Beberapa hari setelah melamar Dita, Taeyong dan yang lainnya kembali ke Korea. Dita bersama kedua orang tuanya akan menyusul sesegera mungkin. Masih ada beberapa pekerjaan yang harus mereka selesaikan dahulu di Bali.
Jika kalian mengira diantara mereka semua Dita dan Taeyong yang akan menikah lebih dulu, maka tebakan kalian salah. Karena nyatanya Jungwoo dan Soodam yang tidak lama berselang pulang dari Indonesia, mereka langsung merencanakan pernikahan. Ternyata sebelum kembali ke Korea, Jungwoo juga telah melamar Soodam dan hal tersebut juga disambut hangat oleh keluarga mereka. Bahkan sesuai saran pernikahan mereka benar-benar dipercepat.
“Kau tau, melihat mereka,”Taeyong masih menatap dua sahabatnya yakni Jungwoo dan Soodam yang berdiri di alatar pernikahan,“jika bisa pernikahan kita juga dipercepat. Kalau bisa besok.”
Dita mencubit pelan pinggang calon suaminya itu, “kau ini tidak sabaran. Padahal pernikahan kita juga akan dilaksanakan sebulan lagi.”
Hari berganti hingga minggu berganti bulan. Mereka kini telah kembali lagi ke Bali untuk melaksanakan pernikahan Dita dan Taeyong menggunakan adat Bali. Keluarga besar hingga rekan-rekan mereka juga ikut serta. Namun, untuk pernikahan di Bali kemungkinan tidak akan digelar besar-besaran. Pernikahan mereka akan dibuat lebih intim dengan dihadiri keluarga, teman dekat serta beberapa karyawan mereka.
“Yeppo!”seru mereka saat melihat satu sama lain yang telah menggunakan pakaian adat Bali.
“Guys, kumpul dulu kita foto-foto!”instruksi Minji seraya menyiapkan kamera ponselnya.
Tidak lama berselang mereka semua bersiap karena upacara pernikahan akan segera dimulai. Dengan begitu hikmat Dita dan Taeyong menjalankan berbagai rangkaian acara hingga akhir. Silih berganti mereka yang hadir mengucapkan selamat kepada mempelai. Tidak lupa doa dan harapan terbaik untuk pengantin baru.
Hanya selang beberapa hari saja, mereka semua kembali lagi ke Korea. Disana segala persiapan telah diserahkan kepada pihak WO. Dengan demikian saat tiba kedua mempelai dan keluarga bisa memanfaatkan sejenak waktu untuk istirahat sebelum hari H.
Pernikahan di gelar di sebuah gedung yang merupakan milik keluarga 'Lee'. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari kediaman dua keluarga membuat gedung tersebut menjadi pilihan. Pernikahan hari ini akan dihadiri dengan banyak tamu undangan. Selain itu, teman sealumni dan guru-guru mereka saat SMA juga menjadi salah satu tamu undangan prioritas.
“Ya, Shinchan!”Haechan hanya mengerutkan kening dengan wajah kesal saat Pak Song datang. Belum lagi, ia masih sama dengan dulu dengan memanggil dirinya 'Shinchan'. “Ya, kau ini tidak sopan sekali. Lihat teman-temanmu mereka menyapaku, sedangkan kau!”
“Maaf,Pak Song. Tapi, Pak Song juga tidak menyapaku. Sedari tadi Bapak tidak menyebut namaku,'kan!”ketus Haechan ditambah lagi teman-temannya yang seolah senang mendengar Pak Song terus salah mengenali namanya.
“Apa katamu? Jelas-jelas tadi Bapak memanggilmu. Apa kurang keras?”
“Tidak! Tidak perlu!”Haechan dengan cepat menutup mulut Pak Song.
Keluarga besar kini telah duduk di tempat masing-masing. Taeyong sendiri kini telah rapih dengan setelan jas tuxedo hitam dilengkapi potongan rambut rapih semakin menambah gagah penampilannya. Para pengiring pengantin pria yang merupakan teman-teman Taeyong sendiri berdiri dua baris berjejer di belakang Taeyong.
“Kenapa kau masih terlihat gugup,hyung?”tanya Haechan.
“Ia, benar. Kau tau, sama seperti saat pernikahan kalian di Bali. Wajahmu terlihat gugup juga,”imbuh Yuta diikuti tawa kecil oleh yang lainnya.
“Kalian bisa diam tidak!”tegyr Taeyong dengan tetap berusaha menenangkan dirinya dari rasa gugup yang melanda.
Tepukan dari para hadirin beriringan dengan Dita yang mulai memasuki ruangan didampingi Kwang Soo. Para pengiring pengantin wanita dimana ada Lea,Jinny,Minji,Soodam,Zuu serta Ji Yun mengikuti dari belakang. Taeyong tampak tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Dita. Dengan balutan gaun putih dan desain sederhana namun tampak elegan membuat Dita bagaikan seorang putri yang tampak begitu cantik dan anggun.
“Taeyong, pesanku padamu tetap sama. Jaga dia dan hatinya karena saat kau tidak bisa melakukannya kau tahu apa akibatnya bukan?”ucap Kwang Soo seraya menepuk pelan lengan sang menantu.
“Tentu! Paman tidak perlu risau,”Taeyong membungkuk hormat pada sang ayah mertua.
Dita lantas beralih menggandeng lengan Taeyong. Keduanya lantas berjalan beriringan menuju alatar pernikahan dengan diikuti para pengiring pengantin. Semua bertepuk tangan dan tersenyum bahagia. Setelah saling mengucapkan janji, Taeyong dan Dita bergantian menyematkan cincin pada jari manis masing-masing.
“Baiklah, sesi selanjutnya adalah kedua orang tua mempelai akan menyampaikan pesan kepada pengantin baru kita,”ucap MC.
Para nenek dan para orang tua menyampaikan pesan dan harapan terbaik mereka untuk Dita dan Taeyong yang akan mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, hal yang membuat suasana semakin hari saat giliran Hwan Jae. Ia kembali menyampaikan permintaan maaf baik kepada Taeyong dan utamanya pada Dita.
“Maafkan aku!”Hwan Jae membungkukkan badannya di akhir permintaan maafnya.
Setelah sesi tersebut, dilanjutkan dengan sesi dimana tamu undangan memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai. Kemudian sesi yang teramat penting tentunya mengabadikan momen berbahagia tersebut. Satu persatu mereka maju untuk mengambil gambar bersama, terakhir teman-teman Dita dan Taeyong. Bagian mereka yang paling lama. Entah segala pose telah mereka lakukan bahkan pose-posenya membuat gelak tawa dari tamu undangan yang lain.
“Baiklah, setelah sesi foto-foto yang teramat panjang,”ucapan MC membuat tawa kembali pecah,“kita akan melanjutkan sesi selanjutnya. Sesi yang menjadi yang paling dinantikan baik para pasangan yang belum menikah ataupun para jomblo yang ada.”
Semua yang hendak ikut sesi pelemparan buket bunga pengantin kini berkumpul ke tengah ruangan. Sementara para orang tau ataupun yang enggan menepi ke sisi ruangan.
“Hyung, ayo ikut!”paksa Haechan saat melihat Jonhy yang hendak menepi.
“Ya! Kalian saja!”tolak Jonhy. Namun, Ia tidak kuasa saat Doyoung juga datang membantu Haechan menariknya.
“Ya! Kau mau kemana?!”tegur Soodam saat melihat Jungwoo yang hendak bergabung ke tengah. Jungwoo pun hanya tercengir lalu kembali mundur ke samping sang istri.
“Babe, kau marah?”Soodam hanya diam,“Tadi itu aku, aku bermaksud jika mendapatkan bunganya akan kuberi padamu,begitu,”jelas Jungwoo berusaha membujuk sang istri agar tidak ngambek.
Semua menghitung mundur mengikuti MC. Dita dan Taeyong memegang buket bersama dan kemudian melemparkannya ke belakang. Semua mengangkat tangan bahkan beberapa sedikit melompat agar bisa meraih bunga yang masih melayang di udara. Namun, nyatanya bunga terlempar jauh ke belakang tepat ke arah Jonhy. Spontan Jonhy menangkap bunga tersebut sebelum jatuh.
“Tampaknya pria tinggi di belakang sana yang berhasil mendapat buket bunganya. Oh ia, apakah Anda dalam waktu dekat ini merencanakan pernikahan dengan kekasih Anda?”pertanyaan dari MC tersebut tentunya disambut tawa riuh oleh teman-teman mereka sementara Jonhy terdiam dengan ekspresi wajah sulit dijelaskan.
“Menikah? Kekasih saja belum punya,”celetuk Doyoung yang bisa ditebak mendapatkan tatapan maut dari Jonhy.
Acara dilanjutkan dengan sesi dansa. Pengantin dan para pasangan yang hendak berdansa bergabung lagi ke tengah. Mereka mulai berdansa diiringi musik romantis.
“Cantiknya istriku!”puji Taeyong sembari menatap lekat wajah sang istri.
“Mau apa?”cegah Dita dengan meletakkan tangannya pada wajah sang suami.
“Ya, mau cium,lah. Masa tidak boleh cium istri sendiri.”
“Sayang, ini banyak orang. Malu tau,”bisik Dita dengan wajah bersemu. Ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah karena tatapan suaminya sendiri. Entah kenapa? Tapi, Dita terkadang merasa malu saat terus diperhatikan oleh Taeyong yang jelas-jelas sudah menjadi suaminya.
“Tae!”Dita terperanjat saat Taeyong telah berhasil mencium dirinya. Sementara Dita menyembunyikan wajahnya dalam dekapannya, Taeyong malah senyum-senyum sendiri melihat tingkah istrinya.
Rangkaian acara telah selesai dilaksanakan. Para tamu undangan juga telah pulang. Dita dan Taeyong lantas menghampiri teman-teman mereka dan mengucapkan terima kasih. Mereka benar-benar terus ada membantu dari awal pernikahan di Indonesia hingga di Korea. Bahkan, Jungwoo dan Soodam sengaja mengurangi waktu bukan madu mereka agar bisa ada pada pernikahan sahabat mereka hingga akhir.
“Selanjutnya siapa lagi,nih?”Jaehyun tampak melirik-lirik ke arah Jonhy. Merasa diperhatikan oleh semuanya, Jonhy sontak melempar mereka dengan bunga yang ada di buket yang ia dapatkan tadi.
“Kalian ini sebenarnya kenapa? Kenapa bisa ketularan julid seperti ini,sih?!"gerutu Jonhy namun disambut tawa oleh yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEREWHITAL (TAMAT)
FanficBerusaha sama-sama kuat atas apa yang bertubi-tubi datang. Hingga saat salah satunya memilih mundur dengan dalih untuk kebaikan sang kekasih. Namun, nyatanya itu justru membuatnya sakit dan terpuruk bagi keduanya.