TERSANGKA?

80 14 0
                                    

     “Tae, nenek tidak tahu bagaimana mungkin polisi mengatakan jika eommamu otak dibalik kejadian itu. Tiba-tiba polisi datang dan membawa eommamu!"lirih nenek dalam pelukan Taeyong.
     Taeyong tidak bergeming. Pikirannya saat ini benar-benar kacau. Ia tidak ingin percaya tentang apa yang dikatakan  pihak kepolisian tentang ibunya. Selama ini ia memang sangat berharap segera menemukan otak dibalik kejadian yang menimpa Dita saat itu. Tapi, ia sama sekali tidak berpikir jika ibunya pelakunya.
     “Tae, sebaiknya kita ke kantor polisi. Nenek yakin polisi melakukan kesalahan!”
     “Nenek, biar aku saja yang kesana. Nenek di rumah saja,ok. Aku tidak mau jika saat tiba disana nenek akan semakin drop nantinya,”bujuk Taeyong.
     Setelah Taeyong berhasil membujuk sang nenek, ia lantas meminta pelayan untuk menjaga sang nenek dengan baik. Dengan cepat Taeyong meraih helmnya dan melajukan sepeda motornya membelah jalan yang mulai dituruni salju. Cuaca yang dingin menembus kulit sama sekali tidak dipedulikan Taeyong saat ini. Ia yang hanya mengenakan hoodie tanpa mengenakan kaos bisa dipastikan merasakan kedinginan apalagi dalam posisi mengendarai motor.
     Taeyong baru saja datang berusaha menghampiri sang ibu yang ada di ruang interogasi. Namun, pihak kepolisian menahannya. Seorang polisi yang memang dulu ditemui oleh Taeyong untuk membantunya mendalami siapa pelaku di balik kejadian yang menimpa Dita saat itu menghampiri dan mengajak Taeyong duduk.
     “Aku tau kau pasti akan mengatakan jika ini salah tangkap atau salah duga. Tapi, semua bukti dan saksi mata yang mengatakan demikian,Taeyong,”ujar polisi yang bernama Na Ju Seok itu.
     Selanjutnya ia menceritakan bagaimana seorang pria mendatangi kantor polisi serta menceritakan semua awal mula hingga kejadian terjadi.

Flashback on

     Tepat saat malam hari, seorang pria yang dulunya seseorang yang diminta Haneul mencari tahu tentang yang Dita mendatangi kantor polisi. Ia menceritakan bagaimana Haneul memintanya untuk terus mengawasi Dita bahkan hingga mencari tahu tentang latar belakangnya.
     “Kalian bisa memeriksa pesan yang telah ia kirim padaku. Serta beberapa bukti transferan uang yang diberikan padaku,”ujarnya yang setiap kesaksiannya direkam oleh pihak kepolisian.
     Ia juga menceritakan jika selama ini Haneul masih menyimpan berbagai foto yang ia berikan dan meminta pihak kepolisian untuk memeriksa ruang kerja Haneul di butik. Ia juga bisa menjelaskan secara detail kapan kejadian itu terjadi. Tapi, ia mengatakan jikalau pelaku yang mereka sewa saat itu kini benar-benar telah hilang kontak dan tidak mereka ketahui keberadaannya.
     “Apa kau bisa mempertanggungjawabkan segala kesaksianmu ini?”tanya pihak polisi yang diangguki oleh pria tersebut.
    Pria tersebut lantas ditahan sementara waktu di kantor polisi. Sedangkan keesokan harinya polisi memutuskan menjemput Haneul di kediamannya tepat saat Haneul hendak ke butik.

Flashback end

     “Tapi, ini semua tidak mungkin. Eommaku memang awalnya memnentang hubungan kami, bahkan appaku juga. Tapi, untuk melakukan hal seperti itu rasanya sangat tidak mungkin!”elak Taeyong berusaha tidak mempercayai segala yang dikatakan oleh pihak kepolisian.
    “Tapi, itulah kenyataannya,Taeyong. Bahkan pria yang melaporkan hal ini mengatakan jika ia memutuskan menyerahkan diri dan mengungkap kebenaran ini karena merasa bersalah dan tidak tenang,”imbuh Na Ju Seok.
     Na Ju Seok juga menuturkan jikalau pihak polisi telah melakukan penyelidikan di butik Haneul dan memang mendapati banyak foto Taeyong yang sedang bersama Dita disana. Beberapa foto juga menunjukkan momen saat Taeyong mengantar Dita pulang setelah sekolah atau saat mereka di cafe.
     Rentetan fakta itu benar-benar membuat Taeyong seolah tertampar. Masih tidak menyangka dan tidak ingin percaya namun itulah kebenaran yang ada saat ini. Kedua manik matanya menunjukkan kekecewaan yang mendalam.
     Taeyong bangkit dari duduknya saat melihat sang ibu yang keluar dari ruang interogasi. Wajah Haneul sembab, kedua tangannya bergetar saat memegang lengan Taeyong yang menatapnya penuh kekecewaan.
     “Tae, kau percaya padaku. Bukan eomma yang melakukan semua itu. Percayalah!”lirih Haneul yang terus menyangkal segala tuduhan yang dilayangkan padanya. Air matanya terus mengalir, wajahnya pucat kasih.
     “Jika bukan eomma, kenapa saksi mata dan barang bukti mengatakan jika eomma pelakunya? Aku sama sekali tidak menyangka kau bisa setega ini. Lalu, selama ini sikap manis dan perhatianmu pada Dita hanya omong kosong. Eomma dan Appa hanya berbohong dan berpura-pura saja menyetujui hubunganku dengan Dita?”Taeyong melupakan kekecewaannya.
     Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan Dita dan keluarganya katakan saat mengetahui hal tersebut. Pelaku yang hampir menimbulkan trauma berat pada Dita ternyata adalah ibunya sendiri.
     “Ya, memang benar saat itu eomma memintanya menyelidiki soal Dita. Tapi, hanya sebatas itu saja dan setelah eomma menyadari jika itu salah, eomma sudah tidak lagi melakukannya. Bahkan kau bisa lihat sendiri bagaimana eomma memberi dukungan pada kalian,”tutur Haneul dengan  derai air mata.
     Taeyong mengacak frustasi rambutnya. Rambutnya yang memang kembali memanjang benar-benar berantakan sekarang. Taeyong bisa melihat bagaimana sang ibu jika sedang berbohong dan berkata jujur. Tapi, apakah semua itu bisa membuatnya mengesampingkan segala barang bukti dan pengakuan saksi mata. Bahkan semuanya bisa sinkron, antara perkataan saksi dan barang bukti yang ditemukan di butik.
     Taeyong kembali ke kediaman keluarganya untuk menemui sang nenek yang terus menanyakan perihal sang ibu. Sebelumnya Taeyong sudah meminta teman-temannya untuk pulang saja karena kondisinya saat ini benar-benar tidak memungkinkan melaksanakan segala rencana yang telah mereka siapkan untuk Dita.
     Setelah kembali memenangkan sang nenek, Taeyong gegas keluar dan menghubungi pengacara untuk membantu sang ibu. Meski dengan segambreng bukti, hati kecil Taeyong mengatakan jika ia percaya bukan sang ibu yang melakukan semua itu. Ia yakin ada seseorang yang memanfaatkan kedudukan itu untuk menjadikan sang ibu sebagai kambing hitam untuk mencuci tangan mereka.
     Banyak panggilan dari Dita yang Taeyong biarkan begitu saja. Ia sudah menduga jika saat ini Dita dan keluarganya sudah pasti mendengar informasi tersebut. Setelah sebuah pesan dari sang ayah yang ternyata sudah ada di kantor polisi serta keluarga Dita juga yang ada disana membuat Taeyong mau tidak mau kembali bergegas ke kantor polisi. Bahkan hingga siang ini ia sama sekali belum sempat mengisi lambungnya.

WHEREWHITAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang