Divisi Pengaduan

231 35 29
                                    

"Marah ya?"

"Iyalah, kamu nyium orang ya Krist"

"Dicium, khilaf kok"

"Gak ada ya khilaf tapi kamu tutup mata dan bibir kamu juga gerak ngimbangin dia"

Krist masih bersandar manja pada bahu si yang paling istimewa, sudah sejak 2 jam lalu, ia mengeluarkan rayuan maut tetapi pria di sebelahnya masih saja memasang wajah angry bird.

"Ya gimana, aku terkejut ketempelan bibir secara tiba-tiba, otak aku langsung ngfreez"

"Ini si Geraldo harus tau sih, kalau perlu ku suruh pulang secepatnya"

Makin mampus gak tuh dia kalau sampai Ketua Gank dapet cerita yang aneh-aneh.

"Yah... Damai yuk, sibuk pasti Ketua Gank, jangan diganggu kasihan kalau harus ngurusin masalah sepele begini"

Krist langsung mendapat cubitan maut dipinggangnya, perih dan pedih memang tapi daripada melawan, nanti semakin huru hara saja.

"Masalah birahi gak bisa dianggap sepele ya, pokoknya Geraldo harus tahu kelakuan anaknya, ya ampun vertigoku bisa sering kumat kalau begini"

Masih jauh gak sih kalau tuduhannya sampai ke arah birahi? Dia dan si Andrews itu baru saling menempelkan bibir, belum bergulat tanpa busana di atas ranjang. Batin Krist.

"Serius deh, tadi gak sengaja gerakin bibir, kebawa suasana aja, terlalu syahdu gitu, maaf please...."

"No merci, aku tetap akan mengadu pada Baba mu"

"Mère... Achhhh..."

Krist langsung mengelus kepalanya, kalau tadi dia mendapat cubitan, sekarang giliran kepalanya yang mendapat pukulan. Komandan Polisi macam apa yang mendapat KDRT bertubi-tubi tapi untuk melawan sedikit saja ia tidak bernyali.

"Baba mu menikahi seorang pria by the way, kalau ingin mempunyai seorang ibu, suruh Geraldo mencari wanita saja, dan segera ceraikan aku"

"Ah salah lagi..."

"Ya memang salah, punya anak cuma 1 butir tetapi membuat pusingnya seperti lusinan, sudah dewasa kan, pikir pakai otak, jangan berbuat aneh-aneh di sembarang tempat"

Krist mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, ia sudah tidak sanggup lagi menghadapi ketantruman Mère-nya... Ups🫢 maksud Krist Père-nya, bisa di tumis dia kalau masih memanggil pria itu dengan sebutan ibu.

"Setelah ini masuk ke kamar dan renungkan kesalahanmu, aku akan berbicara pada Baba mu"

"Divisi Pengaduan?"

"Harus"

Krist sudah pasrah dengan keadaannya, terserah saja lah jika memang Ketua Gank tahu kelakuannya tadi bersama Si Andrews, salahnya juga yang terpancing dan akhirnya membalas ciuman itu sampai ia larut dalam situasi.

Tetapi jika diingat lagi, pria itu sama sekali tak membuatnya risih dengan semua permintaan yang ia rasa terlalu sopan untuk ukuran Bajingan, mengapa perlakuannya begitu lembut dengan etika yang baik, apa sekarang trik Buaya Darat sudah berubah haluan.

Krist menjatuhkan tubuh lelahnya di kasur, ternyata selain panjat tebing yang membuang banyak energi, merayu Père-nya juga sampai membuatnya lowbat dan mengantuk hebat. Krist mulai memejamkan mata untuk beranjak ke alam mimpi, bahkan karena terlalu tak berdaya, ia sampai mengabaikan panggilan masuk di ponselnya.

***

Singto masih berjalan kesana kemari setelah ia sampai di Penthouse miliknya, perasaannya belum tenang karena tak ada kabar sama sekali dari Krist. Semua pesan yang ia kirim, panggilan yang ia buat untuk pria itu bahkan sama sekali tak mendapatkan balasan apapun.

INTERNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang