JIKA ITU YANG TERBAIK

45 10 2
                                    

     “Sejak kemarin kami berusaha memberimu kabar. Tapi, paman Lee melarang. Aku tidak tahu kenapa dia sampai seperti itu,”ucap Jonhy.
     Dita terdiam merasakan perih yang teramat dalam. Mendengar kabar buruk itu benar-benar membuatnya tidak berdaya. Segala sendinya terasa los begitu saja. Apalagi saat Haechan menjelaskan bagaimana kondisi terkini Taeyong yang bahkan hingga saat ini masih berada di ruang ICU. Dita tidak kuasa membayangkan bagaimana kerasnya kecelakaan yang Taeyong alami.
     “Kalian bisa mengantarku ke rumah sakit?”pinta Dita membuat Jonhy dan Haechan hanya saling menatap. “Jika kalian tidak bisa biar aku pergi sendiri saja!”
     “Dita noona, kami bukannya tidak ingin mengantarmu ke sana. Tapi, apa kau yakin ingin kesana? Sementara disana masih ada Paman Lee. Maaf, tapi dia terlihat tidak menginginkan kehadiranmu disana,”jelas Haechan meski berat.
     “Dita-si, kami tau kau sangat khawatir. Tapi,..”
     “Sudah kukatakan jika kalian berdua tidak bisa mengantarku ke sana, maka aku bisa sendiri!!!”Dita bangkit dan berlari dengan cepat keluar apartemen. Sontak Jonhy dan Haechan mengejarnya. Untung saja mereka masih sempat menyusul Dita sampai ke lift.

*****

     Ji Yun yang baru saja tiba kembali di apartemen baru dibuat semakin dongkol saat melihat Ji Seon yang sudah menunggunya dengan tatapan tajam. Ia bahkan memutuskan menghampiri Ji Yun yang jalan sangat pelan lebih menyerupai orang yang sempoyongan karena mabuk.
     “Ya, kau baru saja minum?!"Ji Seon memalingkan wajahnya dari Ji Yun.
     “Memangnya kenapa? Hah?!"sergah Ji Yun, tampaknya ia tidak terlalu mabuk. Namun, mulutnya benar-benar menyeruakkan bau alkohol yang tajam. Ji Seon dibuat menggeleng tidak habis pikir. “Ya, ada apa? Kenapa kau kemari? Harusnya kau mendekati Dita saat ini.”
     “Justru karena itu aku kemari!"Ji Seon menjitak kepala Ji Yun. “Kau sendiri, apa yang sudah kau lakukan? Kenapa rencana yang sudah berjalan seolah belum ada dampak sama sekali?”
     “Ya! Ji Seon-si! Harusnya aku yang tanyakan itu padamu juga? Harusnya kau secepat mungkin bertindak merebut hati Dita!!”geram Ji Yun saat Ji Seon justru memojokkannya.
     Hanya itu terus yang keduanya saling balikkan. Saling menyalahkan satu sama lain dan saling memojokkan. Hal tersebut tentunya menjadi tontonan orang-orang yang berada di sekitar sana. Apalagi disana ada banyak anak dan orang tua  yang sengaja keluar merayakan natal sembari bermain salju.
     Gi Nam turun ke lobi apartemen saat menerima panggilan jikalau makanan yang ia pesan telah tiba. Ia hendak kembali ke atas namun saat melihat dari kejauhan pertengkaran Ji Yun dan Ji Seon yang jadi tontonan warga, membuatnya bergerak cepat menengahi keduanya. Ia lantas menarik keduanya segera ke apartemen. Tidak mungkin juga menegur dan memarahi keduanya disana.
     “Ya! Kalian ini apa-apaan?!Hah?!"bentaknya seraya menepis keduanya saat tiba di flat apartemen.
     “Ini semua karena Ji Seon,eomma!”tuduh Ji Yun.
     “Ini karena anak bibi yang...,”
     “Yang apa? Hah?!"sentak Ji Yun.
     “Ya!!!”teriak Gi Nam menghentikan pertengkaran yang masih saja berlanjut. “Kaliam bisa tidak saling menyalahkan dan melempar seperti ini?! Hah?!"Gi Nam menatap keduanya silih berganti dengan penuh amarah. Emosinya semakin meledak saat menyadari jika Ji Yun baru saja meminum alkohol. Padahal ia tadi diminta untuk menemui Taeyong.
     Keduanya lantas menyampaikan segalanya ke Gi Nam. Baik Ji Yun ataupun Ji Seon, keduanya sama-sama merasa belum ada dampak dari rencana mereka saat ini. Gi Nam hanya menggeleng dibuatnya.
     “Ya, ini baru hari pertama. Bahkan belum sampai 24 jam. Jadi, kalau misalkan hari ini belum berhasil bukan berarti menjadi hari terakhir. Masih ada hari esok,”ujar Gi Nam. “Hal yang terpenting adalah, kalian berdua konsisten dan terus berusaha mendekati. Lakukan segala taktik, baik itu taktik yang baik bahkan yang buruk sekalipun. Kita sudah sampai sejauh ini.”
     Tidak ingin rencana berakhir sia-sia, Gi Nam kembali mecekoki keduanya untuk terus berusaha dan mengatakan jika apa yang mereka lakukan itu tidak salah karena itu adalah hak mereka. Ji Yun dan Ji Seon tampak mudah dipengaruhi dan benar-benar terdoktrin.

WHEREWHITAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang