"Kenapa mata pandamu begitu terlihat Tuan Andrews, kamu sudah tidak tidur berapa lama?"
"Satu bulan"
"Kok masih hidup?"
Singto yang merasa gemas langsung menerjang Krist dengan kecupan-kecupan singkat tetapi banyak, yang membuat Krist sampai terjungkal ke kasur karena posisinya tadi ia sedang setengah terduduk dan memperhatikan Singto yang berbaring sembari mencoba menutup mata.
"Insomnia tidak akan membuatku cepat mati"
"Marahnya jelek, suka cium orang, sudah berapa bibir mahluk hidup yang menjadi korbanmu?"
"Seriously Krist Leong?" Singto yang saat ini sudah berada di atas tubuh kekasihnya semakin dibuat kesal dengan pertanyaan Krist yang selalu membuat kesan jika ia adalah pria Sangat BAJINGAN.
Sementara Krist hanya memandang santai tanpa dosa Singto Andrews, meski hatinya cukup belingsatan dengan posisi mereka sekarang, tetapi memang dasarnya Krist adalah seorang penyidik senior yang sudah terlatih dengan ketenangan, jadi terlihat seperti air tanpa riak.
"Hanya bertanya, marah terus heran"
"Pertanyaanmu mengundang huru hara sejak tadi, sekalipun aku pendosa, apa selamanya akan terjerumus, hidup itu berjalan sayang, dan mulai saat aku merasakan jatuh hati padamu, detik itu juga aku bertobat"
Krist tahu dan sudah merasakan itu sampai ke relung hati, tetapi memang dasarnya ia suka mencari keributan saja dengan Singto, sebab melihat banyak ekspresi di wajah kekasihnya lebih menyenangkan ketimbang wajah tenang menghanyutkan tetapi ternyata seorang Psikopat.
Jujur saja ia masih cukup trauma akan masa lalunya, ia lebih suka seperti sekarang. Singto yang bisa kesal, marah, senang, khawatir dan terlihat cinta padanya.
Cinta?
Mungkinkah pria itu jatuh cinta padanya?
Tetapi terlihatnya seperti itu di mata Krist.
Jadi anggaplah sebuah kebenaran.
"Kamu sedang menguji profilku ya?" Tebak Singto.
Krist tak menjawab, ia hanya tersenyum sembari menggerakkan telunjuk nakalnya dengan membuat pola abstrak di tubuh Sang Kekasih yang masih menggunakan kemeja lengkap meski sudah sedikit berantakan.
Kekasih?
Mengingatnya saja sampai membuat wajah Krist memerah hingga ke telinga.
"Untuk apa? Kamu bukan suspek atau tersangka"
"Untuk mengetahui jawaban, apa aku ada potensi menjadi orang gila lainnya untukmu atau tidak"
"Kan sudah"
Singto memejamkan matanya dan tanpa sadar mengigit bibir bawahnya juga, bukan karena dianggap gila tetapi karena tangan Krist semakin menjadi-jadi saja, dan sekarang pria itu justru sedang memutar ibu jarinya di area puting Singto, meski masih tertutup kain lengkap tetapi peningnya sudah terasa karena ia tiba-tiba saja horny.
Tangan Krist langsung dicengkram Singto ketika gerakannya semakin ke bawah nyaris menyentuh penisnya dan segera dibawa ke atas kepala kekasihnya. Kini mata Singto sedang memandangi Krist cukup dalam, karena ia sedang menimbang-nimbang akan sesuatu.
"Apa aku adalah pria yang sangat kurang ajar jika dihari pertama resminya hubungan kita, aku sudah ingin menidurimu?"
Tawa Krist seketika meledak, bahkan tubuhnya sampai terguncang hebat, dan Singto membiarkan itu karena Krist versi yang saat ini ia lihat, benar-benar mengguncang kewarasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERN
Fanfiction"Anaknya Tuan Leong tampan dan manis, serakah juga ya kamu" -Singto Andrews-🧑💼 "Merdu banget suara Buaya Darat" -Krist Leong-👮