TAEYONG DICEPUIN NENEK KE DITA

180 26 4
                                    

     “Eonni bisa-bisanya kau tidak memberitahu kami,”cicit Jinny dengan ekspresi kecewanya.
     “Harusnya eonni membagikan kabar bahagia ini juga kepada kami,”imbuh Zuu.
     “Mereka diam, itu artinya benar. Kalian benar-benar tega!”tambah Taeil.
     Mereka benar-benar terus meluapkan kekecewaan atas tuduhan yang tidak benar tersebut. Mereka yang meminta jawaban dan penjelasan tapi sama sekali tidak memberi kesempatan baik Taeyong maupun Dita untuk menjawab. Setia kali keduanya ingin angkat bicara selalu saja didahului atau dipotong dengan segala asumsi mereka.
     Taeyong dan Dita memutuskan diam sejenak membiarkan teman-teman mereka selesai dengan segala prasangka mereka. Barulah setelahnya mereka akan berbicara, daripada berbicara sekarang dan tidak akan selesai karena terus dipotong.
     “Kalian sudah selesai?"tanya Taeyong menatap satu persatu diantara mereka.
     “Kalau aku dan Taeyong berbicara nantinya tidak akan kalian potong?”mereka mengangguk kecil atas pertanyaan mereka,tapi ekspresi kekesalan mereka masih ada dan jelas terlihat.
     “Kalian tau, malam itu aku menghadiri pesta bersama keluarga di kediaman Pak Jung. Aku rasa Jaehyun juga tau tentang pesta itu,”Taeyong melirik Jaehyun yang mengangguk. “Aku sama sekali tidak nyaman berada di pesta itu, aku tau Jaehyun juga tidak ikut hadir disana karena sengaja. Sama denganku. Aku sama sekali tidak nyaman, makanya aku ke toilet dan disana tidak sengaja bertemu Dita disana,”Taeyong menjabarkan segalanya malam itu kepada teman-temannya. Namun, penjelasannya hanya sampai saat mereka makan malam yang tertangkap kamera live salah satu pengunjung yang ternyata berteman dengan  Doyoung si raja julid.
     Mendengar penjelasan itu, mereka hanya mengangguk pelan lalu melesatkan tatapan tajam ke arah Doyoung. Keadaan kini berbalik, Doyoung gelagapan memberi pembelaan.
     “Ya,maaf. Aku kira mereka benar-benar berkencan di belakang kita,”bela Doyoung untuk dirinya. “Aww!!!"jerit Doyoung saat satu persatu temannya melayangkan jitakan dikepalanya. “Hentikan!”cicitnya.
     “Ini dariku, semoga kejulidan dan sifat sok detektifmu itu sedikit berkurang,”ujar Jonhy mengakhiri jitakan.
     “Sedikit lega, tapi semoga saat kalian benar-benar berkencan kami semua menjadi saksinya!”celetuk Taeil membuat dua sejoli di depannya tersedak minumannya sendiri.

*****

     “Acara pembukaannya akhir pekan nanti. Acaranya sederhana, hanya ada kita dan beberapa teman appa dan ibuku,”ucap Dita.
     “Kami pasti datang,”sahut Lea.
     “Berarti ini kali pertama kita semua bertemu dengan orang tua Dita noona!”seru Haechan antusias.
     “Ya itu untuk kalian saja!”celetuk Taeyong yang kemudian menutup rapat mulutnya yang keceplosan. Syukurnya tidak ada yang menyadari ucapannya itu. Taeyong menghela napas lega, bisa ia bayangkan bagaimana jika salah satu dari mereka saja mendengar apa yang ia ucapkan barusan. Maka mereka akan diinterogasi lagi seperti saat di kantin tadi.
     “Pelan-pelan!”keluh Mark saat Jinny naik ke jok belakang motornya.
     “Ini juga sudah pelan-pelan naiknya. Memang dasarnya motormu ya g terlalu tinggi,”dengus Jinny yang kini sudah duduk.
     “Jangan lupa meluk,Jinny-si!”ledek Jonhy.
     Hari ini, Jinny bersama Mark juga Soodam,Jungwoo,Minji,Zuu akan ada kerja kelompok yang diputuskan akan dikerjakan di rumah Jinny. Alhasil, untuk mengifisienkan waktu Jinny pulang diboceng oleh Mark. Soodam tentunya bersama Jungwoo. Sedangkan Minji dan Zuu yang awalnya akan naik taksi, keduanya akan di bonceng oleh Doyoung dan Haechan yang memang tinggal tidak jauh dari kediaman Jinny sesuai dengan usulan Taeyong.
     “Yuta!”Taeyong menyenggol pelan lengan  Yuta yang masih berdiri disampingnya. Ia kemudian mengisyaratkan agar menawarkan diri untuk mengantar Lea pulang.
     “Eonni, kau yakin bisa pulang sendiri? Atau aku pesan dan taksi dan mengantarmu pulang,”Dita menawarkan diri.
     “Tidak perlu,Dita. Yuta yang akan mengantar Lea pulang. Bukan begitu,Yuta?”Taeyong kembali memberi isyarat pada Yuta.
     “Ia, biar Lea pulang bersamaku. Aku yang akan mengantarnya,”sahut Yuta. “Ayo!”
     “Tapi,ak...,”
     “Eonni , tidak apa-apa. Ayo biar kubantu!”Dita memegangi tangan Lea untuk membantunya naik ke atas motor Yuta.
      Sebuah anggukan kecil diiringi klakson menandakan Yuta dan Lea pamit pulang duluan. Tidak lupa Dita melambaikan tangannya.
     “Kalau begitu aku juga pulang dulu...,”
     “Mau menunggu bus?”Dita mengangguk. “Busnya sudah lewat sejak tadi. Ayo!”
     Taeyong kemudian menarik lengan Dita agar ikut naik ke motornya. Ini benar-benar kebiasaan Taeyong selalu saja menarik dan menarik lengan Dita. Hahaha...

WHEREWHITAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang