Dengan langkah gontai dan mata sudah mulai meredup akibat beberapa hari lebih banyak terjaga, Krist masuk ke dalam Apartemennya yang sudah 2 hari ia tinggalkan karena menginap di Kantor. Dan saat baru saja kakinya sampai di depan pintu kamar, Krist mencium wangi yang sangat familiar tetapi ia tidak melihat ada tanda-tanda seseorang berada di kediamannya.
Krist yang sudah setengah sadar, masuk begitu saja ke dalam kamarnya dan tidak berniat sedikitpun untuk membersihkan diri dulu sebelum pergi tidur, tubuhnya sudah tak kuasa menahan lelah dan yang ia butuhkan saat ini adalah hibernasi saja sepanjang malam.
Persetan dengan perut lapar dan juga tenggorokan haus, Krist bahkan sudah tak berminat apapun selain tergelatak di kasur empuk dengan suhu ruangan paling terendah karena ia suka dingin dan benci panas.
Kecuali panas dalam tanda kutip!😛
"Bersihkan dulu tubuhmu sayang, supaya nyenyak tidurnya"
Entah ia berhalusinasi atau tidak, Krist mendengar suara Singto di dekat telinganya, tetapi ia abai karena benar-benar sudah sekarat.
"Sayang...."
Krist tetap tidak menghiraukan, seandainya pun benar itu adalah kekasihnya, ia juga sedang malas meladeni, bahkan sudah 2 hari ini semua pesan dan panggilan masuk tak ada yang Krist balas.
"Krist Leong"
"Berisik ya" Krist akhirnya bangkit dari tidurnya saat mendengar namanya dipanggil dengan nada naik beroktaf-oktaf.
Matanya yang tadi sudah redup, kini menatap nyala ke arah seseorang yang ternyata itu bukan hanya halunya saja.
"Pergi lah Sing, aku sedang tidak ingin diganggu"
"Atas dasar apa?"
"Aku sangat lelah, pekerjaanku terlalu banyak akhir-akhir ini"
"Dan kamu pikir aku seorang pengangguran, huh!"
Singto yang sudah menyisihkan waktunya untuk terus bolak balik mendatangi Apartemen Krist dengan harapan agar mereka bisa saling bertemu, justru dihadapi dengan kenyataan sikap kekasihnya yang sangat tidak masuk akal setalah ia berhasil melihat Sang Kekasih pulang.
"Kita baik-baik saja bukan? Atau itu hanya anggapan ku saja?"
Sesungguhnya Singto datang dengan penuh amarah karena Krist mengabaikannya tanpa kabar sedikitpun setelah kedatangannya tempo hari ke Kantor Polisi. Ia sudah menyimpulkan jika ini ada kaitannya dengan kasus Vier tetapi ia merasa tidak pernah melakukan kesalahan apapun.
"Apa karena Vier?" Cecar Singto.
"Bukankah aku sudah menjelaskan bahwa dia hanya masa lalu yang kebetulan memang sangat merepotkan di masa sekarang, aku sudah mengucap maaf padamu lewat pesan karena kamu mendadak sulit ditemui seperti selebriti, dan harusnya kamu sudah membacanya" Lanjut Singto lagi.
Krist masih diam, karena tuduhan Singto memang benar jika tak satupun pesan pria itu ia baca.
Alasannya?
Entahlah ia kesal dan marah karena apa...
Tentang Singto yang pernah bertunangan dengan seseorang yang sekarang statusnya kriminal.
Atau tentang fakta baru yang masih dalam penyelidikannya saat ini.
Krist sendiri bingung dengan alasan kekesalannya, padahal Singto tidak melakukan apapun yang menyakiti hatinya.
Karena bagaimanapun hubungan kekasihnya dengan tersangka adalah benar masa lalu, dan Krist sejujurnya bukan tipe orang yang terlalu peduli mengenai hal itu saat memutuskan jatuh cinta pada seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERN
Fanfiction"Anaknya Tuan Leong tampan dan manis, serakah juga ya kamu" -Singto Andrews-🧑💼 "Merdu banget suara Buaya Darat" -Krist Leong-👮