Sebuah Insiden

193 42 9
                                    

"Komandaannnnn....." Semua Aparat yang berada di dalam TKP langsung berteriak histeris kala komandan mereka jatuh tersungkur ke tanah karena tak cepat menghindari dua kali letusan senjata yang mengarah padanya.

"Mundur... Semua pasukan hah hah... Tarik mundur semuanya" Ucap Krist berusaha memberi perintah dengan sisa kesadaran yang ia punya sebelum semuanya mendadak gelap dan Krist terjatuh tak sadarkan diri.

***

Francis berlarian tanpa mempedulikan siapa saja yang sudah ia tabrak hanya agar bisa segera sampai ke depan ruang operasi setelah mendapatkan kabar, jika Sang Anak mengalami insiden (lagi) saat menjalankan tugasnya.

Setelah akhirnya ia berada tepat di depan ruangan, Francis langsung terduduk dengan kondisi seluruh tubuhnya hampir bergetar, ia merasa seperti Dejavu untuk hal yang dulu pernah ia alami, dikondisi yang sama, disituasi yang tak jauh beda, dan lagi-lagi ini semua masih tentang Anak Semata Wayangnya.

"Hei... Honey... Tenanglah...."

Geraldo yang akhirnya bisa menyusul suaminya langsung mengangkat tubuh Francis dan membawanya masuk ke dalam pelukan.

"An.. Anak... Kita... Dia lagi..."

"Sstt...." Dengan penuh kelembutan, Geraldo memberi usapan lembut pada punggung pria yang sedang ia dekap erat "Dia tidak akan mati secepat itu, sesuai janjinya padamu, dia hanya boleh mati atas seizinmu kan?"

Francis mengangguk beberapa kali.

"Dia harus hidup selamanya... Bayi minyak telonku harus tetap bersamaku"

"Honey..."

"Aku bisa gila Gerald kalau sampai dia meninggalkanku" Francis tidak bisa lagi menahan dirinya untuk tidak histeris dan Geraldo tentu memaklumi sikap suaminya.

Francis meski awalnya menolak memiliki anak karena terlalu egois ingin menguasai Geraldo setelah perjuangannya bertahun-tahun mendapatkan pria itu, akhirnya jatuh hati juga pada bayi mungil hasil dari tanam benih suaminya dengan ibu pengganti.

Sejak awal Geraldo memang ingin sekali memiliki anak entah ia memiliki pasangan atau tidak, dan saat ia mulai jatuh cinta pada Francis, ia dilema apakah Francis bisa diajak kerja sama untuk mengurus Sang Anak, melihat dari sikap suaminya yang begitu manja dan menguasai penuh dirinya.

Tetapi Krist seperti sebuah keajaiban dari Semesta untuk mereka, Francis yang awalnya kaku dan setengah hati menerima keberadaan anaknya, lambat laun menjadi sosok yang paling melindungi Sang Anak apalagi jika Geraldo harus sibuk dengan pekerjaan.

Bahkan Francis rela berhenti bekerja secara penuh hanya untuk mengikuti kemana pun anaknya bertugas, sesayang itu Pere pada Kristnya, dan kalau sampai Krist gugur saat melakukan tugasnya, seperti yang Francis katakan tadi, dia mungkin akan gila.

"Berdoa ya Honey, seperti yang selalu kamu lakukan selama bertahun-tahun ini jika Krist sedang mengalami kesulitan"

Francis sudah cukup tenang, dan mulai bisa mendengarkan semua kalimat menyejukkan dari Sang Suami.

"Dia pasti selamat kan?"

"Krist sudah terlatih, dia pasti kuat seperti Pere-nya"

"Kalau sampai dia tidak lagi membuka matanya, aku akan ikut juga kemanapun ia pergi"

"Dan meninggalkanku?"

"Kamu menikah lagi saja lah"

Geraldo hanya tersenyum dan segera menangkup wajah berantakan Francis, kemudian beberapa kecupan ia layangkan di bibir pria kesayangannya nomer 1.

"Tidak akan ada yang saling terpisah, aku, kamu dan Krist kita, selama Francis Leong tidak menghendaki perpisahan, kami akan tetap menjadi budak yang patuh pada Raja Manja satu ini"

INTERNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang