TANPA SEPATAH KATA

307 39 10
                                    

     Dita yang baru saja tiba di sekolah, menoleh kala mendengar namanya dipanggil. Terlihat lambaian tangan  Jinny bersama dengan Lea di halaman sekolah. Sembari membalas lambaian tangan mereka Dita segera melangkah. Hari ini hari ini merupakan hari kedua sekaligus terakhir masa orientasi sebelum mata pelajaran dimulai.
     “Yang lain kemana?”Dita menoleh mencari-cari keberadaan yang lainnya. “Belum datang?”
     “Minji ke toilet sedangkan Soodam hari ini akan berangkat bersama pacarnya,”jawab Jinny sembari memutar malas bola matanya. Ia masih ingat kala Soodam menelepon dan memberitahu jikalau hari ini ia tidak bisa berangkat bersama dengan mereka karena Jungwoo mengajaknya berangkat bersama.
     “Zuu?”
     “Dit,satu hal yang harus kamu tau tentang Zuu. Dia itu anaknya suka tidur. So, kemungkinan besar dia telat bangunnya,”Lea menjelaskan dengan sedikit tertawa membayangkan bagaimana repotnya si bungsu mereka saat ini.
      Tawa mereka pun seolah pecah kala yang mereka bicarakan tiba dengan tergopoh-gopoh. Bahkan terlihat Zuu masih memegang dasinya dengan rambut juga yang sedikit berantakan. Napasnya memburu, sesekali ia menarik napas dalam-dalam guna menetralkan napasnya.
     “Main game sampai jam berapa emang?”celetuk Minji yang baru saja kembali dari toilet. Zuu hanya mendengus kecil melihat eonni-eonni nya menertawakan dirinya.
     Mereka kemudian maju membantu Zuu merapikan seragam juga rambutnya sementara Zuu hanya merujuk dirinya yang kebablasan bermain game online hingga larut malam. Alhasil ia terlambat bangun hari ini.
     Perhatian mereka teralihkan saat beberapa motor memasuki area sekolah. Terlihat pula Soodam yang dibonceng oleh Jungwoo.  Soodam berjalan sembari menggandeng tangan Jungwoo kearah kelima temannya yang telah menunggu. Sementara yang lainnya juga ikut mengekor mengikuti Soodam dan Jungwoo.
     “Anyyeong!”sapa Soodam.
     “Mirip kau,Chan,”ucap Doyoung kala melihat Dita.
     “Mirip sih, tapi semoga saja kelakuannya tidak mirip!”imbuh Marka sembari menggelengkan kepalanya. Sejurus kemudian tatapan tajam Haechan terarah padanya.
     “Soodam-shi, kau tidak ingin mengenalkan teman-temanmu apa?!”usul Mark yang diangguki yang lainnya.
     “Lah, kalian kan ada saat perkenalan kemarin. Masa iyya, kau tidak mendengar saat kami memperkenalkan diri di depan. Masih muda tapi sudah pikun!”ketus Jinny lalu menarik teman-temannya untuk menjauh dari mereka. Mark terdiam mendengarnya, sementara yang lain hanya tertawa.
     “Aigo! Maine!”ucap Dita kala ia tidak sengaja menyenggol Taeyong saat Jinny menariknya. Diam! Tidak ada balasan atas permintaan maaf yang ia lontarkan.
     “Bye,Baby!”teriak Jungwoo pada Soodam selemparan kiss bye membuat teman-temannya seolah mual melihatnya. Jungwoo hanya menatap sinis pada teman-temannya itu.
     “Bye,Baby!”ledek Haechan sembari meniru gerakan Jungwoo tadi. Satu jitakan berhasil mendarat sempurna di kepalanya. Namun, tampaknya tidak membuatnya jera. Ledekan demi ledekan masih ia lancarkan pada Jungwoo.
     “Masuk,yo!”Teyong melangkah menuju aula sekolah diikuti yang lainnya. Sementara Haechan dan Jungwoo sudah lebih dulu karena saling mengejar satu sama lain.
     “Lagi ngirit suara,hyung?”hanya gelengan kecil yang Jaehyun dapatkan atas pertanyaannya. Bukan tanpa sebab ia bertanya akan hal tersebut. Pasalnya Taeyong sejak pertama masa orientasi kemarin benar-benar diam. Ia benar-benar seolah sedang irit kata-kata. Dalam pertemuan mereka di sekolah, bisa dihitung jari kata yang Taeyong keluarkan. Mereka tentu bertanya-tanya,namun tetap saja jawaban Taeyong sama 'Tidak ada apa-apa!'. Jika sudah begitu mereka percaya saja meski sebenarnya mereka tau jika ada sesuatu yang Taeyong sembunyikan.
     “Mungkin saja ada masalah dengan keluarganya!”ucap Jonhy kala itu.
     Akhir-akhir ini juga, Taeyong lebih sering tinggal di apartemen miliknya. Padahal rumahnya tidak jauh dari sana. Mereka juga sering datang ke sana untuk sekedar menemani Taeyong atau nongkrong biasa sembari bermain game.
     Taeyong bukan tipe yang suka sesumbar akan masalah yang ia hadapi meski pada teman-temannya. Apalagi jika itu menyangkut masalah keluarga. Namun, teman-temannya tentu merasa khawatir jika Taeyong hanya memendam sendiri hal yang magganjalnya itu.

WHEREWHITAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang