VOTE & KOMEN
****
Gerry merasa ada yang menyentuh tangannya, namun dia terlalu lelah untuk bersuara. Gerry hanya diam saja, tanpa tau siapa yang ada disampingnya
Gerry berkedip dengan pelan karena usapan itu terasa dikepalanya "Bang Alan?" Tebak Gerry
Gerry menggerakkan tangannya, dia berusaha untuk mencari orang disampingnya. Tangan Gerry mendapati wajah seseorang, Gerry merebanya
"Bang... kenapa Abang diem aja? Abang?" Tanya Gerry, dia merasa takut
"Em.. panggil gue Abang untuk seterusnya" suara halus itu membuat Gerry berhenti bergerak
'Revan?!' Batinnya
Revan memegang tangan Gerry yang ada diwajahnya "Maafin gue" pintanya
"Maaf karena gue terlalu terlambat" imbuh Revan
Gerry menarik tangannya "Pergi dari sini" usirnya
"Ger" Revan menggelengkan kepalanya
"Gue.. lo bilang gak mau nemuin gue lagi!" Ucap Gerry dia menyembunyikan kedua tangannya agar Revan tidak bisa menyentuhnya
"Maafin gue" Gerry bisa mendengar isakan Revan
"Bang Alan! Bang! BANG ALAN!" Gerry berteriak memanggil Alan
Alan yang semula ada diluar ruangan Gerry langsung masuk "Abang disini Ger" Alan berdiri disamping Gerry
"Dimana?! Abang!" Tangan Gerry meraba kesamping
Alan menarik tangan Gerry agar menyentuh wajahnya "Disini" ucap Alan
"Bang gue gak bisa liat lo... terlalu gelap. Gue takut..." Gerry terus meraba wajah Alan
Alan merasa sentuhan Gerry sangat dingin "Ger tenang, kalau lo gak stabil... lo gak akan bisa diperiksa" tutur Alan menenangkan
"Biar Abang pang-
"Enggak! Jangan kemana-mana! Jangan! Jangan pergi!" Gerry menggenggam tangan Alan dengan kuat
'Enggak! Jangan keluar! Jangan kemana-mana! Jangan pergi!' Teriakan nyaring itu berhasil membuat kedua telinga Revan nyilu
'AYAH! GERRY HARUS IKUT!'
Revan merasa kepalanya semakin sakit, suara teriakan itu begitu nyaring. Dia juga merasakan tubuhnya terpental keluar dari mobil. Suara tabrakan kendaraan membuat tubuh Revan bergetar
Brugh
"Revan!" Alan terkejut karena Revan jatuh dari kursi, Revan jatuh kesamping termasuk kursi yang dia duduki
"Revan! Van lo kenapa?" Alan melepas tangan Gerry, dia menghampiri Revan
"Van!" Alan menepuk pipi Revan, remaja itu tidak pingsan namun terus memegangi kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
GERRY
Teen FictionTidak semua orang paham bahwa hal-hal kecil bisa berdampak begitu besar. Namun apakah ditinggalkan itu adalah hal kecil? "Takdir kalian gak akan pernah sama, sekalipun kalian berdua kembar" begitu kata Alan "Meskipun kalian lahir dihari yang sama...