SUDAH JADIAN NIH CERITANYA?

122 18 4
                                    

     Sarapan pagi di kediaman Park Kyun Sook benar-benar hening. Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Sementara Ji Yun duduk terdiam tanpa berniat menyentuh makanannya.
     “Besok berkasnya akan tiba dan akan segera Appa urus. Setelahnya kau bisa langsung ke sekolah,”ucap Kyun Sook namun sama sekali tidak mendapatkan respon dari Ji Yun. “Tapi, appa harap kau bisa benar-benar menuntut ilmu sebagai tujuan utamamu. Jangan kau jadikan tujuan terakhir. Pikirkan kesehatanmu dan mentalmu!”
     Kyun Sook melangkah meninggalkan meja makan dan segera ke rumah sakit kembali. Sang ibu masih menjalani perawatan disana. Beberapa kali Kyun Sook meminta agar sang ibu dirawat jalan saja di rumah, akan tetapi dokter tidak menyarankan  hal tersebut. Kyun Sook pun hanya menurut saja, karena apa yang terbaik untuk sang ibu maka itu yang akan ia lakukan.
     “Ji Yun-a, apa kau mau ikut ibu menemui Bibi Haneul?”
     “Tidak! Untuk apa menemuinya jika dia tidak bisa berbuat apa-apa!"tolak Ji Yun.
     “Eomma tau, kau pasti sangat kecewa terhadap Bibi Haneul. Ibu juga sama, kecewa. Tapi, satu hal yang harus kamu ketahui bahwa kita harus tetap menampilkan hubungan harmonis dengannya. Bukannya kau menginginkan Taeyong,bukan. Itu artinya kau tidak boleh menunjukkan kebencianmu padanya,”jelas Haneul. Tampaknya saran dari dokter beberapa hari yang lalu ia abaikan. Bukannya membawa Ji Yun ke psikiater dan menghindarkannya dari hal-hal yang bisa menimbulkan stres, justru dia makin menghasut putrinya itu.

*****

     Pagi ini, Dita dibuat terperangah saat keluar dari kamarnya. Tepat di meja makan ia sudah melihat keberadaan Taeyong disana. Sejak kapan pria itu datang? Itulah pertanyaan yang terlintas di benak Dita saat ini.
     “Daripada berdiri bengong disana, lebih baik segera sarapan dan berangkat ke sekolah,”ucap Kwang Soo membuyarkan lamunan sang anak.
     “Jangan ditatap terus nanti makin cinta!"kali ini Ratna yang bicara sukses kembali membuat sang mengerucutkan bibir.
     “Bagaimana kalau nanti anak Paman dan Bibi jatuh cinta, aku tidak tanggung jawab!”canda Taeyong yang kemudian mendapatkan satu pukulan keras di lengannya. Ia lantas berpura-pura merasa kesakitan dan mengatakan jika lengan yang Dita pukul tadi sebenarnya ada luka.
    Sukses? Ya, sukses besar. Dita dengan raut wajah khawatirnya bangkit dan berusaha memeriksa lengan Taeyong. Namun, ia kembali memukul lengan Taeyong saat menyingkirkan lengan seragam Taeyong dan sama sekali tidak mendapati luka disana.
     Mereka bertiga hanya tertawa sedangkan Dita terdiam kesal telah dikerjai habis-habisan pagi ini.
     “Kenapa kau tidak bilang jika akan menjemputku?”protes Dita saat berjalan beriringan dengan Taeyong keluar rumah.
     “Biar surprise begitu!”
     “Surprise? Kau yang tiba-tiba ada di meja makan menimbulkan pertanyaan tau!”ketus Dita, meski jauh di lubuk hatinya yang sebenarnya ia merasa senang.
     “Tiba-tiba dari mananya, aku sudah di rumahmu bahkan sebelum kau bangun!"ucapan Taeyong sukses membuat Dita melongo tidak percaya.
     “Apa? Itu artinya...,”Dita menjeda ucapannya. Jika benar Taeyong berada di rumahnya bahkan sebelum ia bangun, apakah Taeyong melihat dirinya yang saat bangun dan keluar kamar dalam keadaan berantakan serta rambut bak singa jantan.
     “Hahaha...,”Taeyong terbahak melihat ekspresi wajah Dita. “Dan kau percaya aku datang sepagi itu?”
     Dita bernapas lega tapi kesal juga. Bisa-bisanya pagi ini ia terus-menerus dikerjain Taeyong. Benar-benar menyebalkan, tapi ini yang dirindukan oleh Dita selama beberapa hari tidak ke sekolah.
     Taeyong lantas memberi helm agar Dita kenakan.
     “Helm baru?"tanya Dita saat melihat helm ungu pastel yang Taeyong beri. Pasalnya setahu Dita helm cadangan Taeyong juga sama dengan helm yang biasa Taeyong pakai dengan dominasi warna hitam dan corak hijau neon.
     “Yups! Aku beli khusus untukmu,”jawab Taeyong sembari manik-turunkan kedua alisnya menggoda Dita.
     “Shut!” Dita menempelkan telunjuknya pada bibir Taeyong saat terlihat hendak kembali berbicara. “Kita berangkat! Jangan sampai telat!”.Dita lantas segera naik ke atas motor.
     “Pegangan!”titah Taeyong namun karena tidak dituruti, ia memaksa kedua tangan Dita memeluk dirinya. Kemudian motor melaju meninggalkan kediaman Dita. Bagaimana bisa Dita mengatakan jika mereka akan terlambat? Padahal hari masih pagi. Bus yang biasanya Dita tumpangi ke sekolah juga belum datang. Suasana halte juga masih sepi, hanya ada beberapa orang pelajar disana.
     Dita menghela napas dan tersenyum sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah. Ia benar-benar tidak di akan suasana sekolah. Untuk kejadian beberapa hari yang lalu, Dita benar-benar menjadikannya sebagai bahan pengingat agar dirinya terus berhati-hati dimanapun ia berada.
     “Tae, kita ke rooftop, yuk!”ajak Dita begitu antusias.
     Taeyong lantas menggandeng tangan kanan Dita dan melangkah menuju rooftop. Dita bagaikan seorang anak kecil yang kegurangan karena keinginannya dituruti. Beberapa kali ia melangkah disertai lompatan kecil, sangat menyerupai anak kecil. Taeyong hanya tertawa melihatnya. Jika ia mengingat betapa terpuruknya Dita kala itu, tidak bisa ia bayangkan hal buruk lain yang terjadi akibat dari kejadian itu. Namun, ia dibuat kagum kala melihat Dita yang bisa melewati semua itu dengan cepat. Bahkan ia pilih lebih cepat. Semuanya kembali, keceriaannya, cerewetnya semua telah kembali sekarang. Tentang pelaku yang sampai saat ini belum Taeyong dapat, tetap ia usahakan agar bisa mendapatkannya dan memberinya pelajaran.
     Setibanya di rooftop Dita memejamkan matanya sejenak menarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya dengan perlahan. Betapa nikmatnya udara pagi yang segar. Taeyong berdiri memandangi Dita yang melepas rindu dengan tempat yang menjadi favorit bagi mereka berdua.
     “Kau tau, kau dan sinar matahari itu seperti satu paket. Saat sinar matahari mengenai dirimu, kau benar-benar terlihat perfect!”puji Taeyong membuat Dita salah tingkah dibuatnya. “Dita!”
     Dita menoleh mendengar Taeyong memanggilnya dan kini menatap lekat ke arahnya. Ekspresi wajahnya menunjukkan keseriusan dan membuat batin Dita bertanya. Kedua tangan Taeyong kemudian meraih pergelangan tangan Dita. Dipegangnya erat-erat sembari memejamkan kedua matanya seolah mengumpulkan keberanian.
     “Come on,Tae! You can do this!”batin Taeyong meyakinkan dirinya. Dita sendiri masih diam menunggu apa yang akan Taeyong ucapkan dengan wajahnya yang serius itu. Meski diliputi pertanyaan, Dita merasa jika saat ini dirinya justru menjadi deg-degan apalagi melihat Taeyong yang kembali menatapnya.
     “Aku tidak tahu kapan pastinya aku memiliki rasa ini,Dit. Tapi, aku benar-benar sadar jika, jika kau berhasil membuatku kagum dan jatuh cinta. Aku, tau mungkin ini terlalu cepat. Tapi, aku tidak bisa menunggu lebih lama untuk mengungkapkannya padamu,”Taeyong semakin menatap lekat manik mata Dita, gadis itu terdiam. “Aku kagum dengan sikap ramahmu, kau yang selalu ceria, dan sikap pedulimu. Semua itu membuatku kagum dan kemudian jatuh cinta padamu.”
     “Dita, apa kau mau menjadi kekasihku yang kelak akan menjadi pendamping hidupku hingga akhir hayatku?"Taeyong benar-benar telah mengungkap semua isi hatinya pada Dita. “Aku tahu, aku sama sekali tidak bisa merangkai kata-kata romantis seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang saat mengungkapkan perasaannya. Aku hanya bisa seperti ini, apa adanya. Aku...,”
     “Kau ini bisa diam,tidak! Dari tadi bicara terus. Apa kau tidak ingin mendengar jawabanku?!"protes Dita membuat Taeyong langsung  diam.
     “Jadi?”
     “Ya, Taeyong-a. Tidak ada alasan bagiku untuk mengatakan tidak!"ujar Dita dengan mata berkaca-kaca.
     “That's mean 'yes'?”Dita mengangguk sontak membuat Taeyong melompat kegirangan, yang selanjutnya memeluk Dita dengan erat.
     Jika kalian berpikir pelukan dan romantis-romatisan akan berlangsung lama, maka kalian salah. Karena teman-teman mereka ternyata sudah berada disana dan menyaksikan semuanya sejak tadi.
     “Kalian dari tadi disini?"Dita terkejut apalagi mereka yang datang menyemprotkan comfeti ke arah dua sejoli yang baru saja menjadi sepasang kekasih itu.
     “Ya, Dita noona pikir saja. Apa akibat yang akan kalian dapatkan jika berani jadian tanpa sepengetahuan kita,”seru Haechan yang berlagak songong.
     “Sebentar lagi sepertinya akan ada yang saingin pasangan bucin yang disebelah ku!”celetuk Jaehyun pada Jungwoo dan Soodam.
     “Iri bilang boss!”balas Jungwoo.
     “Makanya jadi orang jangan betah menjomblo!”imbuh Mark.
     “Ye, jomblo ngatain jomblo!"balas Jaehyun pada Mark yang nyatanya juga jomblo yang sama seperti mereka.
     “Sudah! Jangan bahas soal itu, karena yang paling penting adalah menagih traktiran kepada pasangan baru ini!”sahut Taeil.
     “Nah, itu yang paling penting!”imbuh Doyoung yang sedari tadi merasa perutnya keroncongan.
     Setelah memberi ucapan selamat, mereka lantas gegas turun sebelum jam masuk.

*****

     Mata pelajaran dari Pak Han menjadi mata pelajaran terakhir  sebelum istirahat. Setelah pelajaran telah usai, bel tanda waktu istirahatpu  berbunyi. Mereka gegas ke kantin untuk makan yang kali ini ditraktir oleh Taeyong.
     Taeyong yang baru saja hendak merapihkan alat tulis menulis miliknya urung dilakukan, saat melihat Ji Seon berjalan ke arah Dita. Dengan sigap ia meraih tangan Dita yang telah selesai merapihkan mejanya. Hal itu tentunya membuat Ji Seon menghentikan langkahnya.
     “Kajja! Kita ke kantin!"ajak Taeyong. Dita menoleh dan melihat buku dan pulpen milik Taeyong masih berada di atas meja.
     “Sebentar, mejamu masih belum rapih,Tae!”tegur Dita. “Rapihkan dulu!”titahnya.
     Seolah ingin menunjukkan pada Ji Seon tentang hubungannya kini dengan Dita, Taeyong bahkan terus memegangi tangan Dita sembari tangan satunya sibuk memasukkan buku juga pulpen ke dalam ransel.
     “Sudah, kajja!”
     Keduanya lantas melangkah keluar dari kelas. Taeyong sempat melihat melalui ekor matanya bagaimana ekspresi Ji Seon saat itu. Kekesalannya terukir dengan jelas disana.
     “Kau pikir kau siapa?!Hah! Sebelum aku memilikinya aku sudah bilang tidak akan membiarkanmu mendekatinya. Apalagi sekarang saat sudah memilikinya. Semua yang telah kau niatkan tidak akan terwujud!”batin Taeyong.
     Sepanjang jalan ke kantin, Taeyong dan Dita benar-benar menjadi pusat perhatian oleh siswa lain. Apalagi melihat Taeyong memegang erat tangan Dita yang berjalan beriringan. Lea, Yuta dan Haechan yang berjalan di belakang keduanya hanya menggeleng kecil melihatnya. Namun, ada rasa syukur yang mereka rasakan saat bisa melihat Taeyong yang dulu mereka kenal kini benar-benar telah kembali.
     Ternyata di kantin teman-teman mereka sudah lebih dulu tiba. Kedatangan keduanya pun disambut riuh hingga membuat beberapa siswa nampaknya terganggu dengan kebisingan itu. Sebelum Taeyong memberikan instruksi agar mereka sedikit menurunkan suara.
     “Eh, tapi bukannya waktu Jungwoo dan Soodam jadian kita tidak di traktir,ya?"sahut Doyoung tiba-tiba.
     “Mau traktir bagaimana? Mereka jadian saja kita tidak tau. Bocornya setelah hampir 2 bulan menjalin hubungan, itupun karena kedapatan kencan di taman!"ujar Jinny yang memang saat itu dirinya bersama Lea memergoki Soodam dan Jungwoo sedang berkencan di taman.
     “Heh! Ini itu acara traktirannya Taeyong hyung dan Dita. Jadi, tidak perlu bahas hubunganku dengan my baby! Ok!” dengus Jungwoo.
     “Ini kalau kalian masih terus berdebat seperti ini, traktirannya batal!”sentak Taeyong sukses membuat teman-temannya terdiam.
     “Tuh,kan. Makanya pesan cepat!”imbuh Dita.
     Mereka kemudian mulai memesan makanan yang mereka sukai. Mungkin mereka ini sudah ditakdirkan untuk bertemu dan berdebat. Pasalnya saat makan mereka juga masih berdebat satu sama lain. Saat salah satunya tidak ada atau terlihat aneh, maka yang satunya mencari atau sekedar bertanya.
    

Bersambung....

Gimananih tanggapannya?
Akhirnya ya Taeyong ungkapin perasaannya.
Sorry guys kalau bagian Taeyong nembak Dita gak  romantis😂🤣 Ini bukannya Taeyong yang gak bisa merangkai kata-kata puitis tapi dasar authornya saja yang gak pandai sama sekali. So mohon dimaklumi🙏🤣🤣

Jangan lupa vote,komen dan follow,yah!
Follow juga akun tiktok author ( @sunforrose atau ketik saja SUNROSE4EVER)
Disana akan author up info terkini kapan bab selanjutnya di post. Juga akan author post bocoran tentang cerita baru yang akan di post.
Terima kasih

WHEREWHITAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang