"Aku nggak tahu kapan aku bertahan,
Tapi kalau emang nanti ada saat aku nggak sanggup bertahan. Aku minta maaf..."•Laut Untuk Langit•
"Ethan, gimana kelasnya? Nanti malam jadi kan?"
Kanaya menyambut Ethan yang baru selesai kelas olahraga. Beberapa laki-laki yang baru keluar menatap Ethan iri karena berhasil mendapatkan hati seorang Kanaya.
"Jadi."
"Kok jawabannya singkat banget sih."
"Jadi dong, cantik."
Kanaya tersenyum lebar, kebahagiaan terpancar dari wajahnya.
Abraham dan Yohan yang baru keluar dari ruang ganti tidak sengaja mendengar obrolan keduanya, saling pandang heran. Ethan belum bercerita tentang hubungannya dengan Kanaya sekarang.
Setelah Kanaya pergi, keduanya langsung menarik Ethan untuk meminta penjelasan.
"Kesurupan Nyi Blorong lu?"
"Asu!" Umpat Ethan tidak terima.
"Bukannya lo cinta matinya sama Jenia?" Sindir Abraham, diikuti anggukan tanda persetujuan Yohan.
"Dia suruh gue menjauh."
"Dan lo nyerah gitu aja?" Abraham mencibir.
Ethan terdiam, beban di hatinya semakin berat.
"Goblok!"
Abraham menggeplak kepala bagian belakang Ethan, membuat cowok itu terkejut.
"Sakit bego!"
Yohan menyimak keduanya tanpa berminat ikut campur. Cowok itu berdiri kalem dengan tubuh tinggi dan kulit putih pucat khas-nya, sekilas Yohan lebih mirip mayat hidup ketimbang manusia normal, apalagi dengan ekspresi wajahnya yang sesekali terlihat murung.
"Han, lo punya wejangan buat temen lo yang terlanjur goblok ini nggak?" Dengus Abraham kesal.
"Boro-boro wejangan, justru gue yang butuh. Masa gue diselingkuhin, Ham. Ningsih kabur."
Yohan keluar dari topik.
"Hah?" Abraham melongo.
"Lah bukannya kemarin dia masih sama lo? Gue liat kemarin lo bonceng dia kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUT UNTUK LANGIT
Romance"Jangan nyapa lagi ya, aku udah sejauh ini buat sembuh." ~Jenia Amaya Laut dan langit, keduanya ditakdirkan untuk berpisah namun tetap saling melengkapi. Ethan Nathaniel ibarat langit, yang segala halnya bisa berubah sewaktu-waktu. Setiap kali langi...