PARK JI YUN

107 16 3
                                    

     Hwan Jae dan Haneul yang baru saja pulang setelah makan malam bersama dengan salah satu rekan bisnis Haneul. Namun, sejak tadi tampak Haneul lebih banyak diam. Beberapa kali Hwan Jae menyadari istrinya itu menghela napas kasar. Tampak memikirkan hal yang sangat penting.
     “Kau sedang memikirkan apa? Sedari tadi kau lebih banyak diam. Apa kau sedang sakit?”tanya Hwan Jae pada Haneul saat tiba di kamar. Haneul hanya menggeleng kecil sebagai jawabannya. “Lalu, ada apa? Apa ada masalah di boutique ?”
     Haneul terdiam, seolah berat menyampaikan apa yang ia pikirkan saat ini pada suaminya. Hwan Jae lantas memilih segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Haneul sendiri memilih merebahkan sejenak tubuhnya ke sandaran sofa. Kedua matanya menatap langit-langit kamar.
     “Tadi, aku bertemu Gi Nam dan Ji Yun,”ucapnya saat sang suami keluar dari kamar mandi. “Sama seperti biasanya, jika bertemu pasti yang mereka bahas tentang Tae. Jujur saja aku sudah lelah.”
     “Lelah? Lelah bagaimana?”Hwan Jae menautkan kedua alisnya bingung akan maksud sang istri.
     “Lelah? Jujur saja aku sudah mengatakan dan berjanji pada Taeyong untuk tidak lagi memaksanya untuk bersama Ji Yun. Aku baru sadar hal yang selama ini kita perbuat membuat kita kehilangan sosok putra kita. Tapi, pertemuan siang tadi benar-benar membuatku hingung.”
      “Kau sungguh sudah berubah pikiran?”Haaeul mengangguk. “Lalu,bagaimana dengan Ji Yun? Gadis itu sudah banyak berharap?”
     “Itu dia. Saat bertemu siang tadi, Gi Nam mengatakan jika beberapa hari yang lalu Ji Yun sempat mengamuk karena Taeyong. Aku juga tidak mengerti apa yang Tae lakukan hingga membuat Ji Yun begitu marah. Tampaknya GI Nam sangat berharap kita masih memberi mereka dukungan. Tapi, aku benar-benar tidak bisa. Aku tidak ingin kehilangan sosok Tae lagi dan lagi. Sudah cukup selama ini dia bersikap seolah kita ini orang asing baginya. Aku tidak ingin menjadi orang asing lagi baginya,”Hwan Jae diam tidak mengeluarkan satu kata pun. Bagaimana juga, ia juga sudah mulai jengah dengan semuanya. Penuturan dari Kyun Sook sore tadi juga cukup membuka pikirannya.
     Keduanya kemudian sepakat untuk tidak lagi memaksa Taeyong untuk menerima Ji Yun. Namun, mereka juga tidak akan melarang Ji Yun jika ingin mendekati Taeyong. Akan tetapi mereka akan menyerahkan semuanya pada Taeyong. Jika Taeyong menolak, mereka akan pasrah dan sama sekali tidak akan memaksa.
     “Kau ingin bertemu dengan Tae? Besok aku akan berkunjung ke apartemennya. Aku harap kau ikut dan mungkin kau bisa berbaikan dengannya. Ya, aku tau kita adalah orang tuanya. Tapi, selama ini kitalah yang melakukan kesalahan pada Tae. Jadi tidak ada salahnya jika kita yang meminta maaf lebih dulu,”ujar Haneul yang diangguki oleh Hwan Jae.

*****

     “Tuh,kan apa yang kukatakan. Bahwa pasangan baru ini mungkin bakalan jadi saingan kebucinan si JungDam!”ledek Taeil saat kedatangan Taeyong bersama Dita.
     “Sirik-sirik bacot lo!”balas Jungwoo disertai ekspresi mengejek pada Doyoung.
     “Seperti inilah kelakuan para jomblo akut!”imbuh Soodam yang kemudian memilih segera ke kelas bersama Jungwoo.
     “Eh, ini tumben Mark dan Jinny tidak kelihatan? Apa belum datang?”tanya Dita kala menyadari ketidakberadaan Mark dan Jinny.
     “Lagi PDKT-an mungkin!”celetuk Haechan yang langsung mendapat toyoran dari Yuta. “Apaan sih? Sakit tau!”protesnya.
     “Mark tidak ke sekolah karena menjaga ibunya yang sedang sakit. Sedangkan ayahnya masih ada di luar kota, makanya dia izin hari ini,”ujar Yuta. “Kalu untuk Jinny aku tidak tau, mungkin yang lain tau?”
     “Untuk alasan kenapa Jinny tidak masuk aku juga tidak tau. Tapi, dia hanya bilang izin tidak masuk tanpa memberitahukan alasannya,”sahut Minji.
     Mereka yang hendak ke kelas masing-masing, urung dilakukan saat sebuah mobil mewah berhasil menarik atensi semua siswa disana. Jika yang lain terperangah, maka berbeda dengan  Taeyong yang sepertinya sudah mengetahui siapa yang yang ada di dalam mobil. Bahkan dengan sengaja Taeyong mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Dita.
     “Ji Yun benar-benar! Untuk apa dia pindah sekolah kesini?”batin Taeyong.
      “Ada apa?”tanya Dita saat melihat perubahan sikap Taeyong. Hanya sebuah gelengan kecil sebagai jawaban.
     Saat Ji Yun keluar, Taeyong mengalihkan pandangannya dan memilih melihat ke arah Dita yang ada disampingnya kirinya. Sedangkan Dita manggut-manggut kecil saat mengenali jika yang baru saja keluar dari mobil itu adalah Ji Yun. Taeyong memang sudah menunjukkan foto gadis itu. Foto yang diperlihatkan merupakan foto yang menjadi foto profil Ji Yun di kontaknya. Makanya Dita bisa langsung mengenalinya saat ini.
     “Tae, dia melihat ke arah kita!”Dita menoleh memberitahu.
     Dengan sigap Taeyong merangkul Dita dan mengajaknya segera ke kelas. Lihat pemandangan itu tentu saja membuat amarah Ji Yun meninggi. Wajahnya memerah, hatinya memanas ditengah sejuknya pagi hari yang cerah.
   
*****

WHEREWHITAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang