26. Tawaran

51 5 0
                                    

💐 HAPPY READING 💐

Jangan lupa vote sebelum baca!!!

Kalau ada yang typo mohon di maafkan🙏🏻


Di ruangan besar ada anak-anak, menantu, juga cucu dari Ju Cheon-Sook.

"Astaga, emang ini peragaan busana? Mau keliatan menonjol, ya? Bukannya kita ngumpul disini sebagai keluarga mendiang? Apa hak dia duduk disini?" Tanya Noh Su-ahn sambil menatap Do Do Hee.

"Polisi bilang semua harus denger" jawab menantu istri dari Noh Suk Min, Kim Se-ra.

"Emangnya mau bahas apa?" Gumam Noh Su-ahn.

Pintu ruangan terbuka, di sana terdapat dua pria berpakaian serba hitam tersenyum ramah. Ya itu adalah Sersan Park dan satu temannya "selamat siang" ujar Sersan Park. Kedua pria itu membungkuk sebagai tanda hormat. Dan berjalan untuk duduk di sofa yang kosong.

"Maaf, ini bukan waktunya buat ngobrol santai" ujar Sersan Park.

"Tolong di persingkat, apapun itu. Ngga sopan kalau kamu meninggalkan tamu." Pinta Noh Suk Min.

"Baik" jawab Sersan Park dan temannya. Mereka mengeluarkan map coklat yang berisi kertas. Kegiatan mereka untuk membuka map coklat itu sedikit berisik, membuat keluarga Ju Cheon-Sook merasa sedikit terganggu dengan kebisingan tersebut "maaf dokumennya banyak" ujar Sersan Park merasa tidak enak.

"Apa mendiang sering mengkonsumsi analgesik?" Tanya Sersan Park, sambil membaca dokumen-dokumen yang ia taruh di meja.

"Iya, karena lututnya sering sakit" jawab Kim Se-ra.

Pria itu menatap Kim Se-ra "obat yang dikonsumsi mendiang saat kejadian itu...." Sersan Park kembali menunduk untuk membaca kembali dokumen yang ada di atas meja "diklofenak" jawabnya dan menatap kearah Kim Se-ra.

"Sebentar, itu mustahil" itu adalah suara gadis cantik dengan pakaian putih, semua mata kini menatap Do Do Hee "dia ngga pernah ngonsumsi obat itu karena alergi"

"Tapi, dari hasil analisis sisa analgesik, obat yang mendiang konsumsi pas hari kematian adalah diklofenak. Kami memberitahu hal ini karena label dengan isinya berbeda"

Do Do Hee mematung, ia rasa ada sesuatu yang cukup aneh.

"Jadi maksud kamu, ibu meninggal gara-gara malapraktik?" Kim Se-ra kembi bertanya.

"Kami kira cuma serangan jantung biasa" sahut Noh Suk Min.

"Bukannya dokter Choi yang ngasih resep? Kelalaian apa ini?" Tanya Noh Su-ahn dengan raut wajah kaget.

"Kamu akan  menyelidiki semua kemungkinan. Jadi jangan terlalu cepat menyimpulkan" jawab Sersan Park tegas.

"Pak Cha sama tim audit" Batin Do Do Hee.

Do Do Hee menunduk dan mengingat kejadian tempo hari yang lalu.

"Untuk sekarang aku cuma bisa memberi info ini, yang bisa bikin anda diangkat menjadi komisaris Grup Mirae" suara telpon dari pria yang sedang berada di kamar mandi.

Do Do Hee menutup mulutnya dengan tangan kanan. "Gimana kalau yang dimaksud itu pak Cha itu info korupsi orang lain? Terus orang itu ngebunuh Nyonya Ju...biar dia ngga ngorek masalah itu" batin Do Do Hee.

"Kematian gara-gara malapraktik itu ngga enak didengar. Orang-orang udah gibahin soal krisis Grup Mirae. Itu cuma bakal nambahin bahan gibah" ujar Noh Suk Min.

"Kepala aku udah sakit banget ngebayangin gibahan orang" jawab Kim Se-ra, wanita itu memegangi dahi yang terasa pusing.

"Mereka sibuk ngarang cerita. Mereka pikir semua keluarga kolongmerat ngejual roh ke iblis. Saham perusahaan aku turun berapa, ya?" Tanya Noh Su-ahn panik.

MY DEMONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang