Rebel Interns

707 70 25
                                    

"Apakah menggoda pemilik perusahaan saat mabuk adalah perbuatan yang bisa ditolerir?"

Krist tak menggubris sedikitpun teguran dari seorang pria yang ia yakin memang sengaja mengikutinya sampai ke toilet Karyawan, yeahh... Krist memang sepercaya diri itu menilai kondisi diantara ia dan Sang Pria karena untuk ukuran pemilik perusahaan, tentu saja pria itu memiliki toilet pribadi yang canggihnya pasti melebihi toilet terbaik di muka bumi ini.

Lantas alasan apa yang membawa Tuan Besar Singto Prachaya Andrews tiba-tiba saja menurunkan standart tembus langit gaya hidupnya, dengan memasuki toilet milik karyawan kelas marginal seperti Krist Perawat?

Mari mendengar perdebatan mereka sebentar lagi, dan jangan lupa siapkan camilan sehat, karena mungkin saja akan banyak rasa manis yang bisa membuat kalian diabetes seketika.

"Hei Intern..." Panggil Singto dengan intonasi kurang santai seperti biasanya.

Singto Prachaya Andrews, atau Tuan Segala Maha (Menurut banyak Netizen) adalah penggambaran Dewa Apollo di Dunia khayal babu bagi seluruh karyawan wanita ataupun pria yang tercatat sebagai penghuni Aprhodite Corp, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran minyak lepas pantai yang menjadikan seorang Singto Andrews sebagai salah satu Konglomerat muda di Asia.

"Telingamu mendadak hilang fungsi?" Tanya Singto lagi untuk ke sekian kali karena sampai detik ini belum juga mendapatkan respon dari lawan bicaranya "Berani sekali karyawan level rendah mengabaikan ku, apa kau ingin..."

"Dipecat?"

Singto cukup terkejut saat karyawan yang sejak tadi asik mencuci tangan, kini menatapnya melalui cermin.

"Silahkan persulit hidup saya selama menjalani magang di Perusahaan anda, atau Tuan Besar Andrews ingin langsung menendang saya secara tidak hormat?" Krist kini memutar tubuhnya untuk berhadapan dengan Sang Pimpinan Agung, dengan berani kedua matanya langsung saja menatap santai pria itu.

"Mabuk, penggoda, dan bersikap kurang ajar, kesalahan mana yang bisa termaafkan begitu saja?" Tanya Singto menantang.

Krist terkekeh mengejek "Oh come on Big Boss, saat mabuk berat, siapa yang bisa memilih menggoda siapa, malam itu hanya kebetulan saja kita berada di tempat yang sama, jika bisa memilih, aku akan lebih senang mencumbu Tylor Zakar Perez, dan bukan anda tentu saja" Jawab Krist enteng dan kembali menatap cermin untuk merapihkan penampilannya.

Kedua jemari Singto mengepal kuat tetapi tidak mungkin ia bisa menghadiahi Karyawan Magang ini dengan sebuah bogem mentah, disaat mereka sedang berada di tempat yang tidak pas untuk berkelahi. Walaupun jiwa petarungnya sudah meletup-letup dan ingin segera muncul.

"Perilakumu sungguh kurang ajar Anak Magang, dan aku pastikan kau akan segera tersingkir dengan cara tidak hormat dari Perusahaan ku"

"Maka say bye bye dengan reputasimu sebagai The Perfect Man, karena saling bercumbu di Gay Bar untuk sebagian orang mungkin adalah sesuatu yang tidak mencerminkan profil pria baik-baik, jadi semua terserah anda Tuan Besar Yang Agung" Ucap Krist santai sebelum meninggalkan Toilet dengan Singto yang masih saja mematung, tak lupa salah satu tangannya ia pakai untuk memberi flying kiss dengan tujuan untuk membuat Sang Pimpinan semakin kesal.

Krist Perawat yang hanya seorang Pegawai Magang di Perusahaan besar harusnya memiliki rasa takut manakala bersinggungan dengan orang sebesar Singto Andrews, tetapi yang terjadi dan memang pada dasarnya Krist adalah mantan Panglima Besar Badan Eksekutif Mahasiswa yang tingkat beraninya terlalu overload, selalu saja santai menghadapi orang penuh kuasa.

Jangankan Pimpinan Perusahaan, sekelas petinggi Penegak Hukum saja pernah ia hadapi saat mengawal teman-teman kampusnya mengikuti aksi demo besar-besaran kala itu. Krist terlalu penuh nyali sejak dahulu, sampai terkadang membuat keluarganya mengibarkan bendera putih, yang terpenting adalah Krist menapaki jalan yang benar tanpa terlibat kasus kriminal.

INTERNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang