LUL | 02

918 363 189
                                    

Nanti kalau pedulinya udah hilang, jangan tanya kenapa. Karena semua yang terjadi ada sebab-akibatnya.

Laut Untuk Langit

"Non Jenia sudah datang, Tuan," ucap salah satu pelayan memberitahu, menginterupsi keheningan ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Non Jenia sudah datang, Tuan," ucap salah satu pelayan memberitahu, menginterupsi keheningan ruangan.

Ethan, mengenakan jas rapinya dengan tegas, ikut menatap ke arah yang ditunjuk pelayan itu dengan pandangan yang penuh dengan ketidakantusiasan.

Jadi dia yang bernama Jenia?

Tadinya pria itu pikir penampilannya buruk. Bentuk tubuhnya indah, dengan garis-garis lembut yang membentuk proporsi yang sempurna. Rambut indahnya terurai di atas bahu, mengalir seperti sungai gelap berkilauan di bawah cahaya rembulan. Kulitnya putih terawat, seolah menyala di bawah cahaya, memberi kesan keanggunan. Tubuhnya terlihat rapuh, lugu dan-

Biasa saja bagi Ethan.

Dalam ruang tamu yang terhening, Jenia duduk sendiri di sofa yang tersisa kosong. Atmosfer ruangan terisi oleh dua keluarga yang berkumpul, Ardjuna dan Arya, kedua keluarga yang akan saling bersatu melalui pernikahan ini. Wajah-wajah penuh kebahagiaan menghiasi ruangan, terutama dari Ardjuna dan Arya yang berbagi senyuman kompak, senang akan penggabungan dua perusahaan tersebut. Namun, di tengah riuh rendahnya suasana, prosesi lamaran pun dimulai. Ethan dan Jenia, keduanya berdiri dengan cincin di tangan, bertukar pandang yang kosong. Tidak ada senyum yang tampak di antara keduanya, hanya keheningan yang mengisyaratkan bahwa ini hanyalah formalitas yang dingin tanpa benih-benih cinta.

Ethan tampak acuh tak acuh, pandangan matanya mengambang ke arah lain. Ia bahkan tidak berusaha menyembunyikan rasa tidak pedulinya. Semua ini hanyalah serangkaian formalitas yang harus dijalani, dan dia tahu bahwa begitu acara selesai, hubungannya dengan wanita di hadapannya akan segera berakhir. Hatinya sudah memutuskan bahwa tak akan ada ikatan yang terbentuk antara mereka setelah ini, dan ia merasa seolah-olah acara ini hanya menghabiskan waktunya tanpa arti.

"Ethan, Jenia, mulai sekarang kalian bisa tinggal satu apartemen."

"Pah-" Namun, suara protes dari Ethan terhenti begitu Ardjuna menatapnya dengan tatapan tajam, membuatnya langsung mengurungkan niat.

Semua orang bersiap untuk bubar, suasana menjadi riuh. Dalam ketidakpedulian Ethan, ia menghembuskan napas frustasi dan melangkah keluar rumah. Namun, panggilan dari Ardjuna dengan tegas menghentikan langkahnya.

"Ajak Jenia juga."

Ethan hanya mengeluarkan decakan rendah, nyaris seperti seorang yang ingin melampiaskan kekesalannya namun tahu ia tak bisa berbuat banyak dalam situasi ini.

LAUT UNTUK LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang