LUL | 10

553 183 52
                                    

Bumi nggak sebaik itu
untuk dihuni

Laut Untuk Langit

Alsava dan Zea melangkah keluar dari gudang peralatan olahraga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alsava dan Zea melangkah keluar dari gudang peralatan olahraga. Ethan, yang hendak mengembalikan alat olahraga, berhenti sejenak, memberi mereka ruang sebelum memasuki ruangan dengan cahaya minim. Di dalam, Jenia meringkuk, memegangi lengannya yang terluka.

"Kenapa?" tanya Ethan begitu melihatnya.

Jenia menggeleng, dan Ethan dengan nada geram bertanya, "Di bully lagi sama Alsava?"

"Lo dibully, bukannya ngelawan malah diem. Nggak capek lo?" desis Ethan. Ia sibuk menata peralatan olahraga, raut wajahnya tersembunyi dari pandangan Jenia.

"Mereka bully lo tuh karena lo lemah. Coba kalo lo dari awal ngelawan, lo nggak bakal jadi target dia terus," tambah Ethan dengan tegas, sementara langkahnya memposisikan dirinya membelakangi Jenia.

"Yang nggak mereka suka itu Kanaya, makanya mereka lampiasin semuanya ke aku. Kalo target mereka ganti ke Kanaya kamu bakal marah, kan?" ujar Jenia, menceritakan penderitaannya kepada Ethan. Mendengar itu, Ethan berteriak marah, membanting bola basket di rak, lalu menarik kasar lengan Jenia.

"Sakit."

Noda darah di lengan Jenia membuat Ethan melepaskan cekalannya. "Lo bisa ga si jangan buat gue—" kalimatnya tergantung, detik berikutnya, ia mengusap wajah kasar dan berbalik memunggungi Jenia.

"Nggak usah sangkutpautin ini sama Kanaya," tegasnya.

"Ethan, aku mau tanya satu hal."

"Yang kamu suka Kanaya, kan? Kamu marah kan waktu tau aku yang dijadiin tunangan kamu. Jujur aku juga capek, kita berdua sama-sama nggak bahagia," cicit Jenia.

"Bukan urusan lo."

"Tunjukin luka lo."

Ethan berdecak ketika Jenia tidak langsung menurut. Ia melepas jaketnya lalu menyampirkannya di bahu Jenia untuk menutupi baju Jenia yang basah. Ethan berjongkok di depan Jenia dan langsung menggulung lengan seragam Jenia.

Mengambil kotak P3K yang tersedia disana, Ethan kembali menghadap ke luka Jenia, membantu merawat lukanya.

"Aku bakal minta ke Papa buat batalin ini semua. Kalian berdua sama-sama suka, aku capek dianggap jadi orang jahat di hubungan kalian," ujar Jenia dengan suara lirih.

"Kenapa lo nggak ngelawan sih?" rutuk Ethan, kesal melihat luka Jenia. Reaksinya seolah-olah tidak mendengar ucapan Jenia barusan.

LAUT UNTUK LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang