ROOFTOP

248 35 6
                                    

     Di kantin yang lain sedikit saling bertanya tentang Dita yang senyum-senyum sendiri menuju ke arah mereka.
     “Teman kalian tidak sedang kemasukan?”Mark meringis kala pertanyaan justru mendapatkan toyoran dari Jinny yang duduk di depannya.
     “Ada apa Dita noona? Kenapa...,”
     “Ah,itu. Tidak apa-apa,hanya ada sedikit insiden lucu tadi,”ujar Dita. “Ini!”Dita meletakkan sebuah kotak besar di meja kantin, segera hal itu mengubah pusat rotasi pandangan yang lainnya.
     Haechan dan Doyoung langsung bangkit memeriksa kotak yang Dita bawa tadi. Tingkah mereka bagaikan petugas yang sedang mencari sebuah barang bukti pada sebuah kasus.
     “Heh! Itu bukan buat kalian berdua saja,ya!”Minji memperingatkan.
     “Tenang! Semua akan kebagian. Sini,biar aku saja yang bagikan,”Dita meraih kotak kue tersebut, apalagi melihat teman-temannya yang terus berdebat satu sama lain. Jika tidak diambil alih, maka bisa saja kekacauan terjadi. Hal yang lebih menakutkan tentunya teguran dari pihak sekolah nantinya.
     Tenang, ya suasananya jadi tenang saat mereka menikmati makan siang mereka. Hal ini selalu menjadi jeda perdebatan kecil yang selalu terjadi saat keduanya bertemu. Namun, tidak dengan dua sejoli yang memang sedari tadi berada di dunia lain. Pasangan bucin tersebut seolah tidak terusik dengan beberapa keributan kecil yang teman-temannya timbulkan.
     “Baby, makannya pelan-pelan,”Jungwoo meraih selembar tissue lalu membersihkan sisa makanan yang menempel diujung bibir Soodam. Mata keduanya bertemu, cukup lama tatapan mata keduanya terikat satu sama lain.
     “Ingat! Ini sekolah!”julid Doyoung yang diikuti beberapa deheman kecil dari yang lainnya. “Whatt! Kita sudah seperti hantu!”dengus Doyoung saat Soodam dan Jungwoo justru tidak peduli dan melanjutkan makan.

*****

     Mata pelajaran terakhir hari ini telah selesai. Berbagai ekspresi wajah bisa dilihat diserap siswa yang telah keluar meninggalkan kelas. Mulai dari yang seragam tidak serapih dipagi hari hingga wajah lelah yang lebih mendominasi. Mereka bagaikan sebuah baterai yang hanya tersisa beberapa persen saja dayanya.
     Di parkiran, beberapa siswa yang memang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil mulai meninggalkan parkiran. Sedangkan untuk motor hanya ada beberapa saja, termasuk Taeyong dan beberapa temannya. Hari ini, Taeyong sendiri tidak menggunakan motornya karena sedang diservice oleh karena itu ia pagi tadi diantar oleh sopir keluarga. Sedangkan saat ini ia akan dibonceng oleh Mark.
     “Baby, hati-hati,ya. Nanti kalau sudah di rumah,kabarin!”Jungwoo memeluk manja lengan Soodam membuat teman-temannya hanya berdecih muak melihatnya. Hanya tawa kecil dan acungan jempol yang Soodam beri membuat Jungwoo merajuk.
     “Heh,ini bukan perpisahan yang seolah-olah kau akan pulang beberapa tahun kemudian,”sebuah toyoran mendarat dipuncak kepala Jungwoo yang berasal dari Jonhy. Ayo pulang!”ditariknya Jungwoo untuk segera ke motornya.
     Hari ini Soodam tidak ikut pulang diantar Jungwoo, pasalnya ia dan teman-temannya akan mampir sejenak di sebuah toko buku. Sedangkan Jungwoo dan yang lainnya akan ke rumah Taeyong.
     “Terima kasih!”Dita sedikit kaget, saat Taeyong di sampingnya.
     “Apa?!”sebenarnya Dita mendengar dengan pasti ucapan terima kasih dari Taeyong tadi. Namun, saat ini sikap usilnya tiba-tiba saja muncul karena menurutnya kata-kata yang Taeyong keluarkan sejak mereka masuk sekolah bisa dihitung menggunakan jari.
     “Gadis ini sedang mengerjaiku? Tadi suaraku terdengar jelas, apa dia tidak bisa mendengarnya?”batin Taeyong. Pasalnya yang lainnya juga menoleh kala ia mengucapkan terima kasih pada Dita padahal jarak mereka lebih jauh dibandingkan jarak Dita ke dirinya. Hentikan jari di depan wajahnya membuat Taeyong menoleh ke si pembuat hentikan jari. “Tarima kasih atas kuenya. Puas?”
     “Ia, sama-sama,”ucap Dita dengan diakhiri tawa tertahan. Masih terngiang kejadian di kelas tadi. Apalagi melihat ekspresi kesal dari Taeyong pada dirinya.
     “Apa kita ketinggalan berita?”seru Taeil. Ia memang menjadi orang selalu saja up to date diantara yang lainnya. Setelah melihat drama singkat di depannya tadi seolah membuat dirinya ketinggalan berita penting. Semua seolah terwakilkan oleh Taeil. Tatapan mereka seolah menunggu penjelasan dari si tokoh utama dalam drama singkat yang Taeil maksud.
     “Apa?!”Taeyong menatap tajam mereka silih berganti lalu gegas meninggalkan parkiran.
     “Hyung, tunggu!” Jungwoo dan yang lainnya segera menaiki motor masing-masing lalu menyusul Taeyong yang saat ini telah mencapai gerbang sekolah. Cepat sekali bukan? Padahal jarak parkiran ke gerbang cukup jauh, namun bisa Taeyong tempuh dengan cepat dengan waktu sesingkat ini.

WHEREWHITAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang