PARK FAMILY

75 17 2
                                    

     "Kim Gi Nam!!!"teriakan Kyun Sook kembali menggema. Beberapa pelayan lantas menghampiri Gi Nam di kamar Ji Yun dan memberitahu Kyun Sook mencarinya.
Langkah kaki Gi Nam melambat menuruni setiap anak tangga kala matanya bersitatap dengan manik mata penuh amarah milik suaminya. Ji Yun sendiri meneguk salivanya dalam-dalam melihat sang ayah. Ia diam berdiri tidak ikut turun bersama sang ibu.
     Kyun Sook menghela napas kasar, mengaturnya meski amarah masih menyesakkan dadanya. Ia melangkah ke arah Gi Nam yang memilih diam diakhir anak tangga. Kedua tangan Kyun Sook mengeras, wajahnya memerah. Ingin rasanya melampiaskan segala saat itu juga. Namun, ia sadar hal itu justru akan menimbulkan masalah baru.
     "A..ada apa? Meng...,"ucapan Gi Nam tercekat saat tangan Kyun Sook yang hampir saja mendarat dengan keras ke wajahnya. Gi Nam memejamkan mata mengira tamparan itu benar-benar akan mengenainya.
     "Seharusnya aku yang bertanya padamu,Kim Gi Nam! Kenapa kau sampai setega ini? Mengapa kau sampai berbohong?!"geram Kyun Sook. "Sekarang coba kau katakan kembali semua yang telah kau katakan 12 tahun yang lalu!"
     GI Nam mengerutkan keningnya, ingatannya kembali menyelami memori masa lalu. Beberapa saat berlalu hingga ia mencapai hal yang suaminya maksud. Gi Nam meneguk salivanya dengan berat. Tatapannya ciut saat bertemu tatapan penuh amarah dari Kyun Sook.
     "Kenapa kau diam? Apa kau sudah lupa kebohongan besar yang telah kau buat?! Hah?!"napas Kyun Sook menderu menahan diri agar tidak melakukan tindakan fisik. "Kau benar-benar keterlaluan. Aku benar tidak tau harus apa lagi? Entah setelah ini kebohonganmu yang mana lagi yang akan kuketahui,"Kyun Sook menjeda ucapannya. Melihat panggilan dari rumah sakit, lantas ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku jas miliknya.    
     "Ingat! Ini tidak sampai disini! Jangan harap kau tidak mendapatkan balasan atas apa yang kau telah lakukan!"tegas Kyun Sook.
     Gi Nam menatap kepergian suaminya dengan mata nanar. Kedua manik matanya berkaca-kaca, dadanya sesak. Hatinya gelisah. Ji Yun yang sedari tadi menyaksikannya dari atas lantas turun menyusul.
     "Eomma tidak apa-apa?"Ji Yun tampak khawatir.
     "Cukup hal ini yang kau tahu. Aku tidak akan membiarkan yang lainnya kau ketahui. Bahkan jika nyawaku taruhannya!"lirih Gi Nam, kedua tangannya mengepal kuat.
     "Eomma bagaimana kalau appa juga tau tentang...,"
     "Ji Yun-a! Kau bisa diam?! Jangan ucapkan hal itu!"Gi Nam membekap mulut putrinya itu.
     Gi Nam lantas berniat menyusul Kyun Sook yang ia ketahui sedang menuju ke rumah sakit. “Kau ikut eomma sekarang!”
     Ji Yun lantas mengekor mengikuti sang ibu yang menyusul ayahnya ke rumah sakit. Meski tau jika kondisi saat ini kemungkinannya 100% ia tidak akan mendapatkan maaf, namun Gi Nam tetap menyusul.
     Kyun Sook tiba di rumah sakit dan menjadi semakin khawatir saat mengetahui jika sang ibu mengalami drop dan kembali dimasukkan ke dalam ruang ICU. Padahal kemarin sudah sempat membaik dan sudah dipindahkan ke ruang rawat.
     “Kami sudah memeriksanya. Syukurlah semua membaik meskipun tadi memang beliau sempat sangat drop keadaannya. Tapi, semuanya sudah dia lalui. Untuk saat ini beliau masih harus di ruang ICU. Semoga saja besok sudah bisa sadar,”ujar dokter.
     Kyun Sook melangkah lemah meninggalkan ruangan dokter. Langkahnya tertatih meraih kursi tunggu yang ada di koridor ruang ICU. Tatapannya nanar pada pintu. Helaan napas gusarnya menandakan dirinya sedang tidak baik-baik saja.
     “Kenapa aku bisa seb*doh ini?!”rutuknya pada diri sendiri.
     Segala kejadian dan kebohongan yang dibuat oleh Gi Nam kembali memenuhi kepalanya. Ia merutuk, merutuki dirinya sendiri yang bisa dengan gampangnya percaya pada apa yang disampaikan oleh istrinya kala itu. Biar bagaimanapun, karena kebohongan istrinya itulah yang menyebabkan sang ayah terkena serangan jantung hingga pada akhirnya tidak bisa diselamatkan.
     “Maafkan aku!”
     Kyun Sook menelan salivanya berat berusaha untuk tidak membuat keributan di rumah sakit. Dadanya bergemuruh saat melihat Gi Nam bersimpuh di depannya sembari terus meminta maaf.
     “Appa ku...,”ucapan Ji Yun tercekat saat sang ayah bangkit dan memberi isyarat agar dirinya diam.
    Selanjutnya, Kyun Sook menarik paksa Gi Nam untuk keluar dari rumah sakit. Tampaknya Kyun Sook benar-benar tidak bisa menahan amarah emosi yang masih memenuhi dirinya saat ini. Namun, ia sadar meluapkannya di rumah sakit merupakan hal yang salah.
     Gi Nam terus memberontak berusaha melepas cengkraman keras pada lengannya. Ini adalah kali pertama Kyun Sook melakukan tindakan tersebut kepadanya. Kyun Sook yang dulunya bisa ia kendalikan sudah tidak ada saat ini, yang ada hanyalah Kyun Sook yang berbanding terbalik dengan yang ia kenal dahulu.
     “Lepaskan! Kumohon!”pinta Gi Nam namun diacuhkan oleh Kyun Sook.
    Kyun Sook lantas menepis lengan Gi Nam dengan keras saat keduanya telah berada di parkiran rumah sakit dengan jarak lumayan jauh dari gedung rumah sakit.
     “Sekarang, jelaskan semuanya! Jelaskan kenapa kau sampai setega ini?! Kenapa kau bisa melakukan hal gila ini?! Kenapa?!!!”nada suara Kyun Sook meninggi membuatnya terdengar bergema di parkiran yang sepi.
     Melihat Gi Nam tidak kunjung berbicara membuat Kyun Sook geram. Ia lantas mencengkram kedua bahu istrinya itu hingga membuatnya meringis menahan sakit. Tatapan Kyun Sook tidak kuasa Gi Nam balas.
     “Ayo katakan!!!"geram Kyun Sook, tangan kanannya bahkan hampir ia dapatkan ke wajah sang istri. Namun, ia masih bisa menahan  diri untuk tidak kelewatan. Bukankah jika hal itu ia lakukan akan menimbulkan masalah baru nantinya.
     “Aku, aku melakukan semuanya untukmu. Semua kebohongan yang aku lakukan itu untukmu,”Kyun Sook menautkan kedua alisnya merasa bingung atas jawaban Gi Nam. “Aku sengaja melakukan itu semua, agar apa yang saat itu kita miliki tidak direbut oleh Kwang Soo dan istrinya. Aku tau saat itu kedua orang tuamu sudah berencana memaafkan dan akan mengajak mereka tinggal bersama kita. Aku, aku tidak rela jika semua yang kita punya akan mereka rebut!”alibi Gi Nam membuat Kyun Soon tersenyum kecut.
     “Berbohong! Itulah kebiasaan mu dan saat ini kau juga sama, tetap berbohong! Dasar!”cela Kyun Sook. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan alasan mati dari Gi Nam. Berbohong jika penuturannya barusan benar-benar alasan mengapa dia melakukan kebohongan itu. “Kau berani melakukan kebohongan sebesar itu di masa lalu. Maka tidak menutup kemungkinan kau juga melakukan kebohongan lain agar kebohonganmu bisa kembali tertutupi.”
    Gi Nam menggeleng dan menyangkal jika apa yang ia katakan adalah sebuah kebohongan untuk menutupi kebohongannya yang lain. Ia kembali bersimpuh di hadapan suaminya mengharap iba dan pengampunan. Namun, Kyun Sook sama sekali tidak bergeming ataupun goyah oleh segala bualan istrinya.
     “Aku akui, dulu aku memang b*doh. B*doh sekali! Tapi, belakangan aku sadar. Aku sadar untuk tidak lagi terlalu percaya padamu dan akhirnya semua terbukti. Aku tidak akan lagi mau berkubang dalam lumpur kebohongan dan segala perintahmu itu. Tidak akan!”tegas Kyun Sook. “Oh ia, satu lagi. Semuanya akan kuurus secepatnya. Kau tidak perlu repot-repot. Kau hanya tinggal menunggu, semuanya aku yang akan mengurusnya. Sementara waktu kau masih bisa menikmati kebebasanmu karena setelah itu kau akan meringkuk dalam dinginnya lantai penjara!”ucap Kyun Sook penuh penekanan membuat Gi Nam meraung tidak terima.
     Kyun Sook melangkah pergi meninggalkan parkiran rumah sakit. Meninggalkan Gi Nam yang terus-menerus menangis dan berteriak tidak terima. Sejenak ia mengatur napas sebelum memasuki koridor ruang ICU dimana disana masih ada Ji Yun yang masih berdiri diam di tempat. Kyun Sook paham betul, hal ini pasti akan berdampak pada keadaan mental Ji Yun. Apalagi akhir-akhir ini keadaan mental anak itu memang sangat tidak normal. Kadang ia bersikap seperti biasanya,normal. Namun, kadang pula tidak tertebak sama sekali.
     “Lebih baik kau pulang! Bawa juga ibumu pulang dari sini!”titah Kyun Sook yang diangguki oleh Ji Yun.
   

*****

     “Apa kau yakin? Maksudku, apa kau sudah siap bertemu eomma?”Kwang Soo menatap wajah istrinya. “Mungkin jika kau masih belum siapa kita bisa menjenguk lain waktu saja. Aku bisa menghubungi Kyun Sook nanti.”
     Ratna menggeleng, ia mengelus pelan punggung tangan suaminya itu. Ia bisa melihat jika saat ini suaminya sedang berusaha menyembunyikan kerinduan yang amat mendalam pada ibunya.
     “Aku sudah memaafkan mereka. Ya, meski perlakuan mereka padaku dulunya benar-benar membuatku sakit hati. Tapi, aku sudah membuangnya jauh-jauh. Aku sudah memaafkan mereka bahkan jauh sebelum kita kembali bertemu adikmu,”unar Ratna meyakinkan sang suami.
     Menurut Ratna, semua ini sudah ditakdirkan oleh Sang Pencipta. Siap atau tidak siapa bukanlah hal yang harus dipilih. Mereka harus tetap melanjutkan hidup untuk lebih baik lagi ke depannya. Jadi, hal yang sudah terjadi mungkin bisa dijadikan pelajaran kedepannya untuk lebih mawas diri ke arah yang lebih baik lagi.
     “Lagi pula ini sudah menjadi impian putri kita sejak lama,”imbuh Ratna yang diangguki oleh Kwang Soo.
     Mereka sama-sama tersenyum saat melihat Dita yang sibuk bersiap dan terlihat sangat-sangat antusias.
     Padahal hari ini, Dita telah berjanji pada Taeyong untuk ke apartemennya karena hari libur dan memang untuk melanjutkan mendekor apartemen Taeyong yang sempat tertunda. Setelah menjelaskan semuanya, Taeyong memaklumi dan mengatakan jika dekor apartemennya bisa dilakukan lain waktu saja.
     Mereka lantas berangkat saat taksi tiba. Sebelumnya, Kwang Soo juga sudah memberitahukan pada Kyun Sook jika mereka akan ke rumah sakit.
    Kedatangan mereka bertepatan dengan Kyun Sook yang masih berada di lobi rumah sakit. Kyun Sook yang melihat kedatangan mereka lantas menghampiri. Ini merupakan kali pertama Kyun Sook melihat keponakannya, Dita.
    “Anyyeonghaseo, Paman!”sapa Dita dengan sopan. Ia masih tidak menyangka ternyata ia akhirnya bisa bertemu dengan keluarganya yang lain.
     “Kau tidak ingin memeluk Pamanmu ini?”Kyun Sook merentangkan kedua tangannya yang dismabut pelukan hangat dari Dita.
     Pertemuan perdana tapi tidak membuat suasana canggung. Dita bisa merasakan bagaimana bagaimana baiknya Kyun Sook. Semalam juga sang ibu sempat menceritakan tentang Kyun Sook yang selalu menjadi garda terdepan bagi hubungannya dan ayah Dita. Kebaikan itu bisa ia rasakan pada pertemuan perdananya dengan sang paman.
   Mereka menunggu diluar, sementara sang dokter masih melakukan tinjauan. Namun, keheningan harus terusik saat kedatangan  Gi Nam dan Ji Yun. Gi Nam yang syok melihat kehadiran kakak iparnya beserta istrinya, terlebih lagi saat menyadari Dita juga ada diantara mereka. Hal yang sama juga dirasakan oleh Ji Yun saat melihat keberadaan Dita disana. Ia terdiam tidak percaya.
     “Ji Yun-si!”batin Dita yang juga terkejut melihat kehadiran Ji Yun.

Bersambung...

Nahlo!!!!

Jangan lupa follow,vote dan komen!

Follow juga akun tiktok author @sunforrose atau ketik saja SUNROSE4EVER

Disana akan di up informasi kapan lanjutan bab akan dipublikasikan dan juga bocoran jika akan ada cerita baru!

Terima kasih!!!
   

WHEREWHITAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang