget Sing😏
"Tidak masalah, saya juga pernah muda dan menjadi Bajingan sebelum akhirnya memutuskan bertobat setelah menemukan seseorang yang saya cintai, oh pasti Tuan Andrews sudah bertemu dengan papanya Krist kan?"
Singto mengerutkan keningnya dan mengingat kapan kiranya ia bertemu dengan orang tua Krist yang lain, tetapi tunggu dulu, jika Tuan Geraldo Leong adalah ayah dari Komandan Kristnya, lantas siapa pria yang dimaksud Tuan Geraldo? Apa mungkin Krist memiliki ayah tiri?
"Apa Tuan Andrews memiliki kesibukan setelah ini?"
Singto segera menggeleng setelah mendapat pertanyaan dari lawan bicaranya.
Kenapa dia cepat menggeleng sih? Trus janjinya bagaimana? Ah masa bodo!.
"Saya ingin pergi makan siang tetapi perlu teman, apa Tuan Andrews bersedia ikut bersama saya?"
Yang ditanya justru masih saja berdiam diri, entah kenapa ruang geraknya seperti tak leluasa saat menghadapi sosok Geraldo Leong, padahal pria di depannya ini memiliki nada bicara yang sangat menyenangkan ketika di dengar, namun Aura Ultra Alfa pria itu seolah mampu mengatur kehendaknya untuk dituruti.
Sadis!!!
"Bagaimana?"
Singto jelas mengangguk patuh, memang ada alasannya ia bisa menolak titah calon mertua? Bisa hilang nilai plusnya nanti.
Meski sebenarnya setelah ini ia sudah memiliki janji dengan beberapa sahabatnya, tetapi demi kemaslahatan cinta, bahkan membangun seribu candi pun rela ia kerjakan dalam semalam.
"Kalau begitu kita pergi sekarang dengan mobil saya"
Singto tersenyum untuk menyanggupi ajakan Tuan Leong, kemudian ia mempersilahkan pria itu untuk jalan lebih dulu.
Dengan judul "Terserah Baba Mertua" saja pokoknya.
Cmiw😉
***
Sepanjang perjalanan mereka lebih banyak membicarakan soal perkembangan bisnis akhir-akhir ini dan ternyata dirasa cukup menyenangkan bagi Singto, ia tentu saja tidak berani menanyakan perihal Krist atau bahkan menyinggung namanya sedikit saja, cari muka dengan jalur lain dulu sebelum masuk ke niat sebenarnya.
Dan Geraldo Leong benar-benar lawan bicara yang sebanding, karena bahasan apapun soal bisnis, pria yang ia tahu hanya seorang Pengusaha Judi saja ternyata memiliki pengalaman yang membuat Singto begitu terkesan.
Setelah berkendara beberapa menit, mereka sudah memasuki sebuah halaman rumah cukup luas, meski tidak semegah rumah utamanya, tetapi kawasan yang Singto datangi baru ia sadari jika hanya terdapat beberapa hunian saja seperti gaya-gaya rumah ala Beverly Hills.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERN
Fanfic"Anaknya Tuan Leong tampan dan manis, serakah juga ya kamu" -Singto Andrews-🧑💼 "Merdu banget suara Buaya Darat" -Krist Leong-👮